___
Pak Dery bertanya kembali mengenai cerita Kakek Izwar, "Lalu apa yang terjadi setelah mereka memotong lenganmu Kek, apakah kau melihat ayahku saat itu?"
Raut wajah Kakek seakan sedih.
"Saat aku kehilangan lengan kananku, aku hanya memikirkan nasib keluargaku, jadi aku tak tahu. Mereka hanya menumpuk mayat dan membakarnya itulah yang kulihat saat itu. Aku kembali berjalan kaki untuk melihat keadaan Kota Venavo dengan beberapa temanku yang selamat hanya untuk menemukan rumah-rumah hancur dan mayat-mayat orang tak berdosa yang telah tewas. Kami mulai berkeliaran di jalan-jalan, memanggil orang-orang yang selamat, tetapi tidak ada yang menjawab.
Saat aku mencari lebih dalam ke pusat kota, aku menemukan sekelompok orang yang membuat komunitas. Di sana, aku menemukan beberapa orang yang selamat dari pembantaian. di antara mereka aku tidak menemukan orang yang kukenal, beberapa orang menangis bahagia melihat keluarganya yang selamat dan berpelukan berlinang air mata, sebagian duduk dan berdiam diri dengan tatapan mata yang kosong, dan sebagian lagi dipenuhi dengan kemarahan dan keputusasaan atas apa yang telah terjadi pada kota kami.
Pagi harinya, datanglah bantuan dari kerajaan, kami keluar untuk melihat kerusakan. Bau kematian sangat menyengat. Ketika kami sedang membereskan dan mengumpulkan mayat-mayat untuk dikuburkan diliang lahad yang sama, salah satu dari seorang temanku menemukan jasad keluargaku, aku bergegas untuk memastikannya, dan itu benar-benar keluargaku, lalu aku mengubur mereka secara terpisah dari yang lainnya.
Seiring waktu berjalan, mereka mulai membangun kembali tempat tinggal mereka dan bekerja sama sebagai komunitas, tetapi tidak denganku. Setelah aku mendapatkan kompensasi berupa emas atas hancurnya rumahku dan perjuanganku, aku bepergian dari kota ke kota menghambur-hamburkan uang yang kudapatkan pada saat itu, dengan niat agar bisa melupakan apa yang telah terjadi kepadaku."
Kakek Izwar mengepalkan tangannya sembari bercerita, "Namun aku tidak pernah bisa melupakan semua hal itu. aku pun membuang niatku untuk melupakan semua hal itu dan menerima semua hal yang telah menimpaku, hal-hal buruk maupun baik yang terjadi kepadaku. Apa kau tahu alasannya Nak Arezha?" Kakek bertanya kepadaku.
Mengapa dia tiba-tiba bertanya kepadaku? "Aku tidak tahu Kek, maaf."
Kakek Izwar pun menatap mataku dan menjawab pertanyaannya sendiri seolah hal itu ditujukan kepadaku. "Karena aku berharap agar bekas luka dihatiku ini bertahan selama mungkin, sehingga aku dapat mengingat kembali betapa hebatnya aku menghadapi semua hal yang menimpaku saat itu dan tetap bertahan sampai detik ini walaupun itu semua terkadang menyakitkan jika diingat kembali. Semua itu sudah menjadi bagian dalam diriku."
Pak Dery menanggapi kata-kata Kakek Izwar, "Sungguh kalimat yang bijak Kek, kuharap aku bisa menjadi sepertimu."
"Terima kasih Dery, tetapi janganlah menjadi sepertiku haha. Menghamburkan uang adalah tindakan yang bodoh, lalu hidup dalam kemiskinan."
Mendengarkan cerita Kakek Izwar dan Pak Dery membuatku lupa pada waktu, aku pun bediri dari tempat duduk ku dan berpamitan. "Sepertinya sudah terlalu malam, aku akan segera pulang sekarang."
Kakek Izwar menghentikanku. "Tunggu Nak Arezha... aku sungguh berterimakasih atas kebaikanmu."
Mendengarnya begitu membuat hatiku senang. "Jangan dipikirkan, aku hanya membalas kebaikanmu karena Kakek sudah memberiku tempat."
Pak Dery juga mengingatkanku, "Jangan lupa besok akan menjadi hari yang sibuk Reza! aku ingin kau datang sebelum matahari terbit."
"Baik Pak Dery, aku akan datang sepagi mungkin besok." lalu aku pun pergi meninggalkan kedai. Mereka berdua sepertinya masih saling bercerita.
___
Aku memasuki rumah dan menyalakan lilin. Ranjang terlihat sangat indah ketika aku merasa lelah, aku berbaring di atas ranjang menatap langit-langit, memikirkan rencana akan hidup seperti apa diriku ini kedepannya. Mungkin aku akan menjadi penguasa tanah? Pemilik kedai seperti pak Dery? Atau seperti orang-orang hebat? Banyak sekali kemungkinannya.
___
Kerajaan Xiris
Kota Sernia
24 Januari 1300
___
Sepertinya aku tertidur lelap malam tadi, aku keluar untuk melihat waktu. Udara yang dingin yang masuk membuatku merinding ketika aku membuka pintu, hari masih gelap tetapi sepertinya aku sudah beristirahat dengan cukup. "Sepertinya ini waktu yang tepat untuk memulai bekerja." Aku mengambil obor yang menyala dan menuju kedai. Aku melewati rumah Adry hingga terpikir, apakah Adry tinggal bersama ayahnya? aku sama sekali tidak melihat ayahnya pulang ke sini, lalu melanjutkan perjalananku menuju kedai.
Sesampainya aku membuka pintu kedai, melihat Kakek Izwar dan Pak Dery yang tertidur dimeja bundar, sepertinya mereka sangat asyik mengobrol banyak hal ketika aku tidak ada. Aku membangunkan Pak Dery. "Pak bangunlah, aku siap untuk bekerja hari ini."
Pak Dery sepertinya begadang malam tadi, dia terbangun dan melihat jam lilin. "Terima kasih sudah membangunkanku Reza. Aku masih mengantuk tunggu sebentar." Pak Dery mengusap-usap wajahnya lalu berkata, "ikutlah aku." Pak Dery berdiri dan menuju ruang pribadinya membuka laci-laci mencari sesuatu, dia mengeluarkan selembar kertas dan meberikannya kepadaku. " Bisakah kau memberikan ini pada seseorang di pelabuhan?" Sebuah kertas berisi perjanjian jual beli berstempel keluarga Birken.
Lalu aku bertanya, "Harus kuberikan kepada siapa ini?" Pak Dery menjawab, "Hmm, carilah kapal laut pedagang yang memiliki bendera bersimbol seperti ini." Pak Dery mengambil secarik kertas dan menggambar simbol tersebut dimejanya kemudian memberikannya kepadaku. "Mereka pedagang dari Kerajaan Sandvog, aku mengimpor banyak minuman beralkohol dari sana, mereka menyediakan komoditas termasuk alkohol terbaik dari Sandvog." Pak Dery membuka kotak penyimpanannya, aku terkejut melihat penyimpanannya yang penuh dengan emas batangan yang berkilauan.
"Tunggu sebentar aku akan menghitungnya terlebih dahulu. Pastikan setiap keranjang kotaknya, 1 kotak besar biasanya berisi 20 botol alkohol, jumlah semua kotak itu harus ada 25." Pak Dery menghitung koin emasnya di atas meja dan memasukannya kedalam kantung saku. "Ini semua berjumlah 22 koin emas besar." Lalu menyerahkan kantung itu kepadaku.
Wah, jumlah yang banyak sekali. Jika aku hitung-hitung, AKU BISA HIDUP DENGAN EMAS INI TANPA BEKERJA SELAMA 9 TAHUN!
"Untuk berjaga-jaga bangunkanlah penjaga kedaiku di atas." Penjaga apa?
Ya lagipula aku tidak berniat membawa kabur uang ini, apa yang kupikirkan.
"Aku tidak melihat penjaga kedai kemarin, kau memiliki penjaga?", tanyaku penasaran.
Pak Dery menjawab, "Aku membuat kontrak dengan mereka kemarin siang", Pak Dery menunjuk lantai 2, "Bawalah mereka bersamamu. Ah iya, aku lupa, sewalah 1 atau 2 kereta kuda juga untuk mengangkut semua alkohol itu." Pak Dery memberikanku 20 koin perak tambahan.
Aku mengikuti seluruh instruksi yang Pak Dery berikan. Pertama aku membangunkan penjaga yang dimaksud Pak Dery. Mereka berjumlah 3 orang dengan badan yang cukup besar, apakah semua penjaga menakutkan seperti ini?
Ketika aku mencoba membangunkannya, salah satu dari mereka terbangun seorang pria berambut dan bermata coklat, spontan mengambil bilahnya mengarahkan kepadaku, lalu berteriak, "Siapa kau!?" Sehingga yang lain pun terbangun.
Karena merasa takut, aku mundur beberapa langkah dan menenangkannya dengan gemetar. "Tenanglah, aku bekerja di sini."
Pak Dery sepertinya mendengar dari bawah dan berkata, "Jangan berteriak! turunlah aku memiliki tugas untuk kalian."
Aku pun mengikuti perkataan Pak Dery dan mereka menyusul menuruni tangga.
Pak Dery pun menjelaskan kembali perintahnya kepada mereka. "Antarlah Reza dan jaga barangnya"
___
Walaupun kedai ini terletak dekat dengan pelabuhan, aku sama sekali belum pernah melihat pelabuhan secara langsung.
Ketika aku sampai dipelabuhan aku terkagum melihat Pelabuhan Regia yang indah. Matahari yang mulai terbit dan angin sepoi-sepoi bertiup melintasi pelabuhan. Orang-orang berlalu lalang telah berkumpul untuk melakukan aktivitasnya masing masing dari dermaga. Aku terpesona oleh pemandangan air yang berkilauan dan cahaya keemasan yang terpantul dari bangunan.
Pelabuhan terasa sangat hidup. Cahaya dari matahari menyinari segala sesuatu di sekitar pelabuhan, menonjolkan setiap detail pemandangan kota.
___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments