...[KRINGGGGGG]...
Bel masuk sudah berbunyi. Aku masih tertidur dengan headset di telinga. Sagi datang menghampiri ku setelah menaruh tasnya di mejanya.
"Yo, Nico. Bangun kawan. Sudah masuk" Sagi mencoba membangunkan ku.
"Aku tahu. Pergilah, sebentar lagi lagunya selesai. Sekarang sedang bagian terenak nya" respon ku dengan nada lemas.
Sagi tersenyum, lalu ia duduk di kursinya. Beberapa saat kemudian, aku mencium aroma parfum yang wanginya sudah sangat familiar di indra penciuman ku.
Ketika aku melirik ke kanan, sudah kuduga kalau itu adalah gebetanku Hana. Tapi kali ini ekspresi wajahnya berbeda sekali, dia sangat berbeda dari biasanya. Karena aku tidak terlalu ingin ikut campur dan sedang menikmati kehidupan sekolah ku, aku kembali tidur saja sampai Bu Ellie datang.
Waktu berlalu. Aku merasa jika Bu Ellie tidak datang hari ini, entah aku tidak tahu alasannya. Karena hal itu membuat ku heran, aku bangun dan melepas headset ku untuk melihat sekitar.
Dari yang kulihat, kelas sangatlah berisik. Dimulai dari beberapa teman sekelas ku yang sedang melakukan live streaming, recording, membuat konten yang tidak ada manfaatnya, dan ada yang memiliki kesibukannya masing-masing.
Tapi Hana tidaklah seperti mereka. Ia hanya sedang bermain ponselnya, mungkin ia sedang mengeksplorasi beranda sosmed seperti biasanya. Sedangkan Sagi sedang tidur, mungkin karena pekerjaannya semalam.
Aku berniat untuk kembali menikmati musik di headset ku sembari tertidur, tetapi ada sesuatu yang menggangguku. Entah perasaan ku saja atau narsis dadakan, tetapi aku seperti mendengar beberapa murid cewek sedang membicarakan ku. Dari tampangnya sih, mereka sedang tidak berbicara tentang keburukan ku.
"Begini kah resiko memiliki wajah tampan?" pikirku, "lupakan."
Ketika aku berniat memasang headset ku kembali, aku terkejut karena suara notifikasi ponselku mengejutkanku. Beruntung saja aku menggunakan headset, orang-orang disekitar tidak akan ikut terkejut juga dengan notifikasi ku.
Aku melihat dan memencet notifikasi itu. Ternyata itu adalah pesan dari Bu Ellie, "Nico, aku ingin memberitahu mu sesuatu. Datanglah ke depan pintu kantor, ibu menunggumu."
"Huh, baiklah" kemudian aku beranjak dari kursi ku dan berjalan menuju pintu kelas.
Tetapi, "Mau kemana kau Nico?" Hana menarik tanganku.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" aku membalikkan pertanyaan.
"Tidak biasanya kau tiba-tiba beranjak dari tempat duduk mu."
"Terimakasih sudah perhatian dan peduli denganku" aku melepas genggaman tangan Hana dan meninggalkannya.
Hana merasa heran dengan hal yang tidak biasanya kulakukan.
Setelah aku keluar dari kelas, aku menuju ke depan pintu kantor sesuai dengan permintaan Bu Ellie. Dari koridor sekolah, aku sudah melihatnya menunggu di depan pintu kantor sedang bermain ponselnya. Aku berjalan menghampirinya tanpa berkata-kata.
"Nico, akhirnya datang juga" Bu Ellie mematikan ponselnya.
"Ada perlu apa denganku bu?"
Bu Ellie memberikan brosur yang banyak sekali, "jika bisa diminta tolong, aku ingin kamu memberikan brosur ini ke semua kelas dari A sampai Z."
"Hah? mengapa harus aku?" keluh ku.
"Karena aku tahu siapa dirimu Nico. Aku melihat biodata mu" jawab Bu Ellie.
"Lalu apa hubungannya dengan biodata ku dan brosur ini?" heran ku.
"Apa kau mau identitas mu ku sebar?"
"Dadah ibu, aku akan membagikan brosur ini" aku meninggalkan Bu Ellie.
"Eits, tunggu sebentar Nico" Bu Ellie menarik ku.
"Apalagi Bu?"
"Sekalian untuk kelas A, tolong buat struktur kelas dan pilih seksi-seksi kelasnya oke?"
"Akan ku usahakan."
Aku melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Bu Ellie untuk membagikan brosur ini.
"Bu Ellie konyol. Haruskah dengan mengancam untuk mengontrol ku ini?" keluh ku.
Sembari berjalan menuju kelas-kelas lain, aku melihat brosur itu yang ternyata adalah brosur untuk festival infamous 6 bulan nanti.
"Jadi festival itu benar-benar akan diselenggarakan ya?" lalu aku kembali mengingat isi surat undangan itu.
"Baiklah aku harus membagikan brosur ini ke semua kelas."
Dikarenakan tidak mungkin aku akan membagikan seluruh brosur ini sendirian, tentu saja aku akan meminta tolong seseorang.
...[Beberapa saat kemudian]...
"Jadi butuh bantuan apa, Nico?"
Tentu saja aku memanggil Hana karena aku tidak bisa menjelaskan tentang brosur-brosur ini untuk semua kelas.
"Seperti yang kau lihat, Hana" aku menunjukkan satu brosur yang sedang ku bawa.
"Festival? menarik" Hana bersiap membantu.
"Baiklah mau dimulai dari kelas mana?"
"Dari kelas A dahulu" saran Akira.
"Ayo" aku berjalan menuju kelas ku terlebih dahulu.
...[Kelas A]...
Aku memasuki kelas A yang sangatlah berisik. Tetapi ketika aku masuk dengan membawa brosur itu, semua orang melihat ke arahku dan seketika terdiam.
"Amanat dari Bu Ellie, aku harus memberikan brosur ini dan diberikan kepada kalian semua" aku menjelaskan.
"Memang kemana Bu Ellie?" tanya salah satu murid.
"Semua guru sedang rapat" jawabku.
Setelah itu Hana membagikan brosur nya kepada semua murid di kelas A. Reaksi mereka rata-rata sangatlah tidak sabar untuk festival itu segera.
"Baiklah ayo ke kelas lain" ajak ku ke Hana.
...[Kelas B]...
Setelah aku mengetuk pintu kelas B, aku masuk dengan membawa brosur itu. Ini pertama kalinya aku memasuki kelas lain. Aku melihat keadaan kelas B ternyata tidak jauh beda dari kelas A, yaitu sama-sama berisik.
"Anu, mohon perhatiannya sebentar" Hana mengangkat tangannya dan menepuk tangannya sebagai meminta perhatian.
Orang-orang disini sangatlah peduli, mereka melihat kami dan akan mendengarkan kami. Aku dan Hana menjelaskan tentang brosur ini dan diberikan kepada mereka satu-persatu untuk semua murid.
...[Kelas C]...
Setelah aku mengetuk pintu kelas C, aku langsung masuk dengan membawa brosur-brosur juga.
Keadaan kelas ini sangatlah rapih. Tidak terlalu berisik. Kiera melambaikan tangan kepada kami sebagai sapaan.
Aku melihat bangku kosong yang sepertinya itu adalah bangku nya Touré yang masih belum dapat menghadiri kelas ini. Tetapi di sebelah bangku Touré, di sana ada V yang sedang melihat pemandangan di jendela.
Tanpa pikir panjang aku menjelaskan dan membagikan brosur ini ke semua murid di kelas ini.
...[Kelas D-Z]...
Seperti biasa, aku mengetuk dan langsung masuk dengan membawa brosur itu. Kelas D adalah kelas yang followersnya dibawah 100k. Dan kelas Z adalah kelas yang muridnya memiliki di atas 1000 followers. Sangatlah jauh untuk mengejar kelas A jika dari kelas Z.
Untuk orang yang membeli followers, jika ketahuan maka akan langsung dikeluarkan dari sekolah tanpa ada alasan. Karena semenjak sekolah ini dibangun, penjual followers ilegal semakin meluas dan selalu mendapatkan keuntungan untuk yang followersnya sedikit.
Setelah kami sudah memberikan semua brosur, aku diminta untuk kembali ke depan pintu kantor. Hana hendak untuk kembali ke kelas, tetapi aku mengajaknya untuk ikut bersamaku. Hana yang awalnya menolak, setelah ku paksa akhirnya dia mau juga.
...[Di depan pintu kantor]...
Bu Ellie sudah menunggu sembari melihat pemandangan di jendela.
"Halo ibu" Hana menyapanya.
"Nico, Hana. Aku tidak menyangka kamu akan mengajaknya kemari."
"Dia satu-satunya yang mau membantuku untuk membagikan brosur ini."
"Loh, bukannya kamu hanya menghubungi ku saja?" kata Hana.
Aku meliriknya dengan tatapan tajam sembari menutup mulutnya.
"Haha, baiklah terimakasih sudah mau menolong ibu meski secara terpaksa."
"Jadi apakah kami boleh kembali ke kelas?" tanyaku.
"Oiya nanti ada yang ingin ku bicarakan sepulang sekolah Nico. Aku harap kamu dapat menemui ibu di kantor nanti" permintaan Bu Ellie.
"Ouh, apa aku berbuat salah?" cemas ku.
"Tidak tidak, ini hanya mengenai festival."
"Sial, pasti akan berhubungan dengan ayahku atau kakakku" pikirku, "baiklah Bu."
Setelah itu, aku dan Hana kembali ke kelas untuk menjalankan kesibukan kami masing-masing. Bu Ellie kembali ke dalam kantor untuk melanjutkan rapatnya dengan guru lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments