Episode #08

Sementara orang tua dari almarhum istri Zafian juga sudah tidak ada sejak lama, karena saat mereka menikah, istri Zafian sudah menjadi anak yatim-piatu.

Sungguh jalan kehidupan yang begitu rumit untuk di jalanin oleh Zafian meskipun dia memiliki kekayaan yang berlimpah tapi dia tidak merasakan kebahagiaan yang cukup sedikit pun.

"Baik lah Alex, segera lakukan tugas mu, setelah itu kembali dengan cepat, karena hari ini kita ada jadual rapat dengan beberapa klien penting."Ucap Zafian dengan raut wajah kesal.

"Baik tuan muda."Ucap Alex yang kemudian mengendong Nikel untuk menuju mobil.

"Paman Alex, mengapa dady terlihat kesal pagi ini?"Tanya Nikel sambil mengatur posisi duduk nya di dalam mobil pribadi sang Dady.

"Tidak ada tuan muda kecil, tuan muda Zafian hanya memikirkan soal pekerjaan nya."Jawab Alex yang kemudian menyalakan mesin mobil nya dan melaju meninggalkan vila.

Sedikit informasi untuk reader, Nikel itu baru berusia lima tahun dan masih bersekolah di TK terkenal dan terelit di kota itu.

Setelah mobil Alex yang mengantar Nikel ke sekolah keluar dari gerbang vila, baru lah Ziva tiba di sana.

"Pak ini ongkos taxi nya, terima kasih."ucap ziva yang kemudian berlari kecil masuk ke dalam gerbang vila.

"Apa saya boleh masuk?"Tanya Ziva kepada dua orang bodyguard yang sedang berjaga di depan pintu villa.

"Anda pengasuh tuan muda kecil?"Tanya salah satu dari dua bodyguard itu.

"I,iya."Jawab Ziva gugup dan agak ngeri melihat orang bertubuh besar itu.

"Baik, nona pengasuh, silahkan masuk."Ucap nya membuka kan pintu.

Setelah di persilahkan untuk masuk, Ziva pun berjalan dengan pelan masuk ke dalam villa itu.

Dia kebingungan karena suasana vila yang cukup sepi.

"Apa yang harus aku lakukan? Emm, ngomong-ngomog, aku tidak melihat anak yang akan aku asuh, bahkan sejak semalam!"Gumam Ziva mengaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Permisi!"Ucapam seseorang menepuk pundak Ziva.

"Astaga!"Kaget Ziva.

"Maaf aku membuat mu kaget, apa kau nona pengasuh?"Tanya wanita yang seperti nya adalah kepala pelayan di vila itu.

"Iya, itu aku."Jawab Ziva lagi.

"Perkenalkan,saya "Arum" nona bisa memanggil saya dengan sebutan bi Arum, dan saya adalah kepala pelayan di vila ini, kedepan nya nona pengasuh ikuti arahan dari saya, dan jika ada yang di butuhkan atau ingin bertanya sesuatu nona pengasuh bisa pangil saya saja."Ucap wanita itu dengan tutur kata tegas.

"Ba,baik, bi Arum."jawab Ziva di selimuti rasa gugupnya.

"Oh iya nona, tuan muda Zafian meminta nona pengasuh ke ruangan nya, mari saya antar."Ucap bi Arum yang kemudian berjalan mendahului Ziva.

"Orang-orang di vila ini penuh tata kerama dan wibawa yang tinggi."Batin Ziva sambil berjalan mengikuti bi Arum dari belakang.

Selang beberapa menit kemudian, mereka pun tiba di depan sebuah ruangan yang di atas kepala pintu nya bertuliskan "Ruang Peribadi/ ruang kerja tuan Zafian"

"Wahh, ada tulisan nya."Batin Ziva sudah seperti orang kuno sana celingak-celinguk sana sini.

"Ayo nona, silahkan masuk, kalau begitu saya permisi dulu."Ucap kepala pelayan itu dan kemudian berjalan pergi meningal kan Ziva.

Tok … tok … tok.

Ziva mengetuk pintu itu beberapa kali, sampai terdengar suara yang menyuruh nya untuk masuk ke dalam.

"Silahkan masuk!"Ucap suara dari dalam ruangan tersebut.

Ziva pun membuka pintu nya dengan pelan dan masuk ke dalam ruangan itu.

"Kau tau ini hari pertama mu bekerja?"Ucap Zafian kepada Ziva.

"Iya, iya tuan saya tau."Ucap Ziva yang kini akhirnya mengerti mengapa dia sampai di panggil ke ruangan peribadi majikan nya.

"Lalu mengapa kau telat?"Tanya Zafian.

"Aku, di jalanan macet parah."Jawab Ziva Tampa menatap Zafian.

"Karena kau telat,gaji mu di potong 5%, anggap saja ini sebagai pelajaran untuk mu agar kau tidak terbiasa datang telat."Ucap Zafian dengan tatapan tajam nya.

"Apa? Di potong? Mengapa begitu? Aku hanya telat sepuluh menit saja!"Ucap Ziva reflek dan berteriak.

"Kalau begitu tujuh persen, karena kau berani meneriaki majikan mu sendiri, kau benar-benar tidak di siplin."Tegas Zafian.

"Astaga!"Ucap Ziva kesal namun buru-buru menutup kembali mulut nya takut jika tujuh persen akan berubah menjadi sepuluh persen.

"Apa? Kau mau berteriak lagi?"Ucap Zafian menatap Ziva dalam.

"Tidak-tidak, maaf kan aku,aku tidak akan mengulangi nya lagi."Ucap Ziva sambil membungkuk memberi hormat.

"Bagus, sekarang ikut aku,aku akan memberitahu mu bagaimana dan apa saja yang harus kau lakukan dengan putra ku."Ucap Zafian berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari ruang tersebut.

Ziva yang masih kesal pun berjalan di belakang Zafian dengan beberapa umpatan kecil yang keluar dari bibir nya.

"Dasar galak, baru bekerja saja sudah mau potong-potong gaji."Umpat Ziva dari belakang Zafian.

"Jangan mengumpat, pendengaran ku sangat kuat."Ucap Zafian terus melangkah kan kaki nya.

Ziva yang mendengar itu pun buru-buru diam dan memutuskan untuk tidak bicara lagi sebelum Zafian mengajak nya bicara.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sebuah kamar dengan nuansa biru yang cantik seperti langit di tengah hari tanpa awan.

Di depan kamar itu tertulis nama "Nikel Muner"

"Seperti nya seluruh kamar dan ruangan di vila ini ada nama nya ya tuan?"Tanya Ziva kepada Zafian.

"Seperti yang kau lihat."Ucap Zafian yang kemudian memegang gagang pintu kamar tersebut dan membuka nya.

Tidak hanya bagian luar nya yang di cat biru, dalam kamar nya juga berwarna biru, tapi agak sedikit pekat dari biru luar kamar.

Kamar itu rapi dan juga bersih, seperti nya mereka para maid di vila tidak pernah membiarkan kamar itu berantakan atau kotor.

"Ayo masuk."Ucap Zafian kepada Ziva.

Ziva pun ikut melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kamar tersebut dengan hati-hati.

Bersambung ….

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***