Aku memutuskan untuk tidak menyiksa Keysha lagi, karena kami berencana akan memiliki anak bersama. Aku tidak tahu mengapa, tidak suka saat mendengar kata cerai darinya. Bahkan, setiap malam, dia selalu mengigau memanggil nama Rangga. Aku benar-benar kesal, karena aku merasa, Rangga itu tidak pantas mendapatkan wanita seperti Keysha. Yang terlampau polos, dan baik hati tersebut. Eh tunggu, mengapa aku memujinya? Tapi biarlah, karena dia istriku. Jadi, sudah sewajarnya aku memuji istriku sendiri bukan ?
Namun, tidak secepat itu melupakan Amira. Dia, dan aku sudah sangat lama mengenal, jauh daripada Keysha. Rasanya, sulit sekali aku melupakannya. Padahal, dia telah menikah dengan pria lain, serta sudah memiliki calon buah hati. Hati ini masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini, aku bahkan sangat membenci Kak Rangga. Aku tidak memanggilnya Kakak lagi, justru aku memanggilnya Brengsek atau Rangga saja. Aku bingung, dimanakah letak sopan santun yang selama ini aku terapkan?
Aku, dan Amira menjalin hubungan serius selama 1 tahun saja. Selebihnya, kami hanya sebatas sahabat, bukan sebagai sepasang kekasih. Aku dan dia berbeda 7 bulan, dan aku lebih tua darinya. Maka dari itu, dia memanggilku Kakak. Begitupun dengan istriku, Keysha dan Kak Rangga, mereka berbeda 10 bulan. Aku, dan Kak Rangga, sama-sama lahir pada bulan Januari, sementara itu Keysha bulan November, dan Amira bulan Agustus. Dan jarak usiaku dengan Keysha berbeda 2 tahun.
Mungkin saja, aku harus sering melakukan hubungan intim dengan Keysha. Supaya, Amira tidak lagi muncul dalam pikiranku.Mami, pernah bilang padaku, untuk menjaga Keysha sebelum melamar wanita itu, karena aku akan menjadi suaminya. Papi juga sama, makanya aku harus menjaga dan membimbing istriku. Keysha, tidak seharusnya mendapatkan perlakuan buruk dariku. Aku, sungguh menyesal.
" Al, kamu kok melamun sih, makan dulu ih. Jangan kebanyakan bengong!" ujarnya lembut.
Suaranya itu, membuatku teringat akan sesuatu. Apalagi, jika bukan aktivitas ranjang kami. Makanya, aku selalu berpesan padanya, jika didepan pria lain. Tidak perlu berbicara seperti itu, cukup denganku saja.
Aku memintanya, untuk menyuapi aku. Dengan sabar, Keysha menyuapi aku, sampai-sampai kami jadi tontonan orang disebelah kami. Ah biarkan saja, mungkin dia jomblo. Jika dilihat dari dekat, Keysha sangat cantik. Hidungnya yang mancung, pipinya yang tirus, kulitnya yang putih bersih, dan kakinya yang jenjang itu begitu menakjubkan menurutku. Tapi, aku tidak suka dia memamerkan keindahan tubuhnya untuk orang lain. Jika didepan ku tak apa memakai pakaian seksi, aku bahkan suka jika dia tidak mengenakan sehelai benangpun. Namanya juga pengantin baru, jadi pikiranku ini benar-benar kotor.
Aku bingung, apakah aku sedang cemburu? Ah tidak tahu, masa iya sih aku begitu cepat, mencintainya? Entahlah, sudah seharusnya aku harus fokus pada Keysha . Tapi, aku masih belum yakin jika aku sudah mencintai dia. Jadi, sebaiknya pelan-pelan saja, aku mengenalnya.
" Key, aku mau makan itu ! " ujarku menunjuk capcay.
Keysha, hanya mengangguk sebagai jawaban, dia kemudian mengambilkan capcay, dan menyuapinya padaku. Sungguh, aku benar-benar bahagia hari ini. Tetapi, tidak lama kemudian kebahagiaanku dipatahkan oleh kehadiran Kak Rangga, yang sedang membawa kopernya. Keysha, menatap wajah pria itu dengan tatapan nanar. Membuatku tidak suka dengan tatapan matanya. Yang mengikuti arah kepergian pria brengsek itu.
" Key, aku mau ayam lada hitamnya juga ! " kataku sembari mengeraskan suara.
Dia menoleh ke arahku, tanpa basa-basi dia segera mengambilnya dan menyuapinya padaku.
" Kamu masih memperhatikan dia ? "
Aku, menunjuk seorang pria yang sedang berjalan kian menjauh dari pandangan kami.
" Ah, Al M... Maafkan aku, aku ...! "
Dia sungguh tergagap saat ingin menjelaskan padaku, membuatku kian meradang. Tapi, aku tidak boleh memarahinya di depan umum. Akan sangat memalukan baginya. Papi, pernah berkata padaku, jika aku ingin menasihati seseorang hendaknya tidak boleh dihadapan publik. Salah satu adab dalam menasihati seseorang, yang harus aku terapkan. Jadi, sebaiknya aku fokus untuk makan saja dulu. Istriku memang salah, tapi tidak boleh aku mempermalukan dirinya di depan publik. Itulah sebabnya, aku benci saat mendengar perkataan orang-orang yang membencinya, mengatai Keysha dengan perkataan yang kasar. Apalagi, hampir disetubuhi oleh pria tidak dikenal satu Minggu yang lalu.
Setelah makan siang, kami pergi berjalan-jalan di sekitar pantai. Aku, menggenggam erat jari-jemari tangannya. Dia, menatapku penuh tanya, tapi sedetik kemudian dia tersenyum manis padaku. Astaga, jantungku hampir copot karenanya . Keysha, Keysha pantas saja banyak sekali yang menyukainya, dia cantik sih. Eh kok aku malah memujinya lagi sih. Sudahlah biarkan, memang kenyataannya dia cantik.
" Enggak kerasa ya Al, kita menikah sudah 8 hari ? " ujarnya.
" Kamu benar! " jawabku.
Aku, menatapnya dengan lembut, lalu aku rapikan rambutnya, dan mengaitkannya pada telinganya.
" Kamu cantik Key ! " ujarku tanpa sadar.
" Aku tahu, kamu mulai mencintai aku kan ? "
Deg,
Mendengar pertanyaannya aku jadi salah tingkah. Apakah benar, aku sudah mulai mencintai dia? Apakah cinta datang secepat itu? Ah itu tidak mungkin, pasti aku hanya ingin memujinya saja. Mana ada aku secepat itu jatuh cinta padanya.
" Jangan kepedean, aku cuma memberikan perhatianku padamu. Ah iya, kalau ada Kak Rangga istighfar dan tundukkan pandangan. Dosa tahu, mikirin suami orang, sementara itu kamu sudah memiliki aku sebagai suamimu! "
" Cieee, cemburu ya ? " katanya sumringah.
" Dih, konyol siapa juga yang cemburu. Aku, hanya mengingatkan kamu sebagai seorang istri. Ingat, jangan pernah memikirkan dia lagi, kamu harus setia padaku! " ujarku penuh penekanan.
" Baiklah, sayangku suamiku tercinta ! "
Aku sungguh jengkel mendengarnya bersikap imut seperti itu. Aku kan pria dewasa, bukan anak kecil lagi, buktinya aku bisa melakukan ritual pembuatan anak. Keysha ini benar-benar ya.
" Al, kamu marah ya ? " tanyanya khawatir.
" Memang aku marah, jangan begitu Key aku bukan anak kecil lagi . Aku saja bisa membuatmu tidak berdaya, semalam kamu menjerit-jerit memanggil namaku. Itu saja sudah menjadi bukti, jika aku lebih berkuasa daripada kamu. Ini, kamu menghinaku seperti itu, aku kesal Key! "
" Ya Allah, Al maaf deh. Sekarang aku harus bagaimana, supaya kamu memaafkan aku ! "
Aku tersenyum bahagia, saat mendengar perkataannya.
" I want you to kiss my lips ! " kataku manja.
Keysha, menganggukan kepalanya. Dan, dia mulai mendekatkan wajahnya padaku. Dia, memejamkan matanya, begitu pula denganku. Akan tetapi, suara panggilan masuk dari ponselku menggagalkan kemesraan kami. Aku tidak tahu, mengapa menjadi kecewa karena panggilan masuk tersebut.
" Key maaf! " ujarku tulus.
Keysha tersenyum manis, dia menyenderkan kepalanya pada pohon kelapa yang tepat berada di belakang kami. Aku mengangkat panggilan masuk, dari Mami sementara itu Keysha, memejamkan matanya menikmati semilir angin di pulau Dewata Bali ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments