Martial Art Heaven Peak
Wu Sheng adalah Ahli Bela Diri yang sangat berbakat di dalam bidang pengobatan, formasi dan menjinakkan Hewan Buas yang sedang duduk bersantai meratapi kesepian dan rasa penyesalan yang mendalam secara tidak terduga mendapatkan serangan mendadak dari musuhnya yang bersembunyi hingga terpaksa harus kehilangan nyawanya.
“Aku telah menjadi Ahli Bela Diri yang sangat disegani di tiga Benua ini tapi aku sendirian dan kesepian!” gumam Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang sedih sambil berdiri di atas puncak Gunung Tianghe.
“Ayah! Ibu! Kak Wu Lei dan Adik Yaoyao! Kenapa kalian meninggalkanku sendirian?” gumam Wu Sheng dengan tatapan mata yang sayup.
“Andai aku punya kesempatan kedua. Andai Dewa bisa mengabulkan keinginanku ini. Aku ingin sekali kembali ke masa lalu dan menjadi anak yang berbakti dan memberikan mereka semua hukuman dua kali lipat dari yang mereka lakukan!” ucap Wu Sheng sambil menatap tangannya yang terkepal erat.
“Lalu aku berjanji menjadikan Yaoyao sebagai wanita yang paling beruntung di Benua ini nantinya!" gumam Wu Sheng dengan tatapan mata penuh harap.
"Wu Sheng! Akhirnya aku menemukanmu. Hari ini adalah hari terakhirmu dan aku akan mengirimmu ke neraka bersama seluruh anggota keluargamu!" teriak Luo Yang, keturunan terakhir Kelauarga Luo, dengan suara yang sangat keras.
Luo Yang yang tau jika dirinya tidak akan menang melawan Wu Sheng dengan cara yang adil pun memutuskan untuk menggunakan cara licik hingga akhirnya membuat Wu Sheng masuk ke dalam perangkapnya.
Wu Sheng yang kehabisan waktu hingga akhirnya terduduk di atas Gunung Tianghe sambil bersandar di bawah pohon besar menunggu ajalnya tiba dengan Luo Yang berdiri dengan pedang di angkat dan siap menebas kepala Wu Sheng kapanpun.
"Setelah aku menebas kepalamu, aku telah membalasmu dan menggantikanmu menjadi yang terkuat!" ucap Luo Yang dengan suara yang keras dengan tawa yang bahagia.
"Apakah ini akhir hidupku? Apakah aku benar-benar akan mati di sini? Akhirnya aku bisa bertemu dengan mereka lagi dan aku tidak akan sendiri lagi!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang sedih sambil menutup mata dengan senyum yang menunjukkan kesedihan mendalam.
Namun secara tiba-tiba Pedang Misterius yang menjadi Pusaka Keluarga Wu yang menjadi Harta Berharga baginya tiba-tiba bersinar terang dan menarik Wu Sheng masuk ke dalam Pedang.
Wu Sheng yang secara tiba-tiba berpindah tempat ke sebuah ruangan yang putih tanpa ada apapun di dalamnya menjadi bingung.
"Dimana aku? Kenapa aku ada di sini?" tanya Wu Sheng dengan tatapan mata yang terus mencari informasi tentang keberadaannya dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Tubuhku! Kenapa tubuhku yang awalnya sangat lemah menjadi terasa sangat bersemangat di saat aku masih muda?" gumam Wu Sheng lagi sambil menatap tubuhnya dengan tatapan mata yang aneh.
Di saat semua pertanyaan muncul di dalam pikirannya tiba-tiba Wu Sheng melihat seorang kakek dengan janggut putih yang panjang muncul di hadapannya.
"Siapa kau sebenarnya? Bagaimana bisa aku ada disini? Kenapa kau membawaku ke tempat aneh ini?" tanya Wu Sheng terus menerus tanpa henti dengan wajah yang penasaran dalam posisi bertahan.
Kakek Tua yang mendapatkan pertanyaan yang sangat banyak dalam waktu yang singkat pun menjadi kesal terutama saat melihat posisi bertahan Wu Sheng.
Kakek Tua yang tak senang dengan sengaja memukul kepala Wu Sheng dengan balok kayu yang besar yang tak tau asalnya dan langsung menghilang setelah tugasnya.
"Arg! Dasar Kakek Tua s**lan! Beraninya kau memukulku? Apa kau tidak tau siapabaku?" teriak Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang marah dengan mata yang terbuka lebar
"Kau ini sungguh manusia yang sangat cerewet! Jika kau terus protes dan bersikap kurang ajar maka tak hanya balok kayu yang akan mengenai kepalamu tapi juga benda lain yang lebih kuat!" ucap Kakek Tua dengan ekspresi wajah yang kesal dengan tatapan mata yang tajam.
"Sial! Aku yang telah menjadi orang terkuat sebagai Ahli Bela Diri paling berbakat di Kerajaan ini menjadi takut hanya dengan kata-kata ancaman itu!" umpat Wu Sheng dengan suara yang rendah dengan wajah yang kesal.
"Aku tidak senang denganmu yang bersikap waspada di hadapanku karena aku bukanlah musuhmu!" ucap Kakek Tua itu dengan ekspresi wajah yang telah melunak.
"Dia pikir aku akan percaya dengan mudah! Hah! Tidak mungkin! Jika aku punya kesempatan maka aku pun aku memukul kepala Kakek Tua yang sudah bau tanah itu dengan balok kayu itu juga!" ucap Wu Sheng dalam hati dengan dendam yang membara.
"Tapi dimana balok kayu itu? Kenapa balok kayu itu tiba-tiba muncul dan menghilang setelah memukul kepalaku?" tanya Wu Sheng dalam hati dengan tatapan mat yang curig.
Kakek Tua yang tak punya pilihan lain selain berkata jujur pun akhirnya mengalah dan mengatakan semuanya kepada Wu Sheng terlepas dari reaksi Wu Sheng nantinya.
"Aku bukanlah orang lain. Aku adalah roh yang ada pada Pedang Wu yang menjadi Pusaka Keluarga Wu." ucap Kakek Tua itu sambi menunjuk ke arah pinggang Wu Sheng dimana dirinya selalu ada selama ini.
Wu Sheng yang penasaran pun melihat pinggangnya yang kosong tanpa ada pedang mau sarungnya yang selama ini dibawanya pergi kemanapun sebagai Harta yang paling Berharga.
"Kau telah meninggal karena trik jahat dari musuhmu di Gunung itu lalu aku membawa jiwamu masuk ke dalam dimensi lain tempatku selama ini tinggal!" ucap Kakek Tua itu yang lalu menampakkan kondisi Wu Sheng yang terduduk sambil memejamkan mata dengan Pedang Wu berdiri tegap di sampingnya.
"Kau adalah Keturunan terakhir dari Keluarga Wu yang artinya pemilik terakhirku. Aku tak bisa digunakan oleh orang lain yang tidak memiliki darah Keluarga Wu karena itulah saat kau tiada maka aku pun tiada!" ucap Pedang Wu yang telah bicara serius sambil menghilangkan pemandangan tubuh Wu Sheng yang sebenarnya.
"Oleh karena itu aku akan mengabulkan permintaan terakhirmu dengan menggunakan semua kekuatan terakhir yang aku miliki lalu saat kau kembali aku hanyalah Pedang biasa!" ucap Kakek Tua dengan ekspresi wajah yang serius.
Wu Sheng yang mendengar perkataan Kakek Tua yang mengaku sebagai Pedang Pusaka Keluarganya pun menjadi sangat gembira dan bahagia.
"Apa? Benarkah? Apakah aku sungguh dapat kembali ke masa lalu?" tanya Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang penasaran.
"Tentu saja bisa dan aku harap kau menepati janji yang telah kau buat di atas Gunung Tianghe dan tak akan melakukan hal bodoh dengan memberikanku kepada wanita licik itu!" ucap Kakek Tua yang langsung mengubah tatapannya menjadi dingin.
Wu Sheng yang mengingat kebodohan terbesarnya yang sangat mencintai Tunangannya Lu Fuqin yang merupakan awal dari kehancuran Keluarganya.
"Jangan khawatir. Aku tak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku akan berlatih dengan rajin dan menjadi kuat lalu membalas mereka semua lebih awal!" ucap Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang marah.
"Aku akan membuatnya merasakan akibat dari niat buruk yang mereka simpan lalu melindungi semua yang aku sayangi!" ucap Wu Sheng yang tanpa sadar teringat wajah orang-orang yang menjadi penyesalan seumur hidupnya.
Kakek Tua yang merasakan kesungguhan Wu Sheng pun menarik nafas panjang lalu menghilang dalam sekejap mata sehingga membuat Wu Sheng kebingungan.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu jadi jangan lupakan janjimu padaku!" ucap Kakek Tua yang hanya terdengar suaranya saja.
"Saat kau kembali, aku hanyalah pedang biasa tanpa roh ataupun kekuatan karena rohku akan tetap hidup di alam bawah sadarmu dan sebagai imbalannya kau harus mengembalikanku lagi ke dalam Pedang Wu!" ucap Kakek Tua itu lagi dengan suara yang terdengar semakin keras.
Sesaat ucapan terakhir itu dikeluarkan, cahaya terang yang sama pun muncul kembali dan membuat Wu Sheng yang tak tahan dengan silaunya menutup mata.
Lalu saat Wu Sheng membuka matanya kembali dirinya melihat sesuatu yang sangat familiar dan dirindukannya seumur hidupnya.
"Dimana aku? Kenapa tempat ini terasa sangat familiar? Ini seperti kamarku di Kediaman Keluarga Wu sebelum tragedi itu terjadi!" ucap Wu Sheng dengan suara yang rendah dengan pandangan mata yang melihat ke seluruh tempat di ruangan itu
Di saat Wu Sheng sedang mengembalikan pikirannya yang tiba-tiba kosong dan perasaannya yang tak menentu itu seorang wanita muda yang sangat dirindukannya muncul di hadapannya.
"Kakak Sheng! Ayo, bangun! Kenapa kau masih saja tidur da bermalas-malasan di sini? Jika Ayahmu tau, kau pasti akan dimarahinya habis-habisan!" ucap Guang Yao dengan ekspresi wajah dan nada suara yang kesal.
"Yaoyao? Apakah itu kau? Apakah ini sungguh dirimu?" teriak Wu Sheng dengan ekspresi wajah yang tak percaya yang tanpa sadar langsung berlari dan memeluk Guang Yao.
Guang Yao yang terkejut dan malu saat Wu Sheng tiba-tiba memeluknya pun menampar wajah Wu Sheng dengan sangat kuat hingga membuat Wu Sheng terpelanting jauh menabrak tembok kamarnya.
"Aaarrgghhh! Kakak Sheng! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau memeluk Yaoyao secara tiba-tiba?" teriak Guang Yao dengan suara yang keras sambil berbalik arah memegang pipinya yang telah menjadi merah seperti tomat karena malu.
Wu Sheng yang telah lama merindukan suara Guang Yao dan pukulannya saat dirinya malu pun tersenyum bahagia tanpa mengambil hati apapun yang dilakukan Guang Yao padanya.
Di saat yang bersamaan, Wu Sheng pun menyadari satu hal yang sangat penting yang terjadi pada hidupnya selama ini.
"Aku benar-benar kembali ke masa lalu! Aku sungguh kembali dan aku tak akan menyia-nyiakan semuanya! Aku akan melindungi semua orang dan membuat Yaoyao menjadi wanitaku lalu membalas mereka!" ucap Wu Sheng dalam hati dengan tangan terkepal erat.
"Aku pun akan mengembalikan rohmu kembali ke dalam Pedang Wu dengan berbagai cara untuk membalas semua kebaikanmu!" ucap Wu Sheng lagi dengan tekad yang kuat.
#Bersambung#
Mampukah Wu Sheng menepati janjinya? Mampukah Wu Sheng melakukan semua yang menjadi niat awalnya? Tunggu kelanjutan kisahnya di BAB selanjutnya ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Gun Awan
gamuh sunda
2024-09-21
0
Arief wibisono
ini cerita terjemahan ya ?, atau inspirasi nya dari novel luar ?
2024-09-19
0
Gilang Alfritz
Awal yg bagus👍
2024-09-14
0