Pesona Raja Iblis

Creeet!

Decitan ban mobil Yui yang memburu terdengar karena berhenti mendadak. "Aku udah yakin," keluhnya.

Yui melihat Ken berdiri di basement tepat berada di parkiran mobilnya terakhir kali. Pria itu tampak sedang menunggu. Ketika melihat mobil milik Yui, dia langsung menghampiri.

Plak!

Tamparan keras mendarat di wajah tampan Ken. Yui begitu murka hingga tidak dapat mengontrol emosi. Matanya memerah karena marah dan tak tahan melihat Ken berada di sana.

"Sebenarnya tujuan kamu apa?" tanya Yui dengan nada tinggi.

Ken Reymond tidak menjawab sama sekali. Dia diam dan terus menatap Yui. Matanya tidak menggambarkan ekspresi apa pun, begitu datar hingga Yui semakin kesal pada Ken.

"Ngomong dong! Kamu maunya apa?!" tanya Yui lagi.

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba tubuh gagah pria itu ambruk tepat di depan Yui. Untung saja wanita kuat itu langsung menangkap tubuh Ken.

Badan ramping Yui terhimpit Ken yang tak sadarkan diri, dia tersandar di sisi kiri luar mobilnya. Sebentar dia tak bisa bergerak karena ruang yang terlalu sempit.

"Astaga, dia berat banget," keluh Yui sambil berusaha bergerak.

Tidak tega meninggalkan Ken sendiri. Akhirnya Yui memutuskan untuk membawa Ken ke apartemen lagi. Lalu menghubungi petugas keamanan untuk membawa Ken.

"Ini yang terakhir, Raja Iblis, aku gak akan tolong kamu lain kali," bisik Yui dengan nafas terengah-engah karena lelah sudah memapah tubuh kekar Ken hingga ke apartemen.

Sembari menunggu petugas keamanan datang menjemput Ken, Yui mencoba berusaha untuk menyadarkan pria itu.

"I-Ibu… i-ibu." Sejak tadi Ken terus mengigau dengan suara yang begitu menyayat hati. Sedikit air mata menetes meski tak sampai membasahi wajahnya.

"Ken! Ken! Ken!" Yui mencoba menyadarkan pria itu. Dia terus memanggil nama Ken karena takut terjadi sesuatu pada pria itu.

Suara Ken kembali terdengar, kali ini dia sudah dalam keadaan sadarkan diri. Matanya terbuka lebar dan dapat berbicara meski suaranya terdengar rapuh, "Jangan tinggalkan aku," pinta Ken pada Yui yang tengah berdiri tepat di samping ranjang. "Aku tidak punya siapapun di bumi ini. Aku tidak punya tempat atau tujuan. Bisakah kau mempercayai ku?" Suaranya begitu tulus berkata-kata. Sampai Yui tergoyah.

"Petugas keamanan bentar lagi datang, kamu bisa istirahat sampai dia tiba," sambung Yui berpura-pura tak acuh. Dia meninggalkan Ken di dalam kamar, dan duduk di sofa sembari menunggu petugas keamanan komplek apartemen tiba.

Tidak berapa lama, bel berbunyi. Petugas keamanan sudah datang. "Nona Yui Maona?" tanya petugas itu.

"Y-Ya," jawabnya ragu.

"Saya dapat laporan jika seseorang pingsan di basement dan Anda menyelamatkannya, apa benar?" Petugas itu mulai menanyakan klarifikasi dari Yui. "Benar, Pak," angguk Yui tanpa gairah.

"Bisa langsung saya bawa?"

Gesekan pintu kamar dimana Ken berada terdengar. Pria itu keluar dari dalam sana dan berjalan dengan kaki lemah ke arah Yui berada.

Sontak Yui keluar dari apartemennya dan menutup pintu rapat-rapat. Kini dia berada di luar bersama dengan petugas keamanan tersebut.

"Ekhem … Bapak, sebenarnya orang yang pingsan tadi udah pergi, hahaha, jadi dia ga ada di sini. Ba-Bapak boleh lanjutkan tugas Bapak yang lain, yah," geraknya terlalu jelas sedang menutupi sesuatu.

"Saya lihat pria di dalam tadi, bukan dia yang pingsan?" tanya petugas keamanan itu lagi.

"Ha? Oh bu-bukan, Pak, beda. Itu … ehm, itu pacar saya, iyah, pacar saya, hahaha," jawabnya asal. "Jadi beres kan, Pak? Kalau gitu saya masuk dulu, yah. Maaf udah repotin, Bapak." Dengan buru-buru Yui masuk ke dalam dan menutup pintu rapat.

Drap!

Suara gesekan pintu keras terdengar. Yui dengan terburu-buru meninggalkan petugas keamanan di luar dan masuk ke dalam apartemen.

Entah bisikan apa yang datang padanya, hati kecilnya memerintah agar menampung pria itu. Mungkin kasihan? Bisa jadi. Sempat dia tergoyah mendengar igauan Ken. Selain itu, masih ada beberapa pertanyaan mengganjal yang ingin dia bahas.

"Aku baru saja berniat menyerahkan diri," kata Ken dengan mata puas karena Yui tak jadi melaporkan dirinya.

Urat kepala Yui sampai berlilit mendengar kalimat menjengkelkan dari mulut Ken. Dia mencoba untuk tetap tenang dan tak terpancing. Dia meredakan amarahnya yang hampir meletus, dan kemudian berbicara baik-baik pada Ken.

"Alamat kamu dimana? Aku anterin," tanya Yui.

"Kastil Easle, tentunya jauh di atas langit," jawabnya dengan tengil. Dia duduk di sofa sambil menyandarkan tubuhnya dengan angkuh. Satu kakinya diangkat ke kaki sebelahnya bak seorang pemimpin.

"Aku serius!" tegas Yui.

"Apa aku terlihat bercanda?," balasnya.

"Aku … aku gak yakin. Cuma aku masih penasaran, kok luka di badanmu bisa sembuh, bahkan … bahkan yang paling gokil gak ada bekas luka sama sekali." Yui mencoba berpikir keras menemui jawaban logis kemana semua luka-luka itu pergi.

Ken tersenyum licik, dia semakin berbangga hati karena ada manusia yang tampak takjub dengan kekuatannya yang luar biasa. Pandangannya seolah menganggap rendah gadis itu seraya berkata," Manusia bodoh! Aku adalah Raja Iblis, luka seperti itu tidak ada apa-apanya bagiku."

"Ok, anggap aja aku percaya kamu Raja Iblis atau apalah itu. Sekarang yang buat aku bingung, kenapa kamu ngikutin aku mulu, ha?!"

"Karena kau adalah manusia yang dipilih secara langsung," jawab Ken seolah memberi anugrah.

"Huuwweek … manusia pilihan apaan? Malam ini kamu boleh tidur di sini, besok kamu harus pergi! Paham?"

Yui meninggalkan Ken selepas untaian kata-kata keluar dari bibir ranumnya. Entah hasutan apa yang dia dapat sampai memperbolehkan pria itu tinggal di apartemen miliknya padahal tak mengenal Ken sama sekali.

Melihat wajah Ken yang pucat, Yui yakin bahwa pria itu memang membutuhkan perawatan dan tempat untuk beristirahat. Mungkin terdengar seperti sebuah alasan, tapi ... yah, dia sedikit tergoda dengan wajah tampan pria di sana.

Saat langkahnya hampir di depan pintu kamar, Ken memanggil Yui. "Kenapa kau izinkan aku tinggal di sini?" tanya Ken.

Yui terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Bahkan dirinya sendiri bertanya-tanya mengapa dia begitu iba melihat pria itu.

Sejak awal pria itu memang terlihat berbeda. Baik dari pakaian yang dikenakan. Tepat kali pertama bertemu pria itu seperti seorang pangeran kerajaan yang hampir terbunuh. Bukan hanya itu, dilihat dari tampang dan bahasa yang begitu baku, sudah jelas bahwa Ken bukanlah orang biasa. Luka di tubuhnya dalam sekejap hilang tanpa bekas setitik pun. Cukup untuk dijadikan pertanyaan.

"A-Aku cuma penasaran aja sama kamu," jawab Yui.

"Hmm? Aku kira karena jatuh cinta padaku," tebaknya sambil tersenyum tipis.

"Idih, najis banget suka sama kamu. Ogah!" Yui masuk ke dalam kamarnya karena malu. Tiba-tiba suasana berubah karena Ken menggodanya.

Meski runtutan pertanyaan masih berputar di kepalanya, Yui memaksakan matanya untuk terlelap. Tubuhnya terasa lelah karena hari yang dilalui begitu panjang, tapi entah mengapa dia tak kunjung tidur. Hanya ada Ken dan Ken lagi di dalam pikirannya.

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

semangat Thor 💪💪

2023-03-17

0

🌕🌊🍁🪷

🌕🌊🍁🪷

itu raja iblis adek ku jangankan luka. elu aja bisa di telen

2023-02-27

0

🌕🌊🍁🪷

🌕🌊🍁🪷

kalau rraja iblisnya ganteng si gue demen

2023-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!