Ketulusan Novi

Novi sangat cemas dengan Rendi yang tiba-tiba pingsan, Bos Preman yang sudah memutuskan untuk menjadi bawahan Rendi, ia segera menghampirinya.

"Mba, kita bawa Bos ke rumah sakit sekarang!" tegur Bos preman menawarkan bantuan.

"Kamu tidak mau mencelakai kami, bukan?" tanya Novi memastikan, karena dia masih belum percaya dengan Bos preman.

"Tentu tidak Mba, buat apa aku bohong, aku serius mau jadi bawahan Bos!" jawab Bos Preman mantap.

"Pakai motor Rendi kalau gitu." Novi berusaha mempercayai Bos preman.

"Baik Mba." Bos preman membantu menaikan Rendi ke motor, Novi mengapitnya di belakang, mereka bonceng tiga untuk membawa Rendi ke rumah sakit terdekat.

Setelah sampai di rumah sakit, Rendi bergegas di bawa masuk ke dalam agar mendapatkan perawatan.

Ketika Rendi sudah di tangani, Bos preman pamit undur diri untuk mengurus semua anak buahnya yang mengalami luka parah dan tewas, tentu Bos Preman meminta bantuan Ayahnya agar bisa membuat kejadian tersebut seolah tawuran antar preman.

Harisman nama Bos preman tersebut, ia sangat di sayangi ayahnya yang merupakan kepala polisi di kabupaten Brebes.

Harisman awalnya di rencanakan Ayahnya untuk menjadi polisi seperti dirinya. Namun, semuanya tidak berjalan lancar, karena Harisman terlalu bodoh untuk menjadi seorang polisi, sekolahnya bolos terus, semua kegiatan yang menyangkut pendidikan tidak bisa di serap dengan baik oleh otak Harisman.

Ayah Harisman akhirnya menyerah, ia membebaskan Harisman untuk berbuat sesukanya. Hingga suatu saat Harisman bertemu dengan kelompok preman tersebut, ia menantang ketua Preman, dan akhirnya menang, Karena itulah Harisman sekarang menjadi ketua Preman.

Awalnya kelompok preman tersebut sangatlah brutal, mereka sering membuat keonaran, tapi setelah Harisman menjadi ketua satu bulan yang lalu, perlahan kelompok tersebut berjalan ke jalan yang sedikit lurus.

Alasan kenapa permintaan Rudi untuk menghajar Rendi di setujui, karena Harisman pikir, ia akan melerai setelah target Rudi babak belur, tapi nyatanya semua salah, merekalah yang malah kalah. Harisman pun punya ide untuk menjadikan Rendi ketua, mengingat ia bisa mengalahkan sebagian kelompok preman.

Harisman sadar, ia tidak bisa merubah kelompok preman tersebut hanya dengan mengalahkan ketuanya. Namun, Rendi berbeda, ia yakin Rendi akan menjadi sosok yang benar-benar di segani kelompok preman, di tambah Ayahnya juga pernah bilang. 'carilah pelindung selain Ayah, agar nanti saat Ayah tidak bisa membantu, maka ada yang membantu kamu'. Dari situlah Harisman menyimpulkan kalau Rendi sosok yang tepat, walaupun itu hanya dari instingnya saja.

***

Ke esokan harinya Rendi terbangun dari pingsannya, ia mengerjapkan matanya sambil menyapu pandangannya ke segala arah.

Hanya ada tembok putih sepanjang ia melihat, di tambah aroma desinfektan yang menyengat, khas bau rumah sakit pada umumnya.

Kepala Rendi terasa pusing, ia akan memegang kepalanya, tapi tangannya terasa berat, saat Rendi melihat tangannya, seorang gadis sedang terlelap sambil memegangi tangannya.

"Novi." gumam Rendi lirih.

Rendi menatap gadis itu, terlihat matanya sembab, ia yakin kalau gadis itu habis menangis lama.

Rendi mengingat kejadian tadi sore, ia sempat melihat saat Novi menangkapnya saat mau jatuh, setelah itu baru ia tidak teringat apapun lagi.

Rendi menggerakkan tangan satunya untuk membangunkan Novi dengan perlahan, ia mengusap puncak kepala Novi.

"Nov, bangun. Apa kamu tidak sekolah hari ini?" Rendi terus membangunkan Novi.

Gadis itu pun mengerjapkan matanya, ia melihat Rendi sedang tersenyum ke arahnya sambil mengusap puncak kepalanya.

"Kamu sudah bangun Ren? Syukurlah." ucap Gadis itu sambil bernapas lega.

"Nov, terima kasih." ucap Rendi lirih.

Novi menggelengkan kepalanya. "tidak perlu berterima kasih, kamu kaya begini juga karena aku tidak bisa membantumu."

Rendi mengulas sebuah senyum, setidaknya gadis yang sudah mulai mengisi hari-harinya itu tidak kenapa-napa.

Novi beranjak dari duduknya, ia mengambilkan air minum untuk Rendi, ia juga mengambilkan buah pisang yang semalam ia beli di depan rumah sakit, untuk sekedar mengganjal perut.

"Kamu tidak berangkat sekolah Nov?" tanya Rendi lembut.

"Berangkat sekolah apanya? Kalau aku berangkat siapa yang mau menjaga kamu, lagi pula kamu tidak punya siapa-siapa di sini." jawabnya dengan penuh penekanan.

Hati Rendi langsung merasa hangat, setelah kepergian neneknya dulu, ini pertama kalinya ada orang yang benar-benar peduli dengannya.

Rendi menatap gadis cantik yang ada di depannya itu lekat-lekat, ia benar-benar merasa bersyukur bisa di pertemukan dengannya, tanpa terasa bulir bening mengalir dari pelupuk mata Rendi.

Novi yang melihat itu terkejut. "astaga Ren, dimana yang sakit?" tanya Novi khawatir.

Rendi buru-buru menghapus air matanya, ia kemudian tersenyum. "tidak ada Nov, aku hanya teringat dengan keluargaku saja."

"kamu yang sabar yah Ren, tapi jangan khawatir, mulai sekarang aku akan selalu ada untuk kamu." celetuk gadis itu tiba-tiba.

Tapi sesaat kemudian Novi menutup mulutnya, ia sadar telah berbicara kebablasan, walaupun niatnya baik.

Rendi tersenyum melihat tingkah gadis di depannya itu yang terlihat malu-malu, ia meraih kedua tangan Novi.

"Sekali lagi terima kasih banyak Nov." ucap Rendi lembut.

Novi mengangguk, dengan wajah merah merona, jantungnya berdegup dengan kencang, ia merasakan getaran aneh dalam hatinya dan Novi menyadari kalau perasaan itu adalah rasa cintanya pada Rendi yang semakin dalam.

Novi yakin kalau ia sudah jatuh cinta dengan Rendi, sosok yang memiliki segalanya, tampang lumayan tampan, uang punya dan ia juga jago beladiri, di tambah Rendi sepertinya sangat polos, Novi sangat yakin kalau Rendi adalah pria yang tepat untuk dirinya.

Saat keduanya sedang saling menatap dan terlarut dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba pintu terbuka. Namun, mereka berdua tidak menyadarinya.

"Ekhem!" suara deheman sengaja seseorang membuyarkan lamunan keduanya, mereka berdua langsung melepaskan pegangan tangannya masing-masing dan salah tingkah.

"Maaf mengganggu kalian berdua Bos, tapi Ayahku ingin bertemu dengan kamu." ternyata yang datang Harisman.

Rendi dan Novi menoleh ke arah Harisman, keduanya mengerutkan keningnya, karena tidak tahu kenapa tiba-tiba Ayah Harisman mau menemuinya.

"Haris, kamu ajak Mba ini keluar dulu, Ayah mau berbicara empat mata dengannya." ucap Ayah Harisman tegas dengan mengenakan seragam polisi.

"Baik Ayah." Harisman menoleh ke arah Novi dan mengajaknya pergi. "Mba Novi, kita keluar dulu, Ayahku mau bicara sama Bos Rendi sebentar." ajaknya sopan.

Novi menoleh ke arah Rendi, ia khawatir Rendi akan di tangkap, mengingat ia telah melukai banyak orang.

"Tidak apa-apa, biarkan aku ngobrol dengan bapak polisi ini." ucap Rendi yang seolah tahu pikiran Novi.

"Kalau ada apa-apa bilang padaku, aku janji akan berusaha sebisa mungkin membantumu." Novi beranjak dari duduknya, ia keluar ruangan tersebut bersama Harisman.

Setelah pintu di tutup, Ayah Harisman duduk di kursi yang tadi di duduki Novi dan menatap tajam Rendi. Rendi menelan ludahnya, karena ia baru pertama kali berurusan dengan polisi, apa lagi bertatap muka seperti itu.

Terpopuler

Comments

♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★

♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★

thor jangan bikin sama cewe yg lain ini Rendi ya

2025-02-25

0

♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★

♛★★★★★★SAINTSWORD★❃★★★★★★★★

biasa anak Polisi dikonoha 🗿

2025-02-25

0

Yudh art💥

Yudh art💥

Kok bisa pingsang..hadeh

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Sepuh
2 Sistem SPIN
3 Dapat Motor
4 Hidup Baru
5 Jika Sudah Pergi Baru Terasa
6 Tangan Besi
7 Perasaan Masing-Masing
8 Kontrakkan
9 Belanja Kebutuhan
10 Mulai Akrab
11 Dapat Musuh?
12 Awal Keberanian Si Miskin
13 Sulis Yang Berbeda
14 Cemburu?
15 Preman Pasar
16 Amarah Rendi
17 Ketulusan Novi
18 Emas 10 kg
19 Harisman, Bos Preman Yang Bodoh
20 Teman Rasa Pacar
21 Sikap Yang Berbeda
22 Perseteruan
23 Saling Mengerti
24 Pengganggu Momen
25 Tubuh Darah
26 Tingkah Absurd Bawahan Rendi
27 Harisman yang Berbeda
28 Kebetulan
29 Regenerasi Tubuh Darah
30 Momen Absurd
31 Amarah Novi
32 Ternyata Salah Paham
33 Sikap Baik
34 Roda Penggerak
35 Pengusaha Brebes
36 Alam Bawah Sadar
37 Tentang Sistem
38 Rencana
39 Teringat Masa Lalu
40 Cerita
41 Pesona Uang
42 Terkejut
43 Kelepasan
44 Serangan
45 Kedekatan
46 Konyol
47 Ruko
48 Jantan
49 Sadis
50 Kebahagian Sejati?
51 Salah Paham?
52 Sosok Rendi
53 Musuh Yang Mengakui
54 Orang Tua Novi Yang Bersemangat
55 Laris Manis
56 Menyambut Rendi
57 Nilai Rendi Semakin Tinggi Di Mata Novi
58 Anak Buah Yang Baik
59 Pesta Kecil
60 Jalan Bertiga
61 Rencana Investasi Wisata
62 Rumah Mewah di Jakarta
63 Rencana Ke Jakarta
64 Meminta Ijin
65 Sistem Spin Hilang?
66 PT. Spin Company
67 Siapa Dia?
68 Perasaan Yang Dalam
69 Mba Kunti
70 Evolusi Otak Si Miskin
71 Terkejut Beberapa Kali
72 Rumah Mewah Rendi
73 Penampilan Orang Kaya
74 Sekelompok Wanita Dewasa
75 Kebetulan Yang Manis
76 Pengumuman
77 Kebetulan Lagi?
78 Ironi Seorang Istri Milyarder
79 Penyesalan Seorang Ibu
80 Tubuh Atletis
81 Mengunjungi Spin Company
82 Anak Orang Kaya? Anda Salah!
83 Penculik?
84 Pahlawan
85 Pikiran Positif
86 Lamborghini Veneno
87 Pengganggu
88 Rindu Kampung
89 Bertemu Pengemis
90 Menolong
91 Sampai di Kampung
92 Salah Peluk
93 Pemikiran Dewasa
94 Bawahan Yang Berbeda
95 Hari yang Melelahkan
96 Bencong Ternyata
97 Bos dan Bawahan Tidak ada Batasan
98 Masuk Sekolah Lagi
99 Kepandaian Rendi
100 Rencana Pembangunan
101 Rencana Membasmi Hama
102 Perintah Rendi Yang Mutlak
103 Bawahan Yang Sigap
104 Hal Positif
105 Pantang Mundur
106 Mulai Cemas
107 Proyek Besar Untuk Kampung Karbal
108 Tidak Memberi Ampun Pengganggu
109 Sosok Rendi Yang di Kagumi
110 Pahlawan?
111 Dukungan Dari Walikota
112 Ledakan
113 Kembali Ke Jakarta
114 Pemikiran Logis
115 Menemui Klien
116 Spin Internasional Industri
117 Tegas
118 Begitu Banyak Orang Yang Menderita
119 Membantu Sesama
120 Bukan Pencitraan
121 Bos Yang Baik
122 Rencana Jahat Fang Guan
123 Pagi Hari dengan Drama
124 Sebuah Rahasia Yang Terungkap
125 Bahagia?
126 Bertemu dengan Sang Ibu
127 Pembunuh Bayaran
128 Pembunuh Yang Cantik
129 Informasi
130 Pembunuh yang Ramah?
131 Bujuk Rayu Mei Ning
132 Kisah Baru di Jakarta
133 Bukan Kebetulan
134 Wanita Kuat
135 Rencana Perubahan
136 Revolusi?
137 Pahlawan Modern
138 Malik Ibrohim
139 Kemampuan Hacker
140 Pria Bodoh Atau Baik?
141 Bersikap Adil
142 Tak Kenal Ampun
143 Mei Ning tunduk Sepenuhnya
144 Bijaksana?
145 Tugas Pertama
146 Kerja Rapi
147 Xiongshou atau Mei Ning?
148 Kecepatan Super
149 Melakukan misi Sendiri
150 Kisah Cinta Rendi yang Begitu Rumit
151 Cinta?
152 Alasan Rendi
153 Tidak Terduga
154 Kebetulan Konyol
155 Kekuatan Penggoda Wanita?
156 Sugesti dalam Berbicara
157 Last Misi
158 Para Mafia Memburu Rendi
159 Kemampuan Kamuflase
160 Amarah
161 Ceroboh
162 Bukan Perpisahan
163 Para Pembunuh Bayaran
164 Pergerakan Para Pembunuh Bayaran
165 Serangan tak ada Habisnya
166 Penyelamat?
167 Rencana Musuh dan Rencana Rendi
168 Pecah Perang
169 Pecah Perang 2
170 Terpojok
171 Mata Dewa
172 Kesempatan dalam Kesempitan
173 Sulis dalam Bahaya
174 Sulis Kritis
175 Kematian Tragis Danton
176 Akhir dari Para Mafia
177 Kabar Baik dan Kabar Buruk
178 Perubahan
179 Tubuh Dewa dan Kemampuan Dewa
180 Kebahagiaan Orang Berbeda-beda
181 Antisipasi
182 Menyadari Perubahan Rendi
183 Sulis Sembuh
184 Masalah Baru?
185 Dalam Bahaya?
186 Tidak Sesuai Rencana
187 Tak Seindah Kenyataan
188 Kembali
189 Mba Kunti Curhat?
190 Mengungkap Kebenaran
191 Kebenaran Terungkap
192 Selesai
Episodes

Updated 192 Episodes

1
Pria Sepuh
2
Sistem SPIN
3
Dapat Motor
4
Hidup Baru
5
Jika Sudah Pergi Baru Terasa
6
Tangan Besi
7
Perasaan Masing-Masing
8
Kontrakkan
9
Belanja Kebutuhan
10
Mulai Akrab
11
Dapat Musuh?
12
Awal Keberanian Si Miskin
13
Sulis Yang Berbeda
14
Cemburu?
15
Preman Pasar
16
Amarah Rendi
17
Ketulusan Novi
18
Emas 10 kg
19
Harisman, Bos Preman Yang Bodoh
20
Teman Rasa Pacar
21
Sikap Yang Berbeda
22
Perseteruan
23
Saling Mengerti
24
Pengganggu Momen
25
Tubuh Darah
26
Tingkah Absurd Bawahan Rendi
27
Harisman yang Berbeda
28
Kebetulan
29
Regenerasi Tubuh Darah
30
Momen Absurd
31
Amarah Novi
32
Ternyata Salah Paham
33
Sikap Baik
34
Roda Penggerak
35
Pengusaha Brebes
36
Alam Bawah Sadar
37
Tentang Sistem
38
Rencana
39
Teringat Masa Lalu
40
Cerita
41
Pesona Uang
42
Terkejut
43
Kelepasan
44
Serangan
45
Kedekatan
46
Konyol
47
Ruko
48
Jantan
49
Sadis
50
Kebahagian Sejati?
51
Salah Paham?
52
Sosok Rendi
53
Musuh Yang Mengakui
54
Orang Tua Novi Yang Bersemangat
55
Laris Manis
56
Menyambut Rendi
57
Nilai Rendi Semakin Tinggi Di Mata Novi
58
Anak Buah Yang Baik
59
Pesta Kecil
60
Jalan Bertiga
61
Rencana Investasi Wisata
62
Rumah Mewah di Jakarta
63
Rencana Ke Jakarta
64
Meminta Ijin
65
Sistem Spin Hilang?
66
PT. Spin Company
67
Siapa Dia?
68
Perasaan Yang Dalam
69
Mba Kunti
70
Evolusi Otak Si Miskin
71
Terkejut Beberapa Kali
72
Rumah Mewah Rendi
73
Penampilan Orang Kaya
74
Sekelompok Wanita Dewasa
75
Kebetulan Yang Manis
76
Pengumuman
77
Kebetulan Lagi?
78
Ironi Seorang Istri Milyarder
79
Penyesalan Seorang Ibu
80
Tubuh Atletis
81
Mengunjungi Spin Company
82
Anak Orang Kaya? Anda Salah!
83
Penculik?
84
Pahlawan
85
Pikiran Positif
86
Lamborghini Veneno
87
Pengganggu
88
Rindu Kampung
89
Bertemu Pengemis
90
Menolong
91
Sampai di Kampung
92
Salah Peluk
93
Pemikiran Dewasa
94
Bawahan Yang Berbeda
95
Hari yang Melelahkan
96
Bencong Ternyata
97
Bos dan Bawahan Tidak ada Batasan
98
Masuk Sekolah Lagi
99
Kepandaian Rendi
100
Rencana Pembangunan
101
Rencana Membasmi Hama
102
Perintah Rendi Yang Mutlak
103
Bawahan Yang Sigap
104
Hal Positif
105
Pantang Mundur
106
Mulai Cemas
107
Proyek Besar Untuk Kampung Karbal
108
Tidak Memberi Ampun Pengganggu
109
Sosok Rendi Yang di Kagumi
110
Pahlawan?
111
Dukungan Dari Walikota
112
Ledakan
113
Kembali Ke Jakarta
114
Pemikiran Logis
115
Menemui Klien
116
Spin Internasional Industri
117
Tegas
118
Begitu Banyak Orang Yang Menderita
119
Membantu Sesama
120
Bukan Pencitraan
121
Bos Yang Baik
122
Rencana Jahat Fang Guan
123
Pagi Hari dengan Drama
124
Sebuah Rahasia Yang Terungkap
125
Bahagia?
126
Bertemu dengan Sang Ibu
127
Pembunuh Bayaran
128
Pembunuh Yang Cantik
129
Informasi
130
Pembunuh yang Ramah?
131
Bujuk Rayu Mei Ning
132
Kisah Baru di Jakarta
133
Bukan Kebetulan
134
Wanita Kuat
135
Rencana Perubahan
136
Revolusi?
137
Pahlawan Modern
138
Malik Ibrohim
139
Kemampuan Hacker
140
Pria Bodoh Atau Baik?
141
Bersikap Adil
142
Tak Kenal Ampun
143
Mei Ning tunduk Sepenuhnya
144
Bijaksana?
145
Tugas Pertama
146
Kerja Rapi
147
Xiongshou atau Mei Ning?
148
Kecepatan Super
149
Melakukan misi Sendiri
150
Kisah Cinta Rendi yang Begitu Rumit
151
Cinta?
152
Alasan Rendi
153
Tidak Terduga
154
Kebetulan Konyol
155
Kekuatan Penggoda Wanita?
156
Sugesti dalam Berbicara
157
Last Misi
158
Para Mafia Memburu Rendi
159
Kemampuan Kamuflase
160
Amarah
161
Ceroboh
162
Bukan Perpisahan
163
Para Pembunuh Bayaran
164
Pergerakan Para Pembunuh Bayaran
165
Serangan tak ada Habisnya
166
Penyelamat?
167
Rencana Musuh dan Rencana Rendi
168
Pecah Perang
169
Pecah Perang 2
170
Terpojok
171
Mata Dewa
172
Kesempatan dalam Kesempitan
173
Sulis dalam Bahaya
174
Sulis Kritis
175
Kematian Tragis Danton
176
Akhir dari Para Mafia
177
Kabar Baik dan Kabar Buruk
178
Perubahan
179
Tubuh Dewa dan Kemampuan Dewa
180
Kebahagiaan Orang Berbeda-beda
181
Antisipasi
182
Menyadari Perubahan Rendi
183
Sulis Sembuh
184
Masalah Baru?
185
Dalam Bahaya?
186
Tidak Sesuai Rencana
187
Tak Seindah Kenyataan
188
Kembali
189
Mba Kunti Curhat?
190
Mengungkap Kebenaran
191
Kebenaran Terungkap
192
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!