Dapat Motor

Rendi langsung pergi ke kantin, karena dia pikir selagi belum ada teman-temannya yang berangkat sekolah, dia mau sarapan di sana terlebih dahulu.

"Bu, Baso satu mangkok sama lontongnya tiga yah." ucap Rendi dengan wajah yang berbunga.

Bu Kantin menoleh, karena pagi-pagi sudah ada yang memesan makanan, ketika dia melihat Rendi, langsung mengerutkan keningnya, karena tidak biasanya Bu Kantin melihat Rendi makan di sana.

"Rendi, tumben sekali kamu mau makan di kantin?" tanya Bu kantin menyelidik.

"Hehehe... iya Bu, kebetulan aku baru dapat rejeki, sesekali mau makan enak boleh dong." jawab Rendi dengan wajah gembira.

"Ya sudah, tunggu sebentar." Bu kantin pergi menyiapkan pesanan Rendi.

Rendi duduk di kursi Kantin, tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila saja. Dia mengeluarkan Sistem SPIN, kemudian langsung menekan tombol Spin yang ada di tengah-tengah layar.

"Mudah-mudahan dapat uang lagi." doa Rendi berharap mendapatkan uang lagi dari Sistem Spin.

Layar Spin terus berputar, perlahan putaran mulai melambat, kemudian jarum penunjuk berhenti di sebuah gambar. Sistem langsung memberikan pemberitahuan di layar.

[ Selamat, Anda mendapatkan Motor Aerox Connected 150cc, berikut dengan surat-suratnya.]

Rendi terkejut saat tahu dia mendapatkan Motor, tapi sesaat kemudian wajahnya langsung berubah menjadi jelek.

"Kenapa malah dapat Motor? Naik sepeda saja aku sangat jarang, gimana mau naik Motor?!" gerutu Rendi kesal, padahal dia berharap dapat uang saja. Rendi tidak tahu saja kalau Motor yang dia dapatkan merupakan keluaran motor Matic terbaru.

"Kamu tidak bisa naik Motor, Ren?" tegur Bu Kantin yang mendengar Rendi menggerutu, sambil meletakkan pesanan Rendi di hadapannya.

"Eh... Bu Dani, hehehe... iya Bu, aku tidak bisa naik Motor, mau bagaimana lagi, aku tidak punya Motor, naik sepeda saja kalau ada yang minjemin. " ucap Rendi polos.

Bu Dani terlihat sendu. "sabar yah Ren, Tuhan pasti akan memberikan kamu yang terbaik nantinya."

Rendi tersenyum. "iya Bu, aku tahu kok, kalau aku tidak sabar, tidak mungkin aku masih bersekolah di sini, hehehe...."

Bu Dani memang mengagumi Rendi, dia tahu betul bagaimana kehidupan anak tersebut, jika saja anaknya tidak banyak, mungkin dia mau mengadopsi Rendi, tapi sayangnya anak dia sudah Lima, jadi hanya bisa menatap Iba Rendi saja.

Rendi melahap Bakso dan tiga Lontong yang di pesannya, dia terlihat sangat rakus saat memakan bakso tersebut, maklum Rendi sangat jarang memakan bakso atau makanan yang biasa di jajahkan pedagang kaki lima.

Bu Dani tersenyum, dia meninggalkan Rendi yang asyik memakan pesanannya, tidak ada jeda sama sekali ketika dia makan.

Saat dia sedang makan Baso yang ukurannya kecil, seseorang menepuk punggungnya dari belakang.

"Hayo Lo! makan sendirian saja!" tegurnya dengan keras.

Sontak saja Rendi terkejut, bakso yang tadi di suapkannya langsung tertelan bulat-bulat, sehingga tenggorokannya terasa tercekat.

"A-er...!" ucap Rendi tergagap karena tersedak bakso, di tambah kuahnya yang pedas.

Orang tersebut terkejut. "kamu kenapa Ren, duh...."

Orang itu bergegas mengambilkan air mineral dalam botol dan memberikannya dengan buru-buru. "ini minum Ren!"

Rendi lekas meminum Air mineral tersebut hingga hampir habis satu botol, dia bernapas lega setelah bakso tadi meluncur kedalam perutnya.

"Maaf Ren, aku tidak sengaja tadi." ucap orang tersebut sambil duduk di depan Rendi.

"Kak Rinto sering gitu, bercandanya gak lucu tahu, bagaimana kalau tadi baksonya masuk lubang hidung." ucap Rendi kesal.

"Hehehe... ya mana mungkin Ren, wong baksonya gede, mana muat masuk lubang hidungmu." ucap orang yang di panggil Rendi, Rinto itu sambil terkekeh geli.

"Huh, kakak ini." dengus Rendi kesal.

Rinto tersenyum. "ngomong-ngomong tumben kamu makan di kantin, biasanya tidak pernah jajan kamu?"

"Kebetulan ada rejeki Kak, oh iya... kalau kakak mau pesan makan, pesan saja, nanti Rendi yang bayar." ucapnya dengan percaya diri.

"Wih, sepertinya kamu habis dapat lotre nih?" ucap Rinto senang.

Sebagian orang di sekolah Rendi, mereka semua sudah tahu dengan kondisi Rendi, jadi tidak heran kalau Rinto, yang merupakan petugas kebersihan sekolah juga tahu tentangnya.

Rinto cukup dekat dengan Rendi, karena Rendi selalu membantunya bersih-bersih sekolah sebelum pulang, dengan bayaran nasi bungkus.

"Sudah, kakak pesan saja, kapan lagi Rendi bisa traktir kakak." ucap Rendi lagi sambil menyuapkan bakso ke dalam mulutnya.

"Oke!" Rinto memesan bakso juga sama seperti Rendi.

Mereka berdua makan sambil ngobrol-ngobrol santai, umur Rinto yang tidak terpaut jauh dengan Rendi, membuat keduanya bisa berbaur satu sama lain.

Setelah mereka berdua selesai makan, Rendi membayar makanannya dengan milik Rinto, dia hanya menghabiskan tiga puluh lima ribu rupiah saja saat makan.

"Bu, ini uangnya, sekalian bayarin kak Rinto juga yah." ucap Rendi sambil menyerahkan uang seratus ribu Rupiah.

"Kamu ini, baru saja punya duit main traktir dia." Bu Dani memelototi Rinto.

Rinto pura-pura tidak melihatnya, dia memalingkan wajahnya agar tidak kena omel Bu Dani.

"Gak papa Bu, mumpung Rendi ada rejeki, biasanya juga aku yang selalu di traktir kak Rinto."

Bu Dani benar-benar tidak bisa berkata-kata, karena pemuda tanggung di depannya itu sangat baik, dia menyayangkan takdir yang seolah mempermainkan Rendi.

***

Jam pelajaran pun di mulai, Rendi seperti biasanya belajar dengan serius dengan arahan wali kelasnya.

Tiba-tiba saja, kepala sekolah masuk ke ruang kelas Rendi, tentu saja hal tersebut membuat semua siswa bertanya-tanya.

Bu Lili, wali kelas Rendi menghampiri kepala sekolah. "ada apa yah Pak Julianto?"

Pak Julianto tersenyum. "tidak ada apa-apa, aku datang kemari untuk memanggil Rendi saja." pak Julianto menyapu pandangannya ke arah Rendi. "Ren, kamu ikut bapak sebentar!"

Rendi yang sudah biasa di perintah ini itu, tentu saja dia tidak menolak sama sekali, dia langsung berdiri dan menghampiri kepala sekolahnya itu.

Bu Lili juga tidak menghalangi, karena biasanya kalau Rendi di panggil ada sesuatu yang sedikit penting dengannya. Begitu juga dengan siswa lainnya.

Kepala sekolah dan Rendi langsung meninggalkan kelas tersebut, Bu Lili kembali melanjutkan pelajarannya kembali.

"Ada apa yah pak?" tanya Rendi ketika sudah berjalan keluar sekolah.

Kepala sekolah menghela napas. "kamu ini loh, kalau punya uang mbok ya jangan di hambur-hamburkan."

Rendi mengerutkan keningnya, dia tidak tahu apa maksud perkataan Pak Julianto, kepala sekolahnya itu.

Terpopuler

Comments

Yudh art💥

Yudh art💥

🏍️

2025-01-23

0

puTRa 4L

puTRa 4L

ini motor impian author pasti😆

2024-08-21

1

truk sakti

truk sakti

kakek gue aja punya anak 10

2024-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Pria Sepuh
2 Sistem SPIN
3 Dapat Motor
4 Hidup Baru
5 Jika Sudah Pergi Baru Terasa
6 Tangan Besi
7 Perasaan Masing-Masing
8 Kontrakkan
9 Belanja Kebutuhan
10 Mulai Akrab
11 Dapat Musuh?
12 Awal Keberanian Si Miskin
13 Sulis Yang Berbeda
14 Cemburu?
15 Preman Pasar
16 Amarah Rendi
17 Ketulusan Novi
18 Emas 10 kg
19 Harisman, Bos Preman Yang Bodoh
20 Teman Rasa Pacar
21 Sikap Yang Berbeda
22 Perseteruan
23 Saling Mengerti
24 Pengganggu Momen
25 Tubuh Darah
26 Tingkah Absurd Bawahan Rendi
27 Harisman yang Berbeda
28 Kebetulan
29 Regenerasi Tubuh Darah
30 Momen Absurd
31 Amarah Novi
32 Ternyata Salah Paham
33 Sikap Baik
34 Roda Penggerak
35 Pengusaha Brebes
36 Alam Bawah Sadar
37 Tentang Sistem
38 Rencana
39 Teringat Masa Lalu
40 Cerita
41 Pesona Uang
42 Terkejut
43 Kelepasan
44 Serangan
45 Kedekatan
46 Konyol
47 Ruko
48 Jantan
49 Sadis
50 Kebahagian Sejati?
51 Salah Paham?
52 Sosok Rendi
53 Musuh Yang Mengakui
54 Orang Tua Novi Yang Bersemangat
55 Laris Manis
56 Menyambut Rendi
57 Nilai Rendi Semakin Tinggi Di Mata Novi
58 Anak Buah Yang Baik
59 Pesta Kecil
60 Jalan Bertiga
61 Rencana Investasi Wisata
62 Rumah Mewah di Jakarta
63 Rencana Ke Jakarta
64 Meminta Ijin
65 Sistem Spin Hilang?
66 PT. Spin Company
67 Siapa Dia?
68 Perasaan Yang Dalam
69 Mba Kunti
70 Evolusi Otak Si Miskin
71 Terkejut Beberapa Kali
72 Rumah Mewah Rendi
73 Penampilan Orang Kaya
74 Sekelompok Wanita Dewasa
75 Kebetulan Yang Manis
76 Pengumuman
77 Kebetulan Lagi?
78 Ironi Seorang Istri Milyarder
79 Penyesalan Seorang Ibu
80 Tubuh Atletis
81 Mengunjungi Spin Company
82 Anak Orang Kaya? Anda Salah!
83 Penculik?
84 Pahlawan
85 Pikiran Positif
86 Lamborghini Veneno
87 Pengganggu
88 Rindu Kampung
89 Bertemu Pengemis
90 Menolong
91 Sampai di Kampung
92 Salah Peluk
93 Pemikiran Dewasa
94 Bawahan Yang Berbeda
95 Hari yang Melelahkan
96 Bencong Ternyata
97 Bos dan Bawahan Tidak ada Batasan
98 Masuk Sekolah Lagi
99 Kepandaian Rendi
100 Rencana Pembangunan
101 Rencana Membasmi Hama
102 Perintah Rendi Yang Mutlak
103 Bawahan Yang Sigap
104 Hal Positif
105 Pantang Mundur
106 Mulai Cemas
107 Proyek Besar Untuk Kampung Karbal
108 Tidak Memberi Ampun Pengganggu
109 Sosok Rendi Yang di Kagumi
110 Pahlawan?
111 Dukungan Dari Walikota
112 Ledakan
113 Kembali Ke Jakarta
114 Pemikiran Logis
115 Menemui Klien
116 Spin Internasional Industri
117 Tegas
118 Begitu Banyak Orang Yang Menderita
119 Membantu Sesama
120 Bukan Pencitraan
121 Bos Yang Baik
122 Rencana Jahat Fang Guan
123 Pagi Hari dengan Drama
124 Sebuah Rahasia Yang Terungkap
125 Bahagia?
126 Bertemu dengan Sang Ibu
127 Pembunuh Bayaran
128 Pembunuh Yang Cantik
129 Informasi
130 Pembunuh yang Ramah?
131 Bujuk Rayu Mei Ning
132 Kisah Baru di Jakarta
133 Bukan Kebetulan
134 Wanita Kuat
135 Rencana Perubahan
136 Revolusi?
137 Pahlawan Modern
138 Malik Ibrohim
139 Kemampuan Hacker
140 Pria Bodoh Atau Baik?
141 Bersikap Adil
142 Tak Kenal Ampun
143 Mei Ning tunduk Sepenuhnya
144 Bijaksana?
145 Tugas Pertama
146 Kerja Rapi
147 Xiongshou atau Mei Ning?
148 Kecepatan Super
149 Melakukan misi Sendiri
150 Kisah Cinta Rendi yang Begitu Rumit
151 Cinta?
152 Alasan Rendi
153 Tidak Terduga
154 Kebetulan Konyol
155 Kekuatan Penggoda Wanita?
156 Sugesti dalam Berbicara
157 Last Misi
158 Para Mafia Memburu Rendi
159 Kemampuan Kamuflase
160 Amarah
161 Ceroboh
162 Bukan Perpisahan
163 Para Pembunuh Bayaran
164 Pergerakan Para Pembunuh Bayaran
165 Serangan tak ada Habisnya
166 Penyelamat?
167 Rencana Musuh dan Rencana Rendi
168 Pecah Perang
169 Pecah Perang 2
170 Terpojok
171 Mata Dewa
172 Kesempatan dalam Kesempitan
173 Sulis dalam Bahaya
174 Sulis Kritis
175 Kematian Tragis Danton
176 Akhir dari Para Mafia
177 Kabar Baik dan Kabar Buruk
178 Perubahan
179 Tubuh Dewa dan Kemampuan Dewa
180 Kebahagiaan Orang Berbeda-beda
181 Antisipasi
182 Menyadari Perubahan Rendi
183 Sulis Sembuh
184 Masalah Baru?
185 Dalam Bahaya?
186 Tidak Sesuai Rencana
187 Tak Seindah Kenyataan
188 Kembali
189 Mba Kunti Curhat?
190 Mengungkap Kebenaran
191 Kebenaran Terungkap
192 Selesai
Episodes

Updated 192 Episodes

1
Pria Sepuh
2
Sistem SPIN
3
Dapat Motor
4
Hidup Baru
5
Jika Sudah Pergi Baru Terasa
6
Tangan Besi
7
Perasaan Masing-Masing
8
Kontrakkan
9
Belanja Kebutuhan
10
Mulai Akrab
11
Dapat Musuh?
12
Awal Keberanian Si Miskin
13
Sulis Yang Berbeda
14
Cemburu?
15
Preman Pasar
16
Amarah Rendi
17
Ketulusan Novi
18
Emas 10 kg
19
Harisman, Bos Preman Yang Bodoh
20
Teman Rasa Pacar
21
Sikap Yang Berbeda
22
Perseteruan
23
Saling Mengerti
24
Pengganggu Momen
25
Tubuh Darah
26
Tingkah Absurd Bawahan Rendi
27
Harisman yang Berbeda
28
Kebetulan
29
Regenerasi Tubuh Darah
30
Momen Absurd
31
Amarah Novi
32
Ternyata Salah Paham
33
Sikap Baik
34
Roda Penggerak
35
Pengusaha Brebes
36
Alam Bawah Sadar
37
Tentang Sistem
38
Rencana
39
Teringat Masa Lalu
40
Cerita
41
Pesona Uang
42
Terkejut
43
Kelepasan
44
Serangan
45
Kedekatan
46
Konyol
47
Ruko
48
Jantan
49
Sadis
50
Kebahagian Sejati?
51
Salah Paham?
52
Sosok Rendi
53
Musuh Yang Mengakui
54
Orang Tua Novi Yang Bersemangat
55
Laris Manis
56
Menyambut Rendi
57
Nilai Rendi Semakin Tinggi Di Mata Novi
58
Anak Buah Yang Baik
59
Pesta Kecil
60
Jalan Bertiga
61
Rencana Investasi Wisata
62
Rumah Mewah di Jakarta
63
Rencana Ke Jakarta
64
Meminta Ijin
65
Sistem Spin Hilang?
66
PT. Spin Company
67
Siapa Dia?
68
Perasaan Yang Dalam
69
Mba Kunti
70
Evolusi Otak Si Miskin
71
Terkejut Beberapa Kali
72
Rumah Mewah Rendi
73
Penampilan Orang Kaya
74
Sekelompok Wanita Dewasa
75
Kebetulan Yang Manis
76
Pengumuman
77
Kebetulan Lagi?
78
Ironi Seorang Istri Milyarder
79
Penyesalan Seorang Ibu
80
Tubuh Atletis
81
Mengunjungi Spin Company
82
Anak Orang Kaya? Anda Salah!
83
Penculik?
84
Pahlawan
85
Pikiran Positif
86
Lamborghini Veneno
87
Pengganggu
88
Rindu Kampung
89
Bertemu Pengemis
90
Menolong
91
Sampai di Kampung
92
Salah Peluk
93
Pemikiran Dewasa
94
Bawahan Yang Berbeda
95
Hari yang Melelahkan
96
Bencong Ternyata
97
Bos dan Bawahan Tidak ada Batasan
98
Masuk Sekolah Lagi
99
Kepandaian Rendi
100
Rencana Pembangunan
101
Rencana Membasmi Hama
102
Perintah Rendi Yang Mutlak
103
Bawahan Yang Sigap
104
Hal Positif
105
Pantang Mundur
106
Mulai Cemas
107
Proyek Besar Untuk Kampung Karbal
108
Tidak Memberi Ampun Pengganggu
109
Sosok Rendi Yang di Kagumi
110
Pahlawan?
111
Dukungan Dari Walikota
112
Ledakan
113
Kembali Ke Jakarta
114
Pemikiran Logis
115
Menemui Klien
116
Spin Internasional Industri
117
Tegas
118
Begitu Banyak Orang Yang Menderita
119
Membantu Sesama
120
Bukan Pencitraan
121
Bos Yang Baik
122
Rencana Jahat Fang Guan
123
Pagi Hari dengan Drama
124
Sebuah Rahasia Yang Terungkap
125
Bahagia?
126
Bertemu dengan Sang Ibu
127
Pembunuh Bayaran
128
Pembunuh Yang Cantik
129
Informasi
130
Pembunuh yang Ramah?
131
Bujuk Rayu Mei Ning
132
Kisah Baru di Jakarta
133
Bukan Kebetulan
134
Wanita Kuat
135
Rencana Perubahan
136
Revolusi?
137
Pahlawan Modern
138
Malik Ibrohim
139
Kemampuan Hacker
140
Pria Bodoh Atau Baik?
141
Bersikap Adil
142
Tak Kenal Ampun
143
Mei Ning tunduk Sepenuhnya
144
Bijaksana?
145
Tugas Pertama
146
Kerja Rapi
147
Xiongshou atau Mei Ning?
148
Kecepatan Super
149
Melakukan misi Sendiri
150
Kisah Cinta Rendi yang Begitu Rumit
151
Cinta?
152
Alasan Rendi
153
Tidak Terduga
154
Kebetulan Konyol
155
Kekuatan Penggoda Wanita?
156
Sugesti dalam Berbicara
157
Last Misi
158
Para Mafia Memburu Rendi
159
Kemampuan Kamuflase
160
Amarah
161
Ceroboh
162
Bukan Perpisahan
163
Para Pembunuh Bayaran
164
Pergerakan Para Pembunuh Bayaran
165
Serangan tak ada Habisnya
166
Penyelamat?
167
Rencana Musuh dan Rencana Rendi
168
Pecah Perang
169
Pecah Perang 2
170
Terpojok
171
Mata Dewa
172
Kesempatan dalam Kesempitan
173
Sulis dalam Bahaya
174
Sulis Kritis
175
Kematian Tragis Danton
176
Akhir dari Para Mafia
177
Kabar Baik dan Kabar Buruk
178
Perubahan
179
Tubuh Dewa dan Kemampuan Dewa
180
Kebahagiaan Orang Berbeda-beda
181
Antisipasi
182
Menyadari Perubahan Rendi
183
Sulis Sembuh
184
Masalah Baru?
185
Dalam Bahaya?
186
Tidak Sesuai Rencana
187
Tak Seindah Kenyataan
188
Kembali
189
Mba Kunti Curhat?
190
Mengungkap Kebenaran
191
Kebenaran Terungkap
192
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!