Mempermainkan Martabat?

Istirahat pertama seperti biasanya aku mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku aku menatap ke arah lapangan yang mempertunjukkan tim basket yang sedang berlatih. Aku menatap acuh pada sosok Ryan yang tampak lincah mendribel bola basket.

Pandangan ku alihkan ke depan di mana perpustakaan mulai nampak "Fi!" Suara cempreng perempuan menghentikan langkahku.

Aku menoleh ke belakang, Niki berlari menghampiriku.

Aku menatapnya malas, biasanya ia akan membawa berita yang sama sekali, tak ku indahkan sama sekali.

"Kenapa? " tanya ku datar.

" Lo tau gak?" Tanyanya dengan nafas ngos-ngosan.

"Nggak"

"Malam ini ulang tahun tasya lho" katanya seperti memberikan kejutan padaku,kejutan yang benar-benar membuat ku muak.

Tasya adalah teman Lyla, salah satu fans fanatik Ryan yang sering menggangguku beberapa bulan terakhir ini, dan Niki menyampaikan pesan yang sangat spektakuler ini pada ku.

"Kita pergi bareng ya?" Ajak nya padaku, mendengar saja aku malas apalagi pergi.

"Nggak ah gue malas" tolak ku dengan nada datar.

"Gak asik lo Fi"

"Lo bilang gitu gara-gara nggak ngerasain apa yang gue alami, gue capek Nik di gangguin mulu. Gue berharap supaya bisa jauh sama genk fanatik itu" aku mencurahkan semua kekesalanku pada Niki yang diam mematung di hadapanku.

"Dan lo bawa kabar yang lo tahu sendiri gue bakal jawab apa, GUE GAK BAKAL PERGI, aduh" sebuah bola berhasil mengenai kepalaku.

"Duh siapa sih? Kurang kerjaan banget" Gerutuku kesal.

"Fi, kak Ryan" Niki menepuk bahu ku pelan.

Aku yang masih dalam posisi kesal menoleh pada satu padangan yang sama seperti Niki.

Ryan berjalan santai menghampiri kami, bola yang terpantul dari kepala ku ia lewati begitu saja. "Ikut gue " katanya sambil mencengkram tangan.

"Gak!" Tolakku kasar.

"Ikut!"

"Lo kenapa sih Ry? Lepasi gue" berontakku.

"Niki!" Sebuah suara tegas menyerukan Niki.

"Aduh itu siapa sih? Sorry Fi gue di panggil nih" Niki berlari menjauhiku dan menghilang di belakang.

"Ikut gue!" Ryan menarik tanganku.

"Lepas"

"Lo jadi cewek bandel banget sih"

"Woi turunin gue. Ryan! Gue teriak nih kalau lo gak mah nuruni. Gue" Ancamku sambil menatap matanya tajam, Ryan mengangkat tubuhku ke udara dan berjalan menyusuri lorong-lorong, ia menatapku sekilas.

"To-mmppphh" Tangan kokoh Ryan membungkam mulutku yang berteriak.

"Bisa diam gak sih?" Ucapnya sambil menatap ku tajam. Dan entah bagaimana tangannya menggapai wajah ku.

Ku lihat arah perjalanan, Ryan memasuki ruang UKS lalu meletakanku di atas brankar uks.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" Tanyaku setelah menyesuaikan ritme nafasku akibat dibungkam Ryan.

"Tunggu disini,gue ambil tas" Ryan ngeloyor pergi meninggalkanku sendiri di UKS sepi tersebut.

Ngapain tuh anak ngambil tas? Ini kan baru istirahat pertama? Batinku heran.

10 menit berlalu,aku semakin bosan menunggu Ryan. Aku menuruni brankar dan hendak meninggalkan ruangan UKS. "Lo kemana aja sih?" Ucapku sewot ketika Ryan tiba-tiba muncul dihadapanku, nampak ia sudah memakai jaket hitam miliknya.

"Naik" Ucapnya sambil berjongkok membelakangiku.

"Iih ogah gue" tolakku, "Lho kok tas gue di sini? Lo mau bawa gue kemana?" Tanyaku bingung ketika Ryan memakai tasku dengan tangan kanan memegang helm biru yang pagi tadi Ryan sodorkan padaku.

"Fi, gue bilang naik!" Bentaknya padaku. Hal itu malah membuatku semakin enggan untuk menurutinya, "Balikin tas gue" Ketusku.

Ryan bangkit berdiri lalu menghadapiku, ia menatapku tajam, "Egois banget sih lo jadi cewek?" Protesan itu membuatku diam. Ryan benar-benar lelaki yang langsung mengatakan apa yang ia rasakan. Bahkan tentang keegoisanku sekalipun.

Jujur aku saat ini takut padanya. Sebab nada suaranya sudah terdengar begitu geram, kali ini aku tak berani melawannya jika nada bicaranya lebih dari biasanya. Aku mengalihkan arah pandangku ke objek lain, memutuskan kontak mata yang terasa begitu sengit di antara kami.

Menyembunyikan mataku yang terasa basah, jujur aku tak biasa mendapat bentakan sesadis ini.

"Gue mau balik ke kelas" Ucapku tanpa memandang Ryan yang kelihatannya masih menatapku.

"Kita pulang" Ucapan dari Ryan membuatku menatapnya bingung.

"Lo gila? Ini baru istirahat pertama dan lo ngajak gue bolos? Apa kata sekolah kalau ngeliat cewek bolos"

"Ck, lo tenang aja. Lo gak bakal kena masalah buat hari ini" Katanya santai padaku yang sudah naik pitam dibuatnya. Emosiku dipermainkan dengan begitu lihai oleh dirinya.

"Ikut atau gak?" Tanyanya padaku.

Aku menggeleng menolak.

"Ikut atau gak? Kalau lo gak ikut, artinya martabat gue udah lo permainkan" Ia berkata cepat hingga tak memberiku kesempatan untuk berbicara.

"Karena gue tadi udah izin ke guru piket buat bawa lo pulang pake alasan gak enak badan" Jelasnya panjang lebar padaku.

Aku menatapnya datar mendengar alibinya. Itu adalah alibi yang sangat masuk akal yang Ryan berikan pada guru piket. Alasan yang ku anggap tak ada hubungannya denganku yang baik-baik saja.

"Siapa yang sakit?" Tanyaku santai.

"Aduh, riber deh debat sama lo. Masuk dulu" Ia menyuruhku masuk kembali ke dalam UKS lalu menutup pintu.

"Heh! Lo mau apain gue? Kenapa pintunya pake ditutup?" Aku memiliki pemikiran jika Ryan akan berbuat macam-macam padaku.

Ryan menghadap ke arahku lalu mulai melangkah mendekatiku, tangannya mulai membuka resleting jaket hitam yang ia gunakan, menarik kerah baju--memperlihatkan kulit luar yang tadi tertutupu oleh kain aket dab juga seragam putihnya. Ia semakin mendekat dan mendekat--jaketnya ia lepas dan dipegang oleh tangan kanannya. Wajahnya nampak datar tanpa ekspresi.

Aku mundur selangkah demi selangkah dan menatapnya takut. takut ia berbuat macam-macam padaku. Kesialan lagi-lagi ada bersamaku, tembok kokoh berhasil menghentikan pergerakanku untuk menjaga jarak dengan Ryan.

Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menghindari posisi Ryan yang semakin mendekat. Ia mengurung sebelah kanan tubuhku. Wajahnya mendekat dan semakin mendekat, aku memejamkan mataku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!