Husband Denial

Husband Denial

Antara Aku dan Arga

( Rachel POV)

Awalnya semua ini hanya bermula dari rasa penasaranku  terhadapnya, namun berakhir dengan perasaan tragis yang kini kurasakan. Awalnya aku penasaran dengan Lelaki yang berhasil merebut hati sahabatku, namun akhirnya Aku malah jatuh cinta padanya. Inilah makna dari ungkapan yang sering oarang-orang lontarkan, jangan terlalu penasaran akan sesuatu karena akan berdampak buruk ke depannya. Seharusnya Aku berhenti, ketika Rea mengingatkanku untuk tidak terlalu penasaran ‘padanya’ karena Ia adalah lelaki yang baik. Namun, kecuriganku akan kepribadian gandanya yang Ia tunjukkan padaku ketika Rea tidak ada membuat rasa penasaranku membuncah terhadapnya. Semua ini bermula ketika Ia sengaja mencelakaiku dengan menabarak diriku yang sedang menyebrang di Jalanan depan Kampus. Mungkin Aku tidak mempermasalahkannya jika Aku tidak melihat plat nomor yang sudah begitu Ku hafal bermaksud menyerebetku. Aku bertanya-tanya apa salahku sehingga Ia berniat begitu, dan mengapa ketika di depan Rea Ia tampak begitu ramah kepadaku. Namun, kendati memperoleh jawaban atas pertanyaan yang memenuhi kepalaku selama ini, Aku malah menemukan fakta bahwa kini Aku menyukainya dan kepribadian gandanya itu.

“Jika memang Kita tidak ada masalah, lalu mengapa kau akan menabrakku saat itu?”

“Aku tidak bermaksud menabrakmu. Aku hanya ingin mencari perhatianmu.” Lelaki mendekat padaku, membuatku merasa ngeri dengan wajah tampannya yang sarkastik.

“Mencari perhatianku? Apakah tidak ada alasan yang lebih logis dari itu?” Aku mencoba untuk terlihat tenang dan tidak terganggu dengan tatapannya yang seakan mengunciku.

“Lebih tidak logis mana dengan Kau yang terus membuntutiku, Kau pikir Aku tidak tau ? Apakah kau mulai tertarik padaku ‘lagi’ ?” Kucoba memberanikan diri untu menatap wajahnya dan rasanya wajahnya juga begitu familiar bagiku.

“Siapa kau sebenarnya? Apa maumu?” Sepersekian detik setelahnya ia mengcekram daguku dan mendekatkan wajahku kepadanya hingga Aku bisa merasakan deru  nafasnya menerpa wajahku.

“Aku hanya ingin meraih kembali apa yang sudah kulepaskan. Namun sepertinya, Kau sama sekali tidak mengingat dan menyadarinya selama ini.” Dan akhirnya Aku sadar dengan siapa Aku berhadapan sekarang, Arga.

Meski Aku tak  begitu mengingatnya, namun Aku menyadari bahwa setidaknya Ia pernah menjadi seseorang yang begitu Aku dambakan. Hanya saja Aku masih tidak percaya, bahwa Ia mendekati Rea hanya agar dapat bertemu denganku. Kukira Ia sudah seperti diriku yang sudah melupakan kisah bodoh yang Kami alami ketika masih di sekolah menengah dulu, namun kenyataannya Dia masih saja mengungkitnya ketika Aku sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Dan yang terburuk dari semua itu adalah fakta bahwa Aku kini ‘kembali’ menyukainya, tapi jangan harap Aku akan dibodohi seperti dulu. Aku takkan mengemis cinta seperti yang dulu pernah Ku lakukan, tidak akan ada lagi Surat Cinta, Kaleng Minuman, ataupun Sebatang Coklat yang akan Ku letakkan di laci mejanya seperti dulu. Tak akan pernah.

“Rachel, lusa double date yuk,. Aku sama Arga mau ke Bali, kamu ikut ya sama Jeno.” Rea sepertinya sama sekali tidak peka dengan suasana hatiku yang buruk saat ini.

“Engga ah, lagian Aku baru pdkt sama si Jeno. Masa udah ngajak ngedate, murahan banget dong Akunya.” dengan malas Aku menjawab pertanyaan Rea.

“Ayolah,Hel. Jeno Aku sama Arga yang ngajak deh. Kamu pergi aja sama Kita, nanti pas Jeno datang Kamu bareng sama Jeno.” tawar Rea kembali.

“Engga, liburan ini Aku mau di rumah aja. Mager kemana-mana, mending tidur."

“Kalau Kamu engga mau pergi, Aku laporin ke Tante kalau kemarin kamu engga ke rumahku tapi ngedate sama Jeno.” Ancamnya, padahal malam itu Aku tidak bersama Jeno melaikan bersam..Err..Arga.

“Oke, dengan satu syarat Aku engga mau keluar diatas jam 11 malam.”

“Sip, besok kamu beres-beres terus ya, lusa Kita berangkat.”

Ini adalah hal yang paling Ku takutkan ketika memutuskan untuk pergi bersama Rea, Aku sengaja datang terlambat agar tidak berpapasan dengan Arga di jalan karena jarak rumah Kami yang dekat. Namun, lelaki itu malah menjemputku dengan alasan Rea yang tidak ingin pergi terlalu lama, rasanya seperti mengkhianati teman sendiri jika seperti ini ditambah Aku harus duduk di kursi penumpang yang berada di depan.

“Aku punya firasat baik tentang perjalanan Kita kali ini, Aku harap setelah ini Kita dapat kembali seperti sebelumnya.” Ia membuka pembicaraan yang berhasil membuatku semakin kesal.

“Bisa ga, Kamu bicara yang lain aja? Risih tau!” Rasanya Aku benar-benar akan meledak sebentar lagi.

“Mengapa harus menghindar dari topik ini? Bukankah Kita sama-sama menyukainya?”

“Arga, jangan gila! Ini sudah hampir 4 tahun sejak aku berhenti menyukaimu. Jangan coba memancing amarahku!”

“Apa Kau tidak ingat bagaimana dulu Kau begitu tergila-gila padaku? Maka mari Kita lihat sekarang siapa yang lebih gila.”

Bosan menjawab omongan tidak masuk akal Arga, Aku pun memutuskan untuk memejamkan mata dan pura-pura tertidur. Sekarang Aku sama sekali tidak tau berbuat apa atas sikap Arga yang berubah 180 derajat ini. Entah Aku harus meladeninya atau menolaknya seperti yang dulu Ia biasa lakukan.

***

(Arga POV)

Aku tidak peduli ia dengan kegilaan apalagi yang akan kulakukan setelah ini. Bagiku mengambil kembali hati Rachel adalah yang terpenting. Dengan semua penolakan dan luka yang pernah  kugoreskan di hatinya seharusnya sekarang ia pantas untuk bahagia. Namun, keegoisanku membuat kami harus kembali bertemu. Membuat luka yang hampir tertutup itu kini terbuka kembali.

“Hel, kamu tenang aja setelah ini Aku ga akan nyakitin kamu lagi. Aku ga akan bikin kamu malu ataupun sedih karena penolakanku seperti dulu. Akan Aku pastiin orang yang dulu remehin kamu karna suka sama Aku akan menyesal.” dengan lembut Aku mengelus kepalanya, damai rasanya melihat gadis ini tenang seperti sekarang. Andai saja ketika bangun ia juga tenang seperti ini, pasti semuanya akan berjalan lancar.

***

( Rachel POV)

Kami sampai di sebuah resort tepi Pantai yang cukup luas, Rea menunggu di depan pintu Resort lengkap dengan pakaian musim panasnya, mini dress selutut dan topi yang cukup besar di kepalanya. Seperti biasa, Sahabatku itu sangat cantik. Mungkin ini salah satu alasan yang membuat Arga mencintainya.

“Akhirnya Kalian nyampe juga, yuk masuk! Ini Resort punya Keluargaku, jadi kalian bisa langsung pilih aja mau kamar yang mana.” ujar Rea begitu Kami tiba di resort.

“Gilasih, seperti yang kita duga Andrea Veranda.” Arga berbisik pada Rea, namun Aku masih dapat mendengarnya, Rea tersenyum setelahnya meraih tangan Arga dan masuk ke Resort.

“Oh, iya barang-barang kalian dimana?” ketika akan memasuki Kamar masing-masing, Aku dan Arga baru sadar bahwa barang bawaan kami masih tertinggal di mobil.

“Ah, iya. Aku baru inget barangnya masih di mobil. Sayang, Aku sama Rachel ambil barangnya dulu ya.” Aku bisa melihat Rea masih ingin berlama-lama dengan Arga, Aku tau bahwa ia juga sengaja untuk tidak langsung masuk ke kamarnya ketika Kami akan masuk ke kamar kami masing-masing.

“Gapapa, biar Aku aja yang ambil mana kunci mobilnya.” Aku dapat melihat Arga sedikit enggan, namun tangan Rea yang meraih tangannya membuatnya menyerah dan memberikan kunci mobilnya padaku.

Aku membuka bagasi mobil Arga, ada dua tas berukuran sedang disana. Memang tidak cukup besar, namun akan merepotkan jika membawanya sekaligus. Aku mencari benda yang akan memudahkanku membawa kedua tas tersebut sekaligus. Aku melihat sebuah tas lipat yang cukup besar, namun tanganku tak mampu meraihnya karena berada di bagian bagasi paling bawah. Aku terus mencoba meraihnya, hingga tak sengaja menyenggol sebuah kotak yang berada tidak jauh dari tas lipat tersebut.

Aku menutup mulutku, terkejut dengan isinya. Ada puluhan fotoku yang keluar dari kotak yang jatuh itu. Dan itu semua diambil dengan candid. Aku bertanya-tanya Apakah Arga benar-benar mengawasiku selama ini. Rasa tidak nyaman memenuhi diriku. Bagaimana mungkin Arga berbuat hal seperti itu. Dengan ragu, Aku kembali membereskan kotak tersebut dan meraih tas lipat yang akhirnya dapat kuraih. Kumasukkan tasku dan Arga ke dalam tas lipat yang cukup besar itu. Aku membawanya dengan memeluk kedua sisinya dengan kuat, meskipun sedikit menutup tubuhku namun jauh lebih mudah daripada harus memegangnya dengan kedua tangan.

Kakiku sudah sangat kebas, jarak mobil Arga ke Resort memang tidak begitu jauh. Namun, dengan bawaan yang cukup berat ini rasanya sangat lama untuk segera sampai ke resort. Untunglah, Jeno datang dan membantuku, ia yang baru saja sampai mengambil barang bawaanku dan membawanya ke resort.

“Makasih ya Jeno, udah mau bantuin Aku.” ujarku pada Jeno ketika Kami sampai di depan kamarku.

“Iya gapapa,Hel santai aja. Tapi btw tumben bawaan Kamu banyak banget?” tanya Jeno

“Ah engga, ini punya Arga sebagian.” balasku.

“Lah, kok kamu yang bawain?” tanya Jeno.

“Ah, engga tadi Arga ada perlu sama Rea jadi Aku yang bawain gitu.” Jawabku.

“Oh, yaudah sini tas Arga titipin sama Aku aja. Kebetulan Kamar Kita sebelahan.”

Aku memberikan Tas Arga pada Jeno, namun tiba-tiba selembar foto terjatuh dari tas lipat yang kubawa tadi. Jeno mengambilnya dan memberikannya padaku.

“Ini foto Kamu? Kok pake bawa foto segala sih,Hel. Mana candid gitu lagi.” Ah sial, sepertinya Jeno melihat foto itu.

“Haha, paling keselip pas Aku beberes tas kemarin.”

“Haha iya-iya, lain kali hati-hati loh Hel. Foto kaya gitu kalau jatuh ditangan yang salah, bisa terjadi apa-apa loh.”

“Emang apaan? haha.”

“Ya, Kamu tau sendirilah,wkwk."

***

Terpopuler

Comments

Nitha Nembok

Nitha Nembok

keren ceritanya 👍👍

2021-01-30

0

Ellaa🎭

Ellaa🎭

ceritanya seru kak aku lanjut baca nih 😍😍

mampir juga kak ke karyaku 'Kay and Say'🥰🌹🌹 jangan lupa untuk mampir ya siapa tau suka 🤗🥰🌹🌹

2020-10-22

0

Arumb

Arumb

mampiirrrrr

2020-10-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!