Tanda Setuju

Setelah cukup lama Jupri menunggu, Ratih keluar dengan nenek nya dan menjawab lamaran dari Jupri.

"Gimana nek?" apakah nenek setuju Ratih saya pinang menjadi istri saya?" tanya Jupri pada nenek Sringah.

Nenek Sringah terdiam sejenak mendengar pertanyaan Jupri yang berani melamar cucu nya itu. Hingga pada akhirnya, nenek Sringah meminta Ratih untuk meninggalkan ruang tamu karena nenek Sringah ingin membicarakan hal yang sangat penting pads Jupri.

"Nduk, kamu keluar dulu ya?" Aku ingin bicara empat mata dengan Jupri" ucap nenek Sringah pada Ratih.

Ratih mengangguk setuju dengan perintah nenek Sringah dan akhirnya Ratih pergi ke belakang rumah menunggu perbincangan rahasia antara Jupri dan nenek Sringah.

Setelah yakin Ratih pergi dari ruang tamu, nenek Sringah mulai menatap mata Jupri dengan tajam dan bertanya kembali tentang keseriusan Jupri menikah dengan Ratih.

"Nak Jupri, apa kau yakin akan menikahi cucuku?" Ingat Jupri" Ratih sudah tak punya orang tua dan aku sebagai wali yang bertanggung jawab dengan Ratih" Jangan sampai kau menyakiti Ratih karena jika hal itu terjadi, aku tak segan akan mengejarmu" ucap nenek Sringah pada Jupri.

"Nek, aku serius dengan Ratih dan ingin menikahinya" Aku tak mungkin meninggalkan Ratih" jawab Jupri serius.

"Baiklah kalau begitu" Tapi, aku ingin mengatakan suatu hal dan pantangan yang jangan sampai kamu langgar" ucap Nenek Sringah pads Jupri.

"Loh, ada pantangan?" Emangnya pantangan apa nek?" tanya Jupri penasaran

Nenek Sringah langsung membisikkan sesuatu di telinga Jupri dan berkata

""Ratih mempunyai bekas luka di kepalanya dan jangan sekali-kali kau menyentuhnya selama menikah" ucap nenek Sringah pada Jupri

"Oh, itu toh" Tenang nek, aku gak akan meyentuh bekas luka di kepala Ratih" ucap Jupri tenang.

"Baiklah nak, kalau begitu kapan kau akan menikahi Ratih?" tanya nenek Sringah.

"Secepatnya nek, mungkin satu minggu lagi, aku akan mempersiapkan semuanya" ucap Jupri pada nenek Sringah.

"Baiklah kalau begitu, Nenek tunggu kabarnya" jawab nenek Sringah.

Jupri sangat senang dengan jawaban nenek Sringah yang langsung menyetujui lamarannya. Hingga tak terasa Jupri, jam tangan Jupri menunjukkan jam 9 malam dan hari itu Jupri harus cepat pulang karena Jupri harus bekerja besok pagi sekaligus meminta ijin pada bos amel kalau dirinya akan minta cuti menikah.

"Akhirnya, aku tak membujang lagi" Aku bisa menikah dengan Ratih" Kalau dia sudah menjadi istriku, aku akan membawanya ke pabrik dan memperkenalkannya pada teman kerjaku" gumam Jupri dalam hati

"Nek, mana Ratih?" Aku mau ijin pulang dulu" Sudah malam, dan besok aku harus bekerja di pabrik" ucap Jupri meminta ijin pada Nenek Sringah.

"Oh ya, sebentar aku panggilkan Ratih"

"Ratih...kesini nak" Jupri ijin pulang" panggil nenek Sringah pads Ratih.

Ratih segera keluar dari kamar belakang untuk menemui Jupri. Dengan sopan Jupri bersalaman dengan nenek Sringah dan menggenggam tangan Ratih yang dingin.

"Ratih, aku pulang dulu ya?" besok aku akan memberi kabar kepadamu" ucap Jupri pads Ratih.

"Iya mas, hati-hati di jalan ya?" ucap Ratih pendek.

Jupri segera keluar dari rumah megah itu dan kembali menaiki sepeda motor nya. Nenek Sringah terlihat segera menutup pintu rumah nya.

Tak terasa Jupri menoleh ke belakang dan rumah Ratih sudah tak terlihat di matanya.

"Loh, rumah Ratih dimana?" Aku kan baru saja keluar dari rumahnya?" Kenapa yang aku lihat malah lingkungan belakang pabrik?" Apa rumah Ratih dekat dengan pabrik tempat aku bekerja?" Aku ingat betul tadi aku bukan menuju ke arah pabrik" Tapi mengapa setelah aku pulang aku malah berada di sekitar pabrik tempat ku bekerja?" gumam Jupri bingung.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***