Chapter 2

"Mau main ke rumah gua gak?" tawar Rika.

Bel pulang sekolah sudah berdering sejak 3 menit yang lalu, saat ini Alana, Rika, dan Nadia sedang berada di parkiran. Mereka akan pulang bersama seperti biasanya.

"Gua sih yes," ucap Nadia yang sedang makan cimol yang ia beli di depan gerbang.

"Aku kayaknya ngga," ucap Alana menutup botol minumnya.

"Lak ken--"

"Alana."

Ucapan Rika terpotong oleh suara bass seseorang. Mereka bertiga menengik ke arah suara tersebut, di sana berdirilah lelaki jangkung yang memasukan dua lengannya kedalam kantong celana abu-abu nya.

"Iya, Raka?" Alana menautkan alisnya seolah bertanya 'ada apa?'

"Mau pulang bareng ga?" tawar Raka

Alana menggeleng.

"Kayaknya ngga deh," tolak Alana secara halus.

"Pliss kali ini aja," rajuk Raka.

"Tap--"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya lengan Alana langsung di genggam oleh Raka menuju motor sport nya.

"Serasa nyamuk gua njirr," cicit Rika dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

~~~~

"Mau mampir dulu?" tanya Alana seraya menyerahkan helm kepada Raka.

"Lain kali aja ketemu camernya, belum siap," jawab Raka diselingi tawa kecil.

"Oh yaudah, aku masuk ya, hati-hati di jalan," ucap Alana di depan gerbang.

"Iyah hati-hati, yang di hati jangan pergi. Aku pamit, bye sayang," ucap Raka membuat Alana mual seketika.

"Itu pacar lo dek?"

Alana tersentak kaget melihat Malvin yang ada di belakangnya.

"Eh, bukan,"

"Jujur aja,"

"Itu bukan pacar Alana abang bolot," sebal Alana berlari menuju rumahnya dan sengaja menabrak bahu Malvin.

"Dasar anak jaman sekarang suka gantungin perasaan orang, padahal tuh cowok kayaknya suka sama si curut, emang dasar ade gue polosnya kelewatan." gerutu Malvin seraya menutup pintu gerbang.

"Assalamuallaikum, bundanya Alana!" teriak Alana dengan suara memekik telinga.

Sari- Bunda nya Alana, datang dengan celemek yang masih melekat di badannya menghampiri anak gadisnya itu.

"Wa'alaikumsalam, kebiasaan banget kalo pulang selalu teriak-teriak!" tegur Sari.

Alana langsung menyalimi Sari.

"Hehe, maaf bunda aku khilaf," ucap Alana menggaruk tengkuknya.

"Yaudah mandi sono, abis itu makan!" perintah Sari.

Alana mengangguk, dan berjalan kearah tangga menuju kamar nya.

Alana langsung merebahkan badannya di atas kasur pink king size nya, hampir seluruh barang yang ada di kamarnya berwarna pink, karena Alana sangat menyukai warna pink.

Kaki mungil nya melangkahkan kearah kamar mandi untuk melakukan kegiatan nya yaitu, bernyanyi dikamar mandi. Padahal sudah sering ditegur tapi tak pernah mendengarkan.

"Bun, tadi Alana pulang sama cowok tau," bisik Malvin di telinga Sari, membuat Sari menghentikan aktivitas nya sejenak.

"Jangan ngada-ngada kamu Vin," jawab Sari langsung membuat Malvin merengut.

"Ah bunda, gak pernah percaya. Cowoknya ganteng bun,"

"Coba nanti bunda tanya, awas Kalo bohong!" Sarkas Sari sambil mengangkat spatula didepan muka Malvin, dan membuatnya meneguk ludah.

"Woy abang bolot. Coklat Alana kemana!?"

"Apaan sih lo teriak-teriak gua ga bolot *****,"

Alana terkejut melihat 3 buah coklat miliknya menatapnya nanar. Matanya berkaca-kaca, tadinya coklat di lemari pendingin atas dan bawahnga isinya coklat, dan sekarang katakan 'RIP' pads coklatnya

"Huaaa...."

Malvin duduk disofa dan memencet tombol diremote nya.

Malvin tersentak kaget mendengan tangisan adiknya yang mungkin terdengar sampe luar.

"Berisik woy," kata Malvin sambil menutup kupingnya.

Alana menghampiri Malvin dan langsung menjambak rambut nya.

"Abang harus tanggun jawab hiks!"

"Ash, woy lepasin! Botak entar pala gua woy,"

Malvin berusaha melepaskan tangan Alana dari rambutnya, dan berhasil.

"Tanggung jawab!" Ucap Alana.

"Lah kapan gua ngehamilin lo?" Tanya Malvin.

Plakk

Alana memukul kepala Malvin keras membuat sang abangnya meringis.

"Ih bukan! Coklat Alana mana hiks?" Ucap Alana sambil menghapus air matanya.

"Oh coklat, gua bagiin pas pagi sama anak-anak SD yang lewat depan rumah," jawab nya santai, dan melanjutkan acaranya.

"Huaaaaaaa....." Alana kembali manangis.

Sari mendengar keributan tersebut langsung berlari menghampiri keduanya.

"Abang apain Alana?" Tanya Sari sambil mengusap babu Alana.

"Engga kok bun, Malvin cuma bagiin coklatnya Alana ke anak-anak SD," jawab Malvin menunduk.

"Hah!?" Sari kaget dengan pernyataan tersebut. Sari tau motto anak bungsunya itu 'coklat harga Mari, dan yang memakan coklat tanpa seizin nya harus mati' sadis bukan.

"Minta maaf sekarang," suruh Sari kepada anak sulungnya itu.

"Males ah bun, Alana jelek," jawab Malvin.

"Huaaaa.." Lagi-lagi Alana menangis.

"Abang!" Tegas Sari.

"Yaudah Alana, abang Malvin yang gantengnya sekomplek ini minta maaf yang sebesar-besarnya. Nanti abang beliin sama mamang tukang coklatnya," ucap Malvin di hadapan Alana.

"Aaaaa sayang abang," Alana langsung memeluk leher Malvin membuat lehernya tercekik.

"Udah woy, lepas ***** mati ntar gua," pekik Malvin, Alana melepaskan pelukannya dan menyengir polos.

"Nah gitu dong, yuk makan," ajak Sari.

Seorang kakak memang selalu jahil kepada adiknya, tapi percayalah jika ada apa-apa kepada adiknya seorang kakak lah yang paling pertama membelanya.

"Bun ayah kapan pulangnya?" tanya Alana kepada Sari.

Alana sangat merindukan ayahnya itu, ayah Alana adalah seorang pembisnis, sehingga harus mengurusnya hingga harus meninggalkan keluarga.

"Katanya sih minggu," jawab Sari.

Alana mengangguk.

"Alana udah punya pacar?"

"Uhuk-uhuk,"

Sari bertanya tiba-tiba membuat Alana tersedak, refleks Malvin langsung memberikan segelas air putih.

"Pasti bunda tau dari abang ya?"

"Heem," jawab Sari.

"Alana gak punya pacar kok bun,"

"Kata abang kamu tadi dianterin cowok, siapa?"

"Dasar abang ember. Itu temen kok bun,"

Rani mengangguk saja.

"Jelek sih lo makanya gada yang mau," cibir Malvin.

"Lah kamu ngaca Vin, umur udah tua belum pernah bawa pacar ke rumah" balas Sari sinis membuat Malvin mati kutu.

Malvin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Nanti bun masih otw," jawab Malvin.

"Otw aja terus, gak nyampe-nyampe," sindir Alana.

Mereka melanjutkan makanan nya, hingga keadaan hening dan yang terdengar hanyalah suara garpu dan sendok yang mengadu.

"Aku ke kamar ya bun, good night my hero," ucap Alana sambil mengecup pipi Sari.

"Night too my princess," jawab Sari.

"Dasar anak bunda," cibir Malvin setelah sampai dikamar Alana.

"Lah abang anak siapa? Anak monyet? " jawab Alana ketus, dan langsung memasuki kamarnya.

"Gile, polos-polos omongannya nge-jleb," gumam Malvin dan langsung memasuki kamarnya.

Terpopuler

Comments

Manga1

Manga1

seru

2024-01-29

0

Azzalea Zalfa

Azzalea Zalfa

etdah, w jadi ketawa/i sendiri, untung bocah dah pules

2020-12-23

1

Ani Mijaya

Ani Mijaya

seru....seru....

2020-11-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!