"Brak." Pintu kamar mandi terbuka kasar, mengejutkan sosok pria tinggi menjulang di bawah guyuran air shower untuk mendinginkan tubuh dan pikiran mesumnya.
"Oh, sial!" Erang pria itu membalikkan tubuhnya.
"Akh!" Pria itu berteriak nyaring, refleks menutup bagian inti tubuhnya yang sudah terlihat begitu gagah.
Garvin menatap nyalang Sakura yang masuk begitu saja ke dalam kamar mandi, juga ekspresi wajah wanita itu terlihat begitu tenang dan santai.
Sementara Garvin begitu kelabakan menutupi senjata pamungkasnya, membawa tubuhnya ke balik pintu kamar mandi.
"H-hey! A-apa yang kau lakukan, huh!" Garvin menegur istrinya dengan suara bentakan.
Sakura hanya melirik sekilas suaminya itu, lantas berjalan menuju kloset.
"Dasar wanita gila! Apa kau tidak melihatku ada di sini!" Kembali Garvin berteriak.
Melihat Sakura dengan santainya membuang air kecil di kloset, Garvin tidak terima hal seperti itu, baginya sungguh perbuatan Sakura sangat tidak sopan.
"Aku tidak bisa menahannya," Sakura menyahuti dengan santai. Melepaskan seluruh celananya dan melemparkan begitu saja.
Melihat bagian bawah istrinya polos sempurna, berhasil membuat Garvin semakin getar-getir.
Pria itu pun bergeser sedikit demi sedikit untuk menggapai sebuah handuk di samping istrinya, saat melihat Sakura sibuk membersihkan sesuatu.
Tubuh Garvin membeku, saat Sakura kini menatap ke arahnya, tepatnya, pada benda yang ia tutupi.
"Buat apa kau menutupinya? Aku pun sudah melihat dan mengenalnya," Sakura terkekeh, menggoda suaminnya.
"Apa yang kau katakan! Jauhkan pandanganmu dari milik!" Pinta Garvin dengan suara pekikan, wajahnya begitu merah dan suaranya tergugup.
Sakura bukannya menuruti perintah suaminya, wanita itu bahkan kini berusaha melepaskan kedua tangan Garvin dari benda kesayangannya.
"H-hey, apa yang kau lakukan! Singkirkan tanganmu, hey … aku bilang, singkirkan!" Garvin begitu kewalahan untuk membuat istrinya berhenti untuk menggodanya.
Kini Garvin berusaha untuk menggapai handuk di depannya dengan satu tangan menutupi area terlarangnya yang masih di usilin sang istri.
"Kenapa kau tidak membukanya saja, apa di malu melihatku, hm?" Sakura kini bangkit, menatap penuh godaan kepada suaminya.
Garvin semakin gugup, dengan tangan gemetar, pria itu berhasil meraih handuk dan berniat untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
Akan tetapi, Sakura merebutnya lalu melemparkan begitu saja.
"Dasar wanita sinting, hah!" Garvin lagi-lagi berteriak nyaring, hingga tanpa sadar ia melupakan sesuatu dibawah sana untuk di tutupin.
"Wow, honey, dia bangkit dan terlihat gagah," bisik Sakura dan sengaja menyentilnya.
"Akh, hey … dasar wanita mesum!" Pekik pria itu dengan wajah semakin merah, segera Garvin mengambil handuk yang ada di balik pintu.
Mengenakannya dengan tatapan nyalang ke arah Sakura yang hanya menampilkan senyum miring.
"Mesum." Ucapnya kesal, setelah itu keluar dari kamar mandi dengan raut emosi.
"Brak." Garvin menutup pintu kamar mandinya dengan kasar, hingga membuat guncang kecil.
"OMG, kenapa ada wanita sepertinya? Oh, beruntung kita selamat, dude dari wanita jadi-jadian itu," gumam nya sendiri sembari menatap ke arah bawahnya.
Garvin pun berjalan menuju pintu ruangan ganti, mereka sekarang sudah berada di Mansion. Setelah perdebatan panjang tentang pilihan harus tidur dimana.
Sakura ingin tidur di markasnya, namun, Garvin menolak keras. Akhirnya Sakura pun mengalah, meskipun ia harus berkendara beberapa jam lamanya.
Hingga waktu pagi buta baru mereka tiba di Mansion. Garvin tidak butuh untuk tidur lagi, karena dirinya sudah begitu puas tidur di dalam mobil.
Hanya Sakura yang terlihat lelah dan memilih beristirahat sejenak dan setelah itu bersiap untuk ke perusahaan pagi sekali.
"Kau, akan ke mana pagi buta begini?" Sakura bertanya kepada suaminya yang sudah terlihat rapi.
"Bukan urusanmu," sahut Garvin cuek.
Pria itu merapikan rambutnya, sebelum meninggal kamar dengan wajah begitu enggan melihat istrinya.
Sakura hanya bisa menghela nafas panjang, menatap punggung lebar suaminya yang sudah tidak terlihat lagi.
"Aku hanya takut, kau akan menyaksikan wanita itu bersama pria lain. Bukankah, itu akan membuatmu terluka?" Sakura menatap kepergian suaminya dengan mobil yang berbeda. Kali ini Garvin terlihat mengenakan mobil sport mewah.
"Dia, mengatakan bukan urusanku, jadi … aku tidak perlu memikirkannya." Monolog Sakura dan ingin bersikap biasa saja. Tapi, entah mengapa sifat keibuannya mengatakan ingin melindungi suaminya.
🌹🌹🌹🌹🌹
Sakura terbangun dari tidurnya saat mendengar kebisingan di luar, tepatnya, pintu kamar kini diketuk dengan tidak sabar.
Dengan rasa enggan untuk bangkit dari tidur nyamannya, terpaksa wanita itu bangun, merenggangkan otot-otot kaku sebentar, setelah itu berjalan mendekati pintu.
Hal pertama yang Sakura lihat adalah, wajah masam ibu mertuanya. Yang menatapnya begitu sengit.
Sakura pun hanya bisa menghela nafas panjang, sambil memutar kedua bola matanya.
"Pagi, mom!" Sapa Sakura yang berdua untuk ramah. Meskipun semalam sempat terjadi keributan.
Nyonya Soraya hanya mencebik bibirnya yang sudah di warnai merah menyala.
"Seharusnya, kau sadar dirinya sebagai seorang menantu. Kalau di Mansion ini kau harus mengurus semuanya. Bukan jam siang seperti ini masih tidur. Ingat, kau bukan seorang tuan putri disini. Jadi, sadar dirilah." Nyonya Soraya segera memberikan kata-kata sarkas kepada menantunya itu.
Sakura terlihat tersenyum miring, mengusap wajahnya dan kini memposisikan diri dengan punggung bersandar di pintu, kedua tangannya di biarkan terlipat di depan dada.
Biarlah, dia dicap sebagai menantu tidak sopan dan menghargai ibu mertuanya.
Sakura hanya ingin bersikap yang sama dengan ibu mertuanya, kesombongan harusnya dibalas dengan hal sama.
"Well, disini begitu banyak pelayan, mom! Bukan sudah tugas mereka?" Ujar Sakura dengan wajah santai.
"Apa kau hanya ingin berharap kepada mereka? Terus, apa yang harus kau lakukan di sini? Sebagai menantu sudah kewajibanmu melakukan semuanya." Sahut nyonya Soraya tidak kalah sengitnya.
"Apa, mommy sudah tidak mampu membayar mereka? Kalau, memang seperti itu, aku akan membayar mereka 2 kali lipat dari gaji yang mommy, berikan." Sakura menimpali ucapan ibu mertuanya.
Yang membuat wajah nyonya Soraya yang sudah dihiasi make up dramatis di pagi hari.
"Kau!"
Sakura segera menahan jari telunjuknya ibu mertuanya saat akan mengarahkan ke wajahnya.
"Ingat, anda juga hanya seorang istri disini. Semua yang ada di sini milik keluarga Miller dan anda seorang asing yang beruntung menjadi menantu. Jadi … seharusnya sudah kewajiban nyonya besar di sini melakukan pekerjaan itu. Bukan bersenang-senang di luar sana dengan pria ******.
"Anda juga harus ingat, harta yang ada pakai untuk berfoya-foya milik suami anda, maka bersikap baiklah dengannya, apabila mommy masih menginginkan kemewahan. Oh iya satu lagi, mungkin mommy harus menyiapkan mental dari sekarang, karena perusahaan Miller akan aku ambil alih kepemimpinannya." Sakura puas melihat wajah terkejut ibu mertuanya mendengar kalimat terakhir yang diucapkannya.
"Omong kosong!" Pekik wanita setengah baya itu yang pagi ini sudah terlihat begitu rapi dengan setelan formal.
"Kita akan membuktikannya di perusahaan nanti, jadi … mommy, silahkan menjauhlah dari depan kamar kami. Seharusnya, mommy menyibukkan diri di dapur, bukan sibuk mencari pria ******." Pungkas Sakura dengan nada sinis, wanita itu lantas menutup pintu kamar di depan wajah ibu mertuanya yang masih membeku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Gak kapok ya si emaknya garvin.. Padahal tangannya udah dilukai masih aja sombong sama sakura
2023-02-27
0
Cahaya Warna
sakura dah lah buruan bongkar tuh kelakuan charlotte sm emaknya ke garvin, tuan miller malu jg klo publik tau so dia menyingkir dr hiruk pihuk kesibukan apalagi perusahaannya udah diurus sakura jd dia bs tenang menghabiskan masa tuanya dgn seorang wanita baik di desa, lalu sakura menghilanglah dr kehidupan garvin, tinggalkan laki2 spt itu buat pelajaran, km wanita pasti ingin di cintai dan hargai sekuat apapun kamu, yg penting itu kamu "punya status" tuk anak kamu
2023-02-27
1
💥💚 Sany ❤💕
Rasanya pubgin ju tabok si Galvin biar kepalanya gak oleng ge. Dah dapat istri baek2 n sabar dg tingkahnya, eee...dia malah berulah.
2023-02-27
0