bab 6

Suara kekehan terdengar di lokasi tempat latihan menembak, para bawahan, Sakura menahan tawa melihat tubuh Garvin yang terlihat sangat payah.

Pria itu kini terduduk lemas di depan sana dengan wajah pucat juga keringat dingin mengucur deras.

Pria itu menunduk kepalanya, menahan amarah saat mendengar tawa anak buah, Sakura. Ia merasa dijadikan alat lelucon oleh istrinya.

Pria tinggi itu mengangkat kepalanya, ia menghunus tatapan mematikan ke arah, Sakura yang tampak begitu santai.

Mata Garvin kini berkeliaran, melihat sekitar. Di mana para bawahan Sakura telah menggunjing dirinya yang disebut pria payah dan tidak pantas bersama Sakura.

Garvin bangkit dengan wajah merah mencekam, menatap tajam kearah anak buah istrinya yang hanya di tanggapi senyum remeh.

"Apa maksud semua ini, huh! Kau sengaja ingin membuatku terlihat bodoh di depan mereka!" Garvin meraih tangan Sakura dan menariknya kasar, membuat wanita tomboy itu membalikkan badannya.

Kedua mata Garvin begitu melotot tajam, seakan ingin menelan istrinya sekarang juga.

Sedangkan sang istri terlihat begitu tenang dan tidak acuh dengan ekspresi suaminya yang sedang marah.

"Kau ingin mengertakku, huh!" Kali ini Garvin meremas kuat pundak istrinya dan mengguncangnya.

"Apa kau ingin pamer padaku? Kalau kau wanita hebat, betulkah begitu?" Garvin kini kembali mengatakan sesuatu yang sifatnya meremehkan.

Sakura hanya diam, membalas tatapan tajam suaminya yang kini berdiri menjulang di hadapannya.

"Jadi, kau ingin mengatakan dirimu hebat?" Lama terdiam, akhirnya Sakura pun mengeluarkan suara.

Salah satu sudut bibir Garvin tertarik, membentuk senyuman sinis kepada Sakura. Pria itu ingin membuktikan kepada istrinya, kalau ia memang bukanlah, pria payah.

"Baiklah, bisa kau buktikan kepadaku, honey?" Bisik Sakura dengan tersenyum penuh.

Namun Garvin menganggap senyum istrinya adalah sebuah ejekan juga merendahkan.

Garvin menyentakkan tangannya dari lengan Sakura, pria itu lalu membersihkan kedua telapak tangan, seakan-akan sedang memegang kotoran.

Pria itu mengangkat tinggi pundaknya hingga dadanya terlihat membusung. Kembali, Garvin tersenyum sinis kepada — Sakura.

Berdiri di depan senjata panjang dengan wajah yang terlihat ragu. Garvin berdehem untuk membuat degupan jantungnya berdetak normal.

Telapak tangannya terulur untuk memegang senjata tersebut dan itu terlihat begitu menakutkan untuknya.

Garvin berhasil menyentuh senjata tersebut, samar terlihat tangannya gemetar, namun ia ingin bersikap gentleman di depan semua orang yang ada di sana, termaksud sang istri.

Sakura kini berdiri dengan kedua kakinya terbuka dan kedua tangan kini berada di depan dada. Menarik senyum sinis dan membuang pandangan saat melihat suaminya begitu kesulitan untuk mengangkat bobot senjata tersebut.

"Aku baru tahu, selain payah, kau juga begitu lemah!" Seru Sakura yang kini berada di samping suaminya.

Garvin menoleh dengan wajah tidak suka dan tersinggung, ia mendesis tertahan dengan tatapan muak terhadap, istrinya.

"Diamlah! Dan menjauh dariku, aku bisa saja meledakkan kepalamu itu dengan senjata ini. Jadi … menjauhlah, sebelum aku kehilangan kendali." Pria itu mendorong pundak istrinya agar menjauh menggunakan pundak kokohnya itu.

Ia lalu memposisikan senjata api tersebut ke arah depan, di mana terdapat papan bundaran di sana.

Sakura kembali melipat kedua tangannya, menelisik suaminya itu yang sangat tidak benar dalam memposisikan senjata.

"Berhati-hati, salah sedikit memposisikan senjata, maka kau akan terbunuh oleh senjatamu sendiri," tandas Sakura, yang kini berdiri di belakang tubuh tinggi besar suaminya. Membantu pria itu untuk membenarkan letak posisi.

"Menyingkirlah, aku juga tahu!" Sentak Garvin, bergerak ingin menyingkirkan tubuh ramping istrinya, akan tetapi Sakura menahan tubuh suaminya itu dengan merangkul pundak Garvin.

Mengarah moncong senjata ke tepat sasaran, "fokus kedepan, lalu lepaskan peluru!" Bisik Sakura, memberikan aba-aba kepada suaminya.

"Aku tahu, dan sebaiknya menjauhlah!" Pinta Garvin yang merasa risih berdekatan dengan istrinya.

"Diam dan fokus!" bisik Sakura dengan suara tertahan dan menahan kedua pundak suaminya.

"Lepaskan!" Pinta Sakura dengan suara tegas.

Garvin pun mulai terlihat fokus, meskipun ia masih terlihat ragu dengan degupan jantung semakin berdetak kencang. Kedua tangannya yang sudah memasang posisi, tampak gemetar. Beruntung Sakura menahannya dan menyakinkannya.

"Sekarang!" Bisik Sakura.

Garvin pun mencoba untuk tetap tenang dan memperlihatkan kepada Sakura kalau dirinya bisa melakukannya.

"Dor." Peluru dilepaskan dan itu terlihat lumayan.

"Yes!" Seru Garvin, menyimpan kembali senjata dan mengangkat kedua tangan keatas. Menyuarakan keberhasilannya atas apa yang ia lakukan dengan degupan jantung berdetak kuat dan melawan rasa ketakutan.

Terpopuler

Comments

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

kak jrang up nya ...... tak nunggu lama .....sama juga yg di fizzoo lama juga up nyaa

2023-02-25

1

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Jauh di dalam hatinya garvin sebenarnya cinta sama sakura ya...

2023-02-25

1

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

baru juga satu dor ...udah bangga ...

2023-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!