bab 14

"Miller!" Sentak nyonya Soraya yang kini menyusul suaminya yang sedang membaca buku tebal.

Tuan Miller mengangkat kepalanya, pria itu hanya menatap sejenak, lalu kembali dengan bacaannya.

Nyonya Soraya yang begitu geram dengan tanggapan suaminya, wanita yang mengenakan gaun modis yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang terlihat masih seksi.

"Apa maksudmu, huh! Dengan ingin mencari wanita lain, katakan!" Nyonya Soraya segera bertanya kepada tuan Miller dengan nada tinggi.

Tuan Miller tampak cuek dengan sikap istrinya yang kini berdiri dengan arogannya di hadapan.

Pria itu lebih memilih menghabiskan beberapa halaman buku yang ia baca daripada mendengarkan, ucapan penuh sarkas istrinya.

Nyonya Soraya yang geram pun, segera menarik buku yang suaminya baca, melemparkan begitu saja ke sembarang arah.

Tuan Miller menarik nafas panjang dan membuangnya dengan sangat kasar. Pria yang tampak terlihat masih bugar, berdiri di hadapan istrinya itu.

"Apa yang sebenarnya yang kau mau, Soraya?" Tanya tuan Miller dengan tersenyum miring.

"Bukankah, kau tidak pernah memperdulikan aku? Kau Bahkan memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan pria muda. Apa kau pikir sikapmu sungguh membanggakan? Kau membuat harga dirimu hancur dengan perbuatanmu sendiri." Tandas tuan Miller dengan wajah terlihat begitu serius

Nyonya Soraya begitu terperangah, mendengar ucapan suaminya. Wanita itu selalu bermain cantik di belakang suaminya sendiri.

Namun bukannya memperlihatkan wajah menyesal, nyonya Soraya bahkan terlihat begitu sinis terhadap suaminya.

"Salahkan, dirimu yang tidak berguna menjadi suami. Kau hanya sibuk dengan duniamu sendiri, hingga melupakan istri yang haus dengan sentuhan pria." Wanita itu mengungkap semua keluh kesah yang selama ini ia tahan.

Tuan Miller meletakkan kedua tangannya di wajah, lantas mengusap wajahnya dengan kasar, mendengar ucapan istrinya.

"Aku melakukannya demi kalian!" Tuan Miller menaikkan intonasi suaranya menjadi dua oktaf.

"Omong kosong, kau hanya tergila-gila dan mementingkan karir dan pekerjaan," sahut nyonya Soraya yang begitu muak melihat suaminya sendiri.

Tuan Miller bungkam, ia bahkan saat mendengar ucapan istrinya yang lagi-lagi merendahkannya.

"Pria payah sepertimu tidak akan ada yang sanggup bersamamu," tutur nyonya Soraya dengan nada menyinggung.

Wajah nyonya Soraya terlihat begitu sinis kepada suaminya itu, wajah yang terlihat begitu muak.

Ia sejak dulu tidak pernah memiliki perasaan kepada tuan Miller, wanita itu hanya menginginkan harta juga status istri dari seorang pengusaha sukses dan kaya di kotanya.

"Baiklah, aku akan membuktikan kepadamu, bahwa aku bisa mendapat seorang wanita yang menerimaku." Tuan Miller pun mulai merasa jenuh dengan rumah tangganya yang terasa begitu dingin.

Pria itu ingin istrinya ini kembali menarik kata-katanya yang mengantainya sebagai pria payah dan naif.

Nyonya Soraya hanya tersenyum sinis dan memilih meninggalkan suaminya di sana dengan wajah pongah dan meremehkan.

Tuan Miller hanya bisa menelan pahit, semua perkataan sarkas sang istri. Ia begitu tidak berdaya di dekat istrinya itu.

Niat hati ingin memberikan kemewahan dan kebahagiaan kepada istri dan putranya, pria itu harus mendapatkan sikap dingin.

Sedangkan nyonya Soraya berjalan menuju pintu utama dengan senyum puas, bisa membuat suaminya itu tidak berkutik lagi.

"Antarkan aku ketempat biasa!" Perintah nyonya Soraya kepada supir pribadinya. Malam ini ia sudah memiliki janji dengan salah satu pria mudanya.

Nyonya Soraya begitu merindukan sosok yang mampu memberikannya kehangatan di bawah kuasa seorang pria hangat.

Dan ia tidak mendapatkan itu dari sosok suaminya yang selama ini yang memberikan kemewahan dan hidup foya-foya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***