Keadaan di ruangan makan, Mansion mewah Miller, tampak menegang. Di mana tuan Miller baru saja melayangkan satu tamparan di wajah putra semata wayangnya.
Baru kali ini tuan Miller berlaku kasar kepada — Garvin. Biasanya ia akan menuruti semua keinginan sang putra.
Melihat perlakuan putra satu-satunya, membuat pria itu kecewa.
Garvin sendiri, sedari tadi memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras sang daddy.
Nyonya Soraya kini menatap tajam ke arah suaminya dan Sakura begitu santai menanggapi ucapan suaminya. Walaupun ia sekuat tenaga untuk tidak mengambil hati yang akan membuat emosinya meledak-ledak, dan sungguh kalau itu terjadi, Sakura tidak yakin wajah suaminya akan masih sempurna.
"Miller! Apa yang kau lakukan kepada putraku, kau tidak akan mungkin melakukan hal ini, pasti pikiranmu sudah di kotori oleh wanita sialan ini!" Nyonya Soraya berkata keras kepada suaminya sendiri dengan sikap yang tidak memiliki rasa hormat sedikitpun.
Tuan Miller hanya bisa menghela nafas, kembali duduk tanpa menghiraukan tatapan Garvin kepadanya.
"Dia pantas, mendapatkannya," tuan Miller menjawab dengan suara tertahan.
"Kau, tidak punya hak! Untuk menyakiti putraku!" Kembali nyonya Soraya berkata keras kepada suaminya.
"Dia putraku, Soraya!" Sahut tuan Miller yang begitu menahan emosi.
"Aku pantas melakukannya, agar ia lebih menghargai istrinya," lanjut pria yang masih terlihat gagah.
Mendengar ucapan sang daddy, Garvin terkekeh sinis. Ia semakin menatap pria yang selama ini ia benci.
"Sejak kapan anda begitu memperhatikanku? Bukankah, karir dan kesuksesan yang anda inginkan, tuan Miller?" Garvin menimpali dengan ucapan yang begitu sinis.
Wajah pria itu pun begitu penuh rasa benci dan dendam terhadap sang daddy.
"Garvin, daddy … hanya …."
"Diamlah! Aku muak melihatmu dan mendengar ucapan menjijikkanmu itu!" Sentak Garvin yang begitu murka. Nyonya Soraya terlihat begitu puas dan penuh kemenangan saat melihat Garvin semakin membenci daddynya sendiri.
Ia hanya perlu melancarkan rencana agar bisa menguasai harta suaminya dan juga harta menantunya.
"Well …, Apa begini cara anda mendidiknya?" Sakura menyela dengan masih menikmati makan malamnya, melirik ke arah Garvin yang wajahnya begitu berang.
"Apa maksud kamu!" Nyonya Soraya kembali berkata dengan nyaring.
Sakura mengangkat kedua bahu dengan wajah yang tidak peduli.
"Maksud kamu aku bukan seorang mommy yang baik? Begitukah, yang kau maksud!" Nyonya Soraya kini berdiri di samping menantunya itu.
"Soraya, pelan suaramu. Apa kau tidak malu dengan menantu kita," timpal tuan Miller yang sangat tidak nyaman dengan menantunya itu.
"Wah, daddy begitu mengkhawatirkan wanita ini rupanya," Garvin ikut menimpali dengan raut mencibir.
"Dia istrimu, Garvin!" Ucap tuan Miller tegas.
"Daddy yang memaksaku menikahinya, jadi … jangan harap aku menginginkannya," sahut Garvin dengan senyum miring. Menatap sang mommy dengan raut senang.
"Aku juga tidak akan sudi, mengakuinya menantuku. Sosok wanita penampilannya begitu buruk." Nyonya Soraya berkata sarkas sambil menatap Sakura yang begitu tenang dan sangat santai.
Sakura meletakkan alat makan dengan elegan dan penuh wibawa, membersihkan mulutnya dan setelah itu tersenyum kepada mertua laki-laki di depannya.
"Daddy, habiskan makan malammu. Ingat, kau perlu tenaga untuk berpikir agar bisa memberikan para medusa kehidupan mewah." Ucap Sakura dengan nada sindiran.
Berhasil membakar amarah ibu dan anak di depannya.
"Kau, dasar wanita sinting!" Teriak nyonya Soraya memaki — Sakura.
"Jagalah, ucapanmu, nona!" Sela Garvin dengan tatapan nyalang.
"Why? Bukankah aku berkata benar, daddy? Kalau mereka hanya benalu di kehidupan daddy," sahut Sakura yang jelas terlihat wajah santainya.
"Dasar wanita sialan!" Nyonya Soraya ingin menampar menantunya itu, tapi … wanita itu yang terdengar memekik kesakitan.
Saat sebuah garpu melukai telapak tangannya, mungkin dirinya lupa, dengan siapa ia bersitegang.
Membuat telapak tangan wanita itu terluka dan meneteskan cairan merah. Tuan Miller dan Garvin begitu terkejut.
Nyonya Soraya tidak mampu berkata-kata, saat mendapat serangan balik dari menantunya, wajahnya begitu pucat.
"Apa yang kau lakukan!" Pekik Garvin.
"Aku akan melaporkanmu ke polisi, karena kau sudah melukai, mommy," lanjut Garvin dengan sengit.
Tatapannya begitu menyala kepada Sakura. Ia ingin segera menghampiri wanita yang merupakan istrinya.
"Apa kau lupa siapa aku, honey? Mungkin aku akan berada di sana, dalam hitungan menit. Setelah itu akan bebas dan tentu saja akan kembali melukainya," tandas dengan nada lirih, tapi terdengar mengerikan di telinga Garvin juga nyonya Soraya.
Tuan Miller hanya bisa diam sambil menahan nafas sesaat, bagaimana tidak. Ternyata menantunya terlihat begitu bengis.
"Psikopat sialan!" Meskipun dilanda rasa sakit, nyonya Soraya tetap memaki — Sakura.
Sakura mengangkat pandangannya ke arah mommy mertua yang menahan rasa sakit.
Kini Sakura kembali membuat mertuanya itu tersendak, merasakan benda runcing berada di punggung tangannya yang berada di atas meja makan.
"A-apa yang ingin kau lakukan, l-lepas. Jauhkan itu dari tanganku! Kau akan merusak kuku-kuku mahalku, sialan! Akh!" Kembali wanita itu berteriak nyaring, merasakan ujung garpu melukai punggung tangannya.
"Nak!" Seru tuan Miller.
"Hey … lepaskan, mommy!" Sentak Garvin yang ingin bangkit dan membantu, mommynya lepas dari kebengisan Sakura.
Namun, tiba-tiba Sakura bangkit, mengangkat sebelah tangan yang memegang sebuah benda tajam dan mengarahkan ke telapak tangan, Garvin.
Garvin hanya bisa melebarkan kedua kelopak matanya dengan nafas tertahan sejenak. Begitu juga dengan nyonya Soraya yang terpengarah.
Ujung benda tajam itu, pun. Mendarat di sela jari tengah Garvin.
Wajah pria itu sungguh begitu pucat dan syok. Ia tidak mampu berkata-kata melihat perlakuan istrinya.
Sakura memainkan benda tajam itu di sela-sela telapak tangan suaminya, seakan menggambar telapak tangan Garvin.
"Aku sudah mengatakan kepadamu bukan? Kalau aku tidak memiliki banyak kesabaran," bisik Sakura yang sengaja, menggores sela ibu jari sang suami.
Garvin seketika bungkam, wajahnya begitu syok, melihat tindakan istrinya.
Sakura kembali duduk, menatap wajah pias Garvin dan mommynya.
"Sinting!" Ucap nyonya Soraya geram.
Sakura hanya tersenyum miring, sambil memainkan pisau makan di tangannya. Membuat nyonya Soraya begitu tertekan, mendapatkan serangan intimidasi dari sang menantu.
Nyonya Soraya pun kembali membuang pandangannya, namun sesekali melirik Sakura.
"Kau wanita aneh dan gila!"
"Diam!" Bentak Sakura dengan sebelah kakinya di bawah sana, menendang kursi yang suaminya gunakan, kemudian terdengar.
"Prang! Akh!" Suara benda terdorong dan jatuh di atas lantai terdengar nyaring. Bunyi suara kursi dan ringisan seorang pria terdengar jelas.
"Garvin!" Pekik nyonya Soraya, sementara tuan Miller berniat untuk membantu, namun terdengar seruan menantunya yang begitu menakutkan.
"Tetaplah, di tempatmu, daddy. Kau harus makan dengan nikmat, agar beban dalam hati terlepas dengan perlahan," ucap Sakura, kembali duduk, tanpa menghiraukan suaminya itu.
"Tapi nak …."
"Stt, biarkan aku memberikan mereka pelajaran, agar tidak selalu menekan mu. yang hanya menginginkan kemewahan daddy, tanpa ada rasa perhatian kepadamu." Terang Sakura dengan gaya yang begitu cool.
"Daddy seharusnya, lebih tegas kepada mereka. Agar istri dan putra mu bisa menghargaimu, daddy. Jangan terlalu memanjakan mereka, kau sudah tua dan sekarang waktunya untuk menghabiskan waktu pensiun." Sakura berkata lembut kepada mertua laki-lakinya.
Mengabaikan wajah kesal juga ketakutan nyonya Soraya. Wanita itu sungguh menolak q ucapan, Sakura.
"Lihatlah, karena kau terlalu lemah kepada wanita itu, dia seenaknya melakukan hal kasar kepada daddy. Mendidik putramu untuk membencimu. Sungguh kualitas mendidik anak yang sangatlah, buruk" Sakura kembali berkata empati kepada ayah mertuanya itu.
"Daddy hanya terlalu menyayanginya," tuan Miller membalas perkataan Sakura, menatap istri dan putranya bergantian, lalu mengalihkan pandangannya kepada, Sakura.
"Saran saya, daddy harus mencari wanita lain, aku pikir daddy membutuhkan sosok wanita keibuan dan pengertian. Kalau kau mau, aku akan mencarikan untuk, daddy," seloroh Sakura. Tanpa peduli tatapan ibu dan anak di depan sana menatap dengan tajam.
"Saran darimu, bagus juga, nak," timpal tuan Miller dengan senyum tipis.
"Tentu saja, kau perlu wanita yang baik, daddy. Bukan hanya mencintai kemewahan yang kau berikan kepadanya," ujar Sakura menyindir wanita yang begitu geram.
"Baiklah, daddy akan memikirkannya." Setelah berkata seperti itu, tuan Miller pun bangkit.
"Bagus dad. Kau masih terlihat gagah dan seksi, pasti begitu banyak wanita yang menginginkanmu," kembali Sakura berkata, membuat nyonya Soraya ketar-ketir.
Dada nyonya Soraya terlihat naik-turun yang terasa sesak, mendengar ucapan suaminya.
"Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan wanita lain." Nyonya Soraya berkata dalam hati, sambil memandangi punggung suami yang melangkah menuju kamar utama.
"Aku rasa anda tidak pantas untuk, daddy," Sakura mendekati mommy mertuanya itu sambil berbisik.
"Apa yang kau katakan!" Sahut nyonya Soraya dengan nada geram.
"Apa aku perlu memamerkan foto-foto dan video anda bersama pria muda, mommy? Apa anda tahu? Kalau, daddy tahu semua perbuatanmu?" Bisik Sakura kembali.
Tubuh nyonya Soraya, tiba-tiba membeku mendengar ucapan menantunya.
Sedangkan Garvin berdiri di belakang sang mommy, dengan pandangan begitu lekat ke arah Sakura. Kedua tangannya bahkan terkepal erat. Menahan perasaan yang begitu ingin, menghancurkan istrinya sendiri.
"Kau tidak akan bisa menghancurkanku, honey." Garvin terkejut, mendengar bisikan Sakura yang tepat di sampingnya.
"Aku rasa, kau perlu mengasah kembali otak juga pikiranmu. Agar bisa terbuka dan tidak membuatmu terlihat naif dan konyol." Bisik Sakura kembali sambil menarik kerah kemeja suaminya dengan kasar.
"Lepaskan!" Bentak Garvin sambil memberontak yang di paksa mengikuti langkah istrinya.
"Diamlah, kau perlu didikan kembali," sahut Sakura yang memiliki tenaga begitu kuat.
Wanita itu mendorong kasar tubuh kekar Garvin yang tidak mampu berkutik di hadapan istrinya ke dalam mobil.
Sedangkan, nyonya Soraya lebih memilih menyusul suaminya yang sedang berada di perpustakaan.
Wanita itu tidak akan pernah membiarkan suaminya, mendapatkan wanita lain. Hanya dirinya yang boleh, menjadi nyonya Miller.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
hartatik hartatik
seorang ibu yg egois
2023-02-27
0
💥💚 Sany ❤💕
Otak Garvin emang mesti dicuci. Pakek sabun n Rinso sekalian biar bersih n gak Oon ge. Masa IQ tinggi n CEO tp bisa dibodohin n dimanfaatin.
2023-02-23
0
💥💚 Sany ❤💕
Bagus Sakura....👍👍👍👍👍
2023-02-23
0