Garvin melirik punggung Sakura yang terbaring sambil memunggunginya. ia pun berjalan ke ruangan lain tanpa memperdulikan istrinya itu.
Ia bahkan tidak merasa bersalah dan semakin menilai Sakura wanita egois dan tidak sehat, yang menganggap istrinya begitu terobsesi terhadapnya.
Merasa suaminya sudah tidak berada di sekitarnya, Sakura bangkit sambil mengabaikan rasa sakit di area pribadinya. Sakura terus melangkah pelan, ia butuh menyegarkan tubuh pun pikiran dengan berendam di air hangat.
Tidak lama kemudian, Garvin pun keluar dari ruangan ganti dengan penampilan rapi. Ia melirik ke arah ranjang dan tidak menemukan keberadaan, Sakura di sana.
Garvin hanya mencebikkan bibirnya tidak peduli dan melangkah keluar kamar.
Wajah Garvin terlihat begitu segar dan fresh, seakan baru saja melepas sebuah beban yang selama ini ia simpan.
Dengan berwajah berseri-seri dan bersiul kecil, Garvin mendekati sang mommy yang sedang menerima pelayanan dari beberapa pelayan khusus kecantikan.
"Mom!" Seru Garvin, mendekati mommynya lalu mencium pipi wanita yang sudah melahirkannya.
"Hum," nyonya Soraya hanya bisa membalas dengan gumaman, sekarang wajahnya sedang mengenakan masker DNA ikan salmon untuk mempertahankan kualitas kulit wajahnya yang terus terlihat kencang dan awet muda.
"Aku pergi!" Garvin berpamitan sembari kembali mencium pipi sang mommy. Membuat wanita itu mengerang tertahan, bagaimana tidak, maskernya akan rusak.
Garvin pun melangkah mendekati mobilnya dan mulai bergerak untuk meninggalkan Mansion. Namun tiba-tiba, sang mommy terdengar berteriak nyaring. Membuat Garvin terkejut juga heran.
"Ada apa, mom?" Garvin bertanya dengan kening mengkerut ke atas.
Nyonya Soraya terlihat ngos-ngosan, wanita itu baru ingat ia memiliki janji dengan sahabatnya, nyonya Nyla di salah satu bar terkenal.
"Mommy ikut denganmu, pasti, nyonya Nyla sudah menunggu lama," ujar nyonya Soraya yang mulai memasuki mobil Garvin.
"Bukankah, mommy seda …."
"Diamlah, dan cepat jalankan mobil ini!" Sentak nyonya Soraya kesal, kepada putranya.
Garvin pun menurut dan segera meninggalkan pekarangan luas Mansion mewah mereka.
Melalui jendela, Sakura melihat kepergian suaminya itu. Wanita itu pun hanya bisa menatap mobil suaminya dengan pandangan yang tidak dapat diartikan.
Sakura berjalan mendekati meja sofa, mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi seseorang di seberang sana.
Entah apa yang dibicarakan oleh wanita itu, namun Sakura segera mengganti pakaiannya dengan setelan serba hitam.
Setelah itu, Sakura keluar dari kamar dengan langkah yang begitu berkelas.
Para pelayan pun begitu segan melihat sosok Sakura melewati mereka.
Dari kejauhan, sosok pria setengah baya duduk sendiri di meja makan. Sakura berjalan mendekat untuk sekedar menyapa ayah mertuanya.
"Selamat malam, daddy!" Sakura kini berdiri di depan mertuanya sambil menyapa ramah.
Tuan Miller yang sedang merenung sesuatu, mengangkat pandangannya dan membalas sapaan menantunya.
"Selamat malam juga, sayang," sahut pria yang masih terlihat begitu tampan di usianya tidak muda lagi. Guratan rupawan masih tampak jelas di wajah tuan Miller dan tubuh atletisnya masih terlihat dan pria itu tampak masih bugar.
Tidak heran apabila masih banyak wanita muda yang tergoda dengannya. Selain itu, tuan Miller sosok yang pengertian juga humble.
"Kau akan pergi? Padahal daddy berhadap ada yang menemaniku untuk menikmati makan malam." Pria itu memarkan senyum gundah yang terlihat begitu merindukan suasana hangat.
Melihat tatapan juga senyuman daddy mertuanya, Sakura menjadi tidak tega, ia lalu menarik kursi di depannya dan duduk dengan tersenyum hangat kepada pria di depannya ini.
"Terimakasih, dear," ucap tuan Miller tulus.
"Tidak masalah, seharusnya daddy lebih tegas kepada istri dan putra anda. Agar mereka lebih menghargai daddy," tandas Sakura yang memahami keadaan mertuanya ini.
"Tidak mengapa, selama mereka bahagia," jawab pria itu dengan tatapan yang terlihat begitu sendu.
Sakura pun kembali diam, dirinya sudah mengetahui kurang banyak kehidupan keluarga suaminya yang terlihat hangat saat di depan orang lain. namun, siapa yang mengira kehidupan keluarga mereka begitu dingin.
Tuan Miller dan istrinya sudah lama tidak berhubungan dengan baik, hubungan mereka terbilang dingin dan tidak harmonis. Di mana tuan Miller sibuk mengurusi bisnisnya dan nyonya Soraya yang sibuk dengan geng sosialitanya yang sibuk berfoya-foya dan berlibur di berbagai negara.
Kehidupan gelap sang istri pun, tuan Miller tahu. Istrinya yang sering menggonta-ganti pasangan muda untuk mengusir kesepiannya yang jarang ia dapat darinya.
Tuan Miller hanya bisa terdiam dan menyalahkan dirinya sendiri yang gagal menjadi seorang suami yang sempurna dan menjadi seorang daddy untuk putra semata wayangnya.
Ia menganggap dirinya sebagai daddy yang buruk. Yang tidak pernah memberikan kasih sayang kepada putranya itu. Hanya kecukupan materi yang ia sanggup berikan.
Wajar kalau Garvin begitu dingin kepada daddynya dan lebih memilih untuk meninggalkan kedua orang tuanya, memilih bekerja di perusahaan sahabatnya — Drake Efron.
"Makanlah yang banyak sayang, bukankah kau harus memikirkan janinmu juga?" Tuan Miller meletakkan beberapa menu sehat di piring menantunya itu.
Sakura tersenyum dengan perhatian yang diberikan ayah mertua ini.
"Daddy percaya dengan apa yang aku katakan?" Tanya Sakura dengan tatapan lekatnya.
"Kau wanita cerdas dan memiliki keluarga yang baik. Mereka pasti mengajarkan kalian dengan perkataan jujur, jadi … daddy percaya. Daddy juga pernah melihatmu menemui dokter," sahut tuan Miller.
Pria itu sudah tahu tentang kehamilan Sakura, karena sewaktu bertemu dengan menantunya, Sakura mengatakan dirinya hamil dari putranya. Sontak membuat tuan Miller terkejut, namun ia juga tidak akan mudah percaya, akan tetapi melihat latar belakang keluarga Sakura, membuatnya percaya. Apalagi saat melihat Sakura menemui dokter.
"Hum, semoga dia juga percaya padaku," ucap Sakura lirih.
Tuan Miller pun mengusap punggung tangan menantunya itu sambil memberikan semangat kepada Sakura.
Keduanya pun makan malam bersama dengan suasana hangat. Diselingi pembicaraan yang membuat keduanya terkadang tersenyum dan tertawa.
Para pelayan begitu terharu melihat wajah majikan mereka yang tampak bahagia. Sudah lama mereka tidak melihat senyum dan tawa majikan mereka itu. Kesehariannya hanya ditemani suasana sunyi tanpa istri dan putranya.
Dari kejauhan, dua pasang mata kini menatap tajam ke arah mereka.
Tatapan yang begitu tajam penuh kebencian dan kesinisan. Wajah keduanya begitu tidak suka dengan pemandangan di depan sana.
Apalagi wajah sang wanita yang terlihat begitu anggun dengan penampilan modis, melihat tawa bahagia suaminya.
Dengan perasaan penuh emosi, nyonya Soraya melangkah mendekati suaminya dan Sakura yang terlihat begitu bahagia.
Garvin pun menatap sinis ke arah istrinya. Pikiran buruk tentang Sakura semakin jadi.
"Wah, wah, ternyata kita ketinggalan momen bahagia!" Seru nyonya Soraya. Membuat kedua orang yang menikmati makan malam menoleh dengan raut biasa saja. Sakura bahkan masa bodoh dan lebih memilih menikmati makan malamnya.
"Kau, kembali?" Tanya tuan Miller dengan datar, ia juga lebih memilih melanjutkan makannya.
Garvin kini duduk di depan istrinya dengan tatapan tajam dan mencemooh.
"Kau berharap kami tidak kembali dan kalian bisa menikmati keromantisan kalian?" Nyonya Soraya berkata penuh nada singgungan.
Namun sepertinya, tuan Miller dan Sakura tidak peduli. Buktinya mereka terlihat terus m nikmati makan yang ada di piring mereka.
"Apa kau belum cukup menghancurkan hubunganku dengan Charlotte? Hingga, kau juga ingin menghancurkan rumah tangga keluargaku. Cih, dasar wanita murahan."
"Garvin, plak!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
💥💚 Sany ❤💕
Seandainya Tuan Miller bisa tegas, mungkin istri n anaknya akan jadi orang yg lebih baik.
2023-02-23
0
💥💚 Sany ❤💕
Kasian bokapnya Garvin, punya istri suka foya2 n suka jajan 😢😢. Gak da setia dikitpun.
2023-02-23
0
💥💚 Sany ❤💕
Garvin napa sikapnya jadi nyebelin ya?. Minta ditabok.
2023-02-23
0