bab 11

Sakura menatap kamar suaminya puas, setelah ia menata kembali, semua yang berhubungan dengan wanita lain Sakura buang dan mengganti dengan foto-foto pernikahan mereka.

Setelah selesai dibantu oleh beberapa pelayan, Sakura berjalan menuju jendela yang ada di pojok kamar. Wanita tersenyum miris melihat tingkah suaminya yang rela berlutut di hadapan seorang wanita bermuka dua.

Sakura terus memperhatikan sikap suaminya yang begitu tergila-gila dengan sosok seperti Charlotte. Sakura biarkan saja suaminya itu bertingkah naif, sebelum dirinya membongkar semua tabiat dari kekasih yang selalu ia eluh-eluhkan itu.

Sakura memangku kedua tangannya dengan terus menatap Garvin yang sedang menahan kekasihnya untuk pergi. Pria itu tampak tertekan melihat sang kekasih pergi dengan keadaan marah.

Melihat itu semua, membuat hati Sakura sedikit ngilu. Segera ia mengelus perutnya. Ia juga mencoba agar tidak membawa perasaan di sini. Ini semua ia lakukan hanya demi janin yang sedang tumbuh di rahimnya.

Sakura bergerak menuju jendela lain, saat Garvin mengarahkan pandangannya ke arahnya dan pria itu bergerak memasuki Mansion.

Benar saja apa yang Sakura pikirkan, tidak lama kemudian pintu kamar terbuka dengan begitu kasar, bahkan saat tertutup, Garvin membanting pintu itu dengan kasar juga.

Sakura masih terlihat santai dan tenang, saat Garvin memasuki kamar dengan raut wajah emosi. Apalagi melihat keadaan kamarnya yang berubah dan semua foto-foto tentangnya dengan kekasih menghilang dan berganti dengan foto pernikahan.

Dengan wajah marah, Garvin berjalan mendekati istrinya itu. Menyentakkan kasar lengan Sakura, membuat wanita itu berbalik.

"Apa yang kau lakukan dengan kamarku, hah!" Bentak Garvin dengan wajah yang terlihat begitu emosi. Tatapannya sungguh ingin mencabik-cabik sosok wanita di depannya.

"Apa kau belum puas, membuat hubunganku dengan Charlotte berantakan? Sekarang, kau juga menguasai semua yang aku miliki. Sebenarnya apa yang kau inginkan!" Garvin masih memekik marah ke arah wajah Sakura.

Garvin semakin muak saat melihat ekspresi wajah istrinya yang begitu tenang.

"Akh." Dengan emosi yang semakin menjadi, Garvin menghancurkan semua bingkai foto pernikahan mereka.

Sakura masih diam dengan wajah tenang, dengan gayanya yang memangku kedua tangannya di depan dada.

Memperhatikan suaminya yang masih mengamuk, hingga ia pun bersuara saat, Garvin ingin menghancurkan panjangan foto pernikahan mereka yang berukuran besar di dinding.

"Aku tidak yakin kau masih memiliki kedua tangan, apabila semua itu hancur." Ucap Sakura yang membalas tatapan tajam — Garvin.

Mendengar ucapan Sakura, pria itu melangkah kepada sang istri. Mendorong dada istrinya hingga terbentur di dinding.

Sakura mencoba mengabaikan rasa sakit di punggungnya, ia lebih khawatir dengan kondisi janin yang dikandungnya.

Sungguh Sakura ingin sekali membanting suaminya ini, namun ia begitu lemah berada di dekat ayah dari janinnya.

Apakah semua karena efek kehamilan? Hingga ia begitu lemah di hadapan, Garvin. Sungguh janinnya sangat menyayangi sang daddy.

Tatapan pasangan yang baru saja menikah itu saling bertemu. Tapi … bukan tatapan saling mencintai yang terlihat, akan tetapi, tatapan tajam mengerikan yang Garvin berikan kepada istrinya.

"Sebenarnya, apa yang kau inginkan dariku?" Suara Garvin terdengar begitu tajam sambil terus menekan dada Sakura.

"Aku rasa kau tidak menginginkan apapun selain membuatku hancur," lanjut Garvin yang semakin menekan dada istrinya.

Sakura masih terdiam, ia dengan sekali sentakan saja, tangan Garvin yang ada di dadanya menyingkir.

Kembali Sakura memangku tangan dengan kepala miring untuk menelisik wajah Garvin.

Wanita itu bahkan menampilkan senyum miring.

"Aku menginginkanmu, my husband," bisik Sakura yang memajukan wajah ke depan. Garvin refleks, menghindari dan terlihat mencibir.

"Kau menginginkan pria yang tidak menginginkanmu," sahut Garvin sinis.

"Setidaknya, aku bisa menjadikanmu milikku, honey?" Tandas Sakura dengan suara berbisik.

Garvin terdengar mendesis dengan pandangan semakin tajam, tapi, sial, wanita di hadapannya begitu tenang.

"Kau tidak ubahnya dengan wanita ******, nona," kembali Garvin memojokkan tubuh Sakura dan mengeluarkan kata hina.

"Apa kau menginginkan aku menyentuhmu seperti ini?" Garvin kini menarik tubuh ramping istrinya hingga menempel di tubuh kekarnya. Ia juga menyentuh kedua bokong istrinya itu dengan mengucapkan kata-kata nista.

"Kau menginginkan ini bukan?" Dengan sekali tarikan, kemeja hitam yang Sakura kenakan kini telah robek, meninggalkan dalam hitam yang membungkus kedua buah dadanya yang indah.

Sakura mencoba untuk tetap tenang, ia tidak boleh terpancing. Dengan sekuat tenaga ia mengepalkan kedua telapak tangan hingga terluka.

"Baiklah, kalau kau ingin aku menyentuhmu, maka akan aku lakukan sekarang, ******," ucap Garvin sinis diiringi desisan jijik.

Ia menarik tangan Sakura yang hanya bisa terdiam, meskipun tubuhnya kini di banting di atas ranjang, Sakura masih terdiam dengan tatapan kosong.

"Aku akan memberikan yang kau inginkan, bukankah ini yang kau mau?" Garvin melakukan penyatuan yang menyakitkan kepada Sakura. Pria itu gelap mata hingga ia menggauli sang istri dengan tidak memiliki perasaan.

Sakura masih terus diam dengan pandangan kosong. Ia mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa melakukan apapun.

Ia menahan rasa sakit pada tubuhnya, apalagi hatinya yang sekarang terluka. Ia menahan perut bagian bawahnya agar Garvin tidak melukai janinnya.

Beberapa menit kemudian, Garvin memisahkan diri dan segera berjalan menuju kamar mandi, tanpa memperdulikan Sakura yang membalikkan badannya dengan posisi meringkuk di ranjang.

Tidak ada air mata yang keluar, namun tatapannya begitu terlihat rapuh. Memandangi langit yang mulai menggelap. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit, apalagi pada inti tubuhnya.

Sakura menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang setengah polos. Memejamkan mata mencoba untuk tetap tenang, meskipun rasanya begitu menyakitkan.

Sementara Garvin menghela nafas panjang, ia sekali lagi melakukan kesalahan. Setelah melakukannya pertama kali tiga bulan yang lalu. Sekarang lagi-lagi Garvin merasakan tubuh Sakura. Jujur, ia masih merasakan hal yang sama.

"Apa hanya aku yang menyentuhnya?" Garvin berkata pelan sambil menatap pantulannya di depan cermin.

"Seharusnya, aku tidak melakukan hal ini. Lagi-lagi aku mengkhianati, Charlotte." Gumamnya yang hanya memikirkan perasaan kekasihnya daripada memikirkan perasaan Sakura yang terluka.

Garvin melangkah menuju shower, ia menyalakan air dingin untuk membasahi tubuhnya yang masih terasa panas.

Garvin terus meracau minta maaf kepada kekasihnya itu. Seakan sang kekasih berada di dekatnya.

Terpopuler

Comments

Cahaya Warna

Cahaya Warna

nggak impoten bang ? sadar bang ?

2023-02-27

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Suatu saat kamu pasti akan menyesal Vin.

2023-02-23

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Dasar laki2 bodoh yg dibutakan cinta. Seharusnya kamu buka mata mu lebar2 Vin...jangan merem...biar kamu tau mana yg pura2 n yg mana yg tulus.

2023-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!