Sakura duduk dengan gaya khasnya di hadapan nyonya Soraya juga tuan Miller.
Ia juga menoleh ke samping di mana Charlotte duduk dengan wajah angkuh.
Sakura hanya mengkerutkan wajah melihat sikap Charlotte. Sementara Garvin lebih memilih duduk di sofa tunggal.
"Aku begitu terkesan dengan sikap anda, tuan dan nyonya Miller. Anda begitu welcome dengan wanita asing daripada menantu anda." Ucap Sakura yang berhasil membuat wajah nyonya Soraya merah. Begitu juga Garvin dan Charlotte.
"Dia bukan orang asing, asal kamu tahu. Dia sejak kecil sudah begini dekat dengan kami." Sahut nyonya Soraya.
Sakura hanya tersenyum melihat wajah sengit mertua perempuannya itu dan juga Charlotte yang begitu pongah.
"Jadi saat dia begitu sangat dekat dengan suami Anda, maka mommy mertua biasa saja?" Tanya Sakura yang begitu santai menghadapi mertuanya itu.
Mendengar pertanyaan Sakura, tuan Miller sedikit khawatir begitu juga Garvin.
"Apa yang sedang kau bica …." Ucapan pria itu terhenti, saat nyonya Soraya menyela.
"Ya, karena kami sudah menganggap dia putri kami," balas nyonya Soraya begitu yakin.
Wajah tuan Miller begitu merah dan salah tingkah, begitu juga dengan Charlotte.
"Wow, jadi saat mereka berada di dalam kamar anda juga akan diam saja? Sungguh anda begitu istimewa, mommy mertua." Sakura terkekeh melihat wajah nyonya Soraya yang hidungnya terlihat kembang kempis.
"Apa yang kau katakan, ha!" Garvin mendekati istrinya itu dan berkata dengan suara bentakan.
Sakura mendongak sedikit wajahnya yang sedang duduk, sementara Garvin posisi berdiri.
Sakura pun menarik tangan suaminya itu hingga Garvin jatuh ke tubuhnya.
Melihat adegan itu, Charlotte tidak terima ia pun segera berdiri dan ingin mendekat.
Tatapan Sakura dan Garvin saling bertemu, tanpa menunggu lama, Sakura menarik tengkuk suaminya itu hingga bibir mereka bertemu.
Nyonya Soraya dan tuan Miller melemparkan pandangan ke arah samping. Sedangkan Charlotte kini menatap marah kepada pasangan yang sedang bercumbu di depannya.
"Garvin!" Teriak Charlotte tepat di dekat telinga pria itu.
Garvin pun terkejut dan segera melepaskan tautan bibirnya dengan Sakura.
"Sayang, m-maaf… aku tidak sengaja melakukannya," ujar Garvin yang mencoba menjelaskan.
Sakura terbangun dan kembali duduk dengan wajah yang seakan tidak peduli. Nyonya Soraya begitu muak melihat menantunya itu.
"Aku tidak suka kau menyentuhnya!" Pekik Charlotte marah.
"Sorry, excuse me!" Sela Sakura yang bangkit lalu mendekati suami serta kekasihnya.
Charlotte menatap Sakura begitu benci dengan deru nafas yang terlihat memburu, sedang Garvin hanya bisa menghela nafas berat.
"Apa ada yang salah saat kami bercumbu, nona? anda lupa kalau kami pasangan suami-istri? Yang salah itu, saat anda mencoba merayu suamiku." Tandas Sakura yang kini berdiri di depan Charlotte dengan gayanya yang santai.
Mendengar ucapan Sakura, membuat wanita itu semakin meradang. Begitu juga nyonya Soraya.
Garvin memilih diam bersama dengan sang daddy. Kedua pria berbeda usia itu serba salah.
"Jaga ucapanmu, nona. Dia putri sahabat kami asal kau tahu dan dia berhak berada di sini!" Sentak nyonya Soraya dengan wajah berang.
Sakura hanya mengangkat salah satu alisnya mendengar ucapan ibu mertuanya itu.
"Segitunya anda mendukung seorang wanita murahan yang menjadi pengganggu rumah tangga orang? Atau … anda juga adalah termaksud di dalamnya?"
"Sakura Kato, jaga ucapanmu!" Gertak Garvin yang mulai terpancing emosi.
Mendengar dan melihat reaksi Garvin, nyonya Soraya dan Charlotte begitu bahagia.
Mereka saling menatap dan melempar senyum licik.
"Dimana sikap hormatmu kepada orang tua, hah! Ingat, dia mommyku!" Lanjut Garvin yang terlihat begitu marah.
Sakura yang mendengar ucapan suaminya tampak begitu santai dan tidak menanggapi. Sakura bahkan tersenyum tipis.
"Aku akan berlaku hormat dan menghargai, apabila mereka pun melakukan itu padaku, aku juga akan menganggap dirinya sosok ibu mertua, apabila dia juga menganggapku, bukankah itu sangat mudah, honey?" Jawab Sakura dengan tatapan dingin juga suara yang mencekam.
Sakura kini mendekati suaminya dan berbisik sesuatu. "Bersikap baiklah kepadaku, honey, jangan pernah menggertak, karena aku tidak memiliki kesabaran tinggi dan entah apa yang aku lakukan kepada mereka." Sakura berbisik dengan suara begitu menakutkan yang membuat wajah Garvin diam.
Sakura tersenyum simpel sambil menyentuh wajah suaminya itu dan kembali menatap wajah Charlotte.
"Maaf, nona. Bukankah, anda termaksud seorang wanita terpelajar juga memiliki attitude membanggakan? Tapi kenapa anda tidak bisa membedakan, mana sikap murahan dan sikap wanita berkelas? Dan anda juga mommy mertua, kenapa anda begitu mendukung sikap murahan wanita pengganggu rumah tangga putramu? Apa mommy mertua memiliki bakat menjadi seorang pelakor?" Sakura sungguh sukses membuat kedua wajah wanita di depannya menahan amarah.
"Kau, dasar wanita jadi-jadian!" Bentak Charlotte yang akan melayangkan tamparan di wajah Sakura.
Akan tetapi, wanita bergaya santai itu mampu menahan tangan Charlotte yang akan melayang di wajahnya. Hingga tangan wanita itu hanya menggantung di udara.
"PLAK." Sakura balik melayangkan tamparan di wajah Charlotte. Membuat tubuh wanita itu jatuh di atas sofa.
Sontak Garvin dan kedua orang tuanya terkejut dan menganga.
"Charlotte!" Teriak nyonya Soraya yang segera mendekati anak sahabatnya itu.
"Kau!" Garvin hanya bisa menatap Sakura dengan wajah marah dan mencoba membantu kekasihnya.
"Aku rasa itu belum hukuman yang tepat untuk wanita murahan sepertimu," ujar Sakura kembali.
"Hentikan!" Teriak nyonya Soraya dengan wajah yang begitu emosi.
"Asal kamu tahu, kamu yang sebenarnya yang menjadi wanita murahan yang sudah menghancurkan hubungan putraku dan sekarang kamu marah saat mereka masih menjalin hubungan? Di mana akal sehat kamu, ha!" Bentak nyonya Soraya yang sungguh begitu emosi.
Charlotte kini menangis di dekapan Garvin, wanita itu tertawa puas saat mendengar nyonya Soraya memarahi — Sakura.
Jangan tanyakan wajah Sakura yang begitu tenang mendengar ucapan ibu tirinya itu. Ia bahkan kembali duduk dengan santai.
"Kau sungguh bukanlah menantu idaman. Kau hanya wanita pengacau!" Sekali lagi nyonya Soraya melayang hinaannya.
"Jadi, wanita idaman anda seperti dia? Yang hanya belum tentu itu adalah benar. Bisa saja ia memiliki wajah luar dalam, mommy mertua. Seperti wajah anda yang di permak sebagus mungkin untuk menutupi kerutan. Namun … asal mommy tahu, secanggih apapun alat yang digunakan untuk menutupi kerutan anda, pasti suatu saat akan terlihat juga, mommy. Begitu juga dengan sifat seseorang." Sakura lagi-lagi berkata dengan begitu santai.
Menatap wajah Charlotte dan mommy mertua yang begitu emosi. Charlotte bahkan mendorong tubuh Garvin lalu berjalan menuju pintu keluar.
Garvin menatap istrinya dengan wajah marah dan juga nyonya Soraya yang memilih memasuki kamar.
Sakura hanya tersenyum melihat kelakuan keluarga barunya itu. Ia bangkit untuk menuju kamar suaminya.
"Hey, kau!" Sakura memanggil salah satu pelayan yang saat melintas di hadapannya begitu saja.
Pelayan itu berhenti dan melirik ke kanan dan kiri.
"Saya?! Sahut pelayan itu dengan wajah yang enggan.
"Hum," gumam Sakura sembari menggerakkan jari telunjuknya.
Pelayan wanita berusia sekitar 35 tahun berjalan mendekat kepadanya. Dengan wajah yang begitu sinis tentunya.
Para pelayan di Mansion mewah itu, sudah mendapat titah dari sang nyonya agar tidak bersikap spesial kepada Sakura.
Melihat wajah pelayan yang berjalan ke arahnya, Sakura hanya melihat dengan lekat.
"Di mana kamar suamiku?" Tanya Sakura dengan suara dingin dan sedikit mengintimidasi sang pelayan.
Membuat pelayan itu sedikit kikuk. Apalagi melihat aura Sakura yang terlihat berbeda.
"Maaf, saya tidak tahu," sahut pelayan tersebut.
"Bukankah, kau bertugas melayani nyonya disini? Apa kau tidak mengenalku?" Cerca Sakura yang mulai bangkit dan berdiri di hadapan pelayan tersebut.
Pelayan semakin salah tingkah melihat Sakura berdiri dengan aura penuh kharisma dan berkelas.
"T-tapi saya benar-benar tidak tahu, nona," sahut pelayan itu gugup dan tidak berani menatap wajah Sakura.
Sakura meraih tasnya yang tergeletak di atas meja,. Mengeluarkan sejumlah uang lalu melemparkannya ke arah pelayan sombong itu.
"Apa uang itu bisa membuatmu berkata jujur. Aku bahkan bisa membeli harga dirimu," ucap Sakura, mengabaikan raut wajah pelayan antara malu dan senang melihat uang berjumlah banyak di bawah kakinya.
Sakura berjalan terlebih dahulu dan disusul oleh sang pelayan setelah mengumpulkan uang yang diberikan Sakura.
"Kau seharusnya tidak berlagak sombong, kalau masih membutuhkan bantuan seseorang." Sakura berkata sarkas kepada sang pelayan, untuk mematikan sikap sombong wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Puspita Sari
pak Robert Miller apakah anda juga pernah merasakan service dari charlote hahhahaa
2024-01-10
0
Bambang Setyo
Bener nih kayanya sakura.. Si soraya juga jangan2 pelakor dulunya makanya dia dukung sesama pelakor..
2023-02-19
0
resaiza
kyanya ayah nya garvin ni pernah ada main deh sama charllote,,,semoga kamu cepat bongkar kebusukn nya si charllote biar garvin dan mommy nya kena serangan jantung biar tau rasa
next kk
2023-02-19
3