bab 9

"Apa kau baik-baik saja, honey?" Kim yang sejak tadi memperhatikan raut wajah putri ketiganya yang tampak pucat segera bertanya.

Wanita itu baru saja pulang dari Jepang untuk menemani granny di sana. Dan kembali saat mendengar putrinya ini akan menikah.

Kim juga baru sadar dengan berubah fisik juga penampilan sang putri yang lebih terlihat sedikit elegan.

Namun ia berpikir ini karena Sakura sudah menikah dan ia ingin menjadi sosok wanita anggun dan meninggalkan penampilannya yang tomboy.

Sakura membalas tatapan sang mommy sambil tersenyum tipis, lalu wanita itu menggelengkan kepala.

"Mungkin aku terlalu lelah sehabis menyambut para tamu undangan kemarin, mom," sahut Sakura yang ucapnya di benar oleh anggota keluarga yang lain.

Garvin yang duduk di sampingnya, tampak tidak peduli. Pria itu sibuk untuk menghabiskan sarapan dan berniat segera meninggalkan Mansion mewah milik — Kato.

"Apakah kau kelelahan karena suamimu?" Ucapan tersebut berasal dari Daisy, sukses membuat Garvin tersendat makanannya, membuatnya terbatuk-batuk.

"Minumlah!" Pinta Sakura menyerahkan segelas air putih kepada suaminya.

Garvin menerimanya, lantas meneguknya dengan tergesa. Pria itu hanya melirik Sakura tanpa mengucap terimakasih.

Sakura hanya terdiam dengan wajah datar, namun sikap Garvin tidak luput dari tatapan lekat kedua mertuanya.

Hanya saja Kim dan Arthur tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga kelima anak kembar mereka.

Kim dan Arthur akan mengambil langkah, saat salah satu dari mereka merasa terancam atau teraniaya oleh pasangan masing-masing.

"Apa yang kau katakan, jelas mereka pasti kelelahan, namanya juga pasangan yang baru hangat-hangatnya," Lily menimpali, wanita itu tersenyum usil kepada — Sakura yang hanya menampilkan wajah masa bodoh.

"Dia tetap sama, meskipun sudah memiliki pasangan," celetuk Daisy saat melihat ekspresi wajah Sakura yang datar dan acuh tak acuh.

Kelima anak kembar Kim dan Arthur kini berkumpul di meja makan bersama para pasangannya. Hanya suami Rose yang tidak terlihat sejak tadi malam setelah acara selesai.

Gavin pergi begitu saja meninggalkan acara dengan wajah panik juga tergesa-gesa. Sementara Rose hanya bisa menatap suaminya dengan tatapan dingin.

Kim kini beralih menatap putri pertamanya yang terdiam sejak tadi. Putrinya yang terkenal dengan sifat dingin juga arogannya.

Merasa diperhatikan, Rose mengalihkan perhatian kepada sang mommy. Wanita yang wajahnya begitu persis dengan Kim hanya tersenyum simpel.

Ada raut kesedihan di sana yang dapat Kim temukan. Akan tetapi putrinya ini sungguh pintar menyembunyikan semua masalahnya.

Kim mengalihkan pandangannya ke arah putranya dan menantu perempuan satu-satunya yang terlihat begitu sendu. Kim merasa putri dan putranya sedang menyembunyikan masalah. Namun, Kim kembali lagi mengingat dirinya, kalau ia tidak bisa begitu jauh mengikuti urusan rumah tangga para putra-putrinya ini.

Kim dan Arthur hanya bisa memantau dengan sabar.

"Semuanya baik-baik saja, mom. Ini hanya masalah kecil di setiap rumah tangga!" Seru Lion yang paham dengan tatapan sang mommy.

Kim tersenyum dan mengangguk kecil, ia menoleh ke arah samping saat merasakan usapan lembut di punggung tangannya.

Kim kembali mengangguk saat melihat raut wajah suaminya yang menyuruh untuk tetap tenang.

🌹🌹🌹

"Jadi kau hari ini akan pindah, sayang?" Kim mengantarkan putri ketiganya menuju pintu utama Mansion, bersama Garvin yang berjalan di sampingnya dengan wajah tidak sabar.

"Hm, aku hanya ingin mengikuti suamiku," jawabnya dengan pelan.

Kim dan Arthur hanya bisa melepaskan putri mereka dengan hati yang lapang dan meyakinkan kalau putrinya ini bisa menjaga diri dengan baik.

"Aku titip putriku, nak." Garvin mengalihkan perhatiannya yang sejak tadi menatap ponsel sambil berbalas pesan dengan sang kekasih.

"Baik, tu … hm, maksud saya, dad." Garvin berkata dengan terbata dan gugup saat bertemu tatapan dengan sang daddy mertua.

"Hum, aku percaya kepadamu. Semoga kau tidak pernah mempermainkan perasaan putriku ini, anak muda." Arthur berkata dengan nada santai namun dalam pendengar Garvin penuh dengan ancaman bahaya.

"I-itu, tidak mungkin, dad," sahut Garvin cepat.

Arthur menepuk pundak Garvin saat mereka akan memasuki mobil mewah yang sudah terparkir di hadapan.

Kim dan Arthur kini menatap kepergian putri mereka dengan tatapan penuh kesedihan tentunya.

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Setiap kebahagiaan pasti ada kesedihan, begitu juga sebaliknya. Mungkin sudah saatnya, hubungan mereka diuji dengan batas kesetiaan sampai kemana. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak-anak kita, okusan." Arthur merangkul pundak istrinya yang terlihat menyimpan begitu banyak kekhawatiran juga kesedihan.

Kim hanya bisa diam sambil memeluk pasangan setianya itu. Kim hanya bisa berdoa dengan keadaan rumah tangga anak-anaknya.

"Dia pasti bisa menyelesaikannya sendiri. Dia putri kita yang tangguh, sepertimu," Arthur berbisik untuk menenangkan perasaan istrinya.

Arthur pun membawa sang istri memasuki Mansion, keduanya bisa melihat Rose yang berbicara melalui ponsel dengan wajah begitu frustasi.

Kim ingin mendekat, namun Arthur segera menghalangi dengan gelengan kepala.

Kembali Arthur menuntut istrinya untuk memasuki kamar. Namun lagi-lagi keduanya mendengar pertengkaran putranya dengan menantu perempuan mereka.

Apalagi terdengar tangisan sang cucu. Kim hanya bisa menghela nafas panjang dan berjalan menuju kamar dengan perasaan kacau.

Hati orang tua mana yang hatinya dapat tenang, melihat keadaan rumah tangga putra-putrinya dalam masalah. Kim begitu hancur melihat kondisi keluarga kedua anak kembarnya dalam masalah besar.

Namun nyatanya mereka masih saja menyembunyikan darinya. Kim hanya bisa bergerak gelisah memikirkan semuanya.

Belum lagi ia harus bolak-balik ke negara Jepang untuk merawat granny yang lebih memilih menetap di sana.

Dan kedua anak kembarnya yang akan menghadapi persalinan secara bersamaan.

Suaminya berkata benar, mungkin keadaan keluarga mereka sedang dalam diuji dengan berbagai masalah besar yang datang menimpa rumah tangga anak-anaknya.

Garvin dan Sakura kini berada di dalam mobil. Suasana di mobil tersebut tampak begitu sunyi. Hanya mesin mobil dan helaan nafas keduanya yang terdengar.

Sakura sejak tadi diam menahan rasa mual yang tiba-tiba datang. Sedangkan Garvin sungguh tidak memperdulikan istrinya ini.

Tidak butuh waktu lama mereka sudah berada di kawasan Mansion mewah milik keluarga Miller.

Garvin lebih dulu turun tanpa memperdulikan Sakura saat keluar dari mobil memuntahkan isi perutnya.

Garvin terus berjalan, disaat Sakura begitu tersiksa. Sakura melangkah mendekati mobil setelah muntah. Ia menyandarkan punggung di body mobil sambil menarik nafas panjang.

Mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi sesuatu di dalam Mansion.

Sakura merapikan pakaian juga penampilannya lantas berjalan menuju pintu utama yang terlihat begitu megah di depan sana.

Baru saja mendekati pintu yang mungkin sengaja dibuka untuknya tanpa sambutan satu pelayan pun.

Sakura melangkah dengan wajah santai dengan posisi tubuh begitu tegap. Wanita itu melangkah dengan percaya diri dan penuh wibawa.

Dari kejauhan, ia bisa melihat suaminya yang sedang merangkul wanita lain di hadapan ibu mertuanya.

Sakura terus melangkah dengan tatapan datarnya, ia bisa melihat senyum sinis nyonya Soraya kepadanya. Sakura pun membalasnya dengan sapaan akrab juga senyum ramah.

Terpopuler

Comments

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Kasian Sakura...

2023-02-23

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

IQ tinggi tp bisa jg dibodohin. Kamu bakal nyesal Gavin. lebih memilih wanita ular berkepala dua dr pada istrimu Sakura.

2023-02-23

1

nuraeinieni

nuraeinieni

ayo sakura semangat,jgn mengalah sama ibu mertua dan ulat bulu.

2023-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!