Playgirl

Playgirl

Putus

Jessica Angelina, seorang gadis yang sangat ramah dengan semua orang, hingga dia dijuluki sebagai cewek red flag oleh beberapa orang.

Karena terlalu baik dengan semua orang, sampai-sampai banyak lelaki yang menyukainya. Bahkan pernah ada lelaki yang mempunyai pacar menyukai Jessica karena ia saking ramahnya terhadap lelaki itu.

Meskipun banyak lelaki yang menyukai Jessica, anehnya Jessica mencintai satu lelaki yang super cuek.

Lelaki itu bernama Bryan, seorang lelaki yang sangat tampan hingga membuat Jessica terpesona setiap kali menatap wajahnya. Selain itu, yang membuat Jessica jatuh cinta kepada Bryan itu karena Bryan sangat pintar dan itu merupakan alasan pertama yang membuat Jessica jatuh cinta kepadanya.

Untuk dekat dengan Bryan memang sulit, makanya Jessica harus mencari topik agar terus chat dengan Bryan. Dan pada waktu dulu, karena sepertinya Bryan tidak menyukainya, akhirnya Jessica memutuskan untuk menyerah.

Tapi saat Jessica tidak mengirim chat hingga berminggu-minggu, tiba-tiba Bryan mengajak Jessica jalan-jalan dan pada saat itu juga Bryan menembaknya.

...****************...

Sudah dua hari Jessica menanti kabar dari pacarnya.

Dan karena Jessica penasaran dengan kabarnya, akhirnya ia menurunkan gengsinya untuk mengirim pesan terlebih dahulu.

Namun, pada saat Jessica sudah mengirim pesan, pacarnya hanya membaca pesan tanpa membalasnya. Maka dari itu Jessica kesal dan memilih untuk tidak mengirim pesan lagi.

Ting!

Terdapat satu pesan dari Bryan, otomatis Jessica membaca pesan tersebut.

Isi pesan tersebut bertuliskan bahwa Bryan ingin mengajak Jessica ke cafe di sore hari. Dan sudah pasti Jessica menerima ajakannya, karena ia sangat merindukan Bryan.

Jessica jadi yakin bahwa Bryan sangat sibuk beberapa hari sebelumnya. Makanya dia hanya membaca pesan tanpa membalas pesan dari Jessica.

Skip

Sesampainya di cafe, Jessica dan Bryan menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan.

Saat ini, Jessica kebingungan dengan sikap Bryan. Dia hanya diam tanpa berkata apapun dan itu membuat suasana menjadi canggung.

"Bryan, kamu kenapa sih akhir-akhir ini sering diam?"

"Emang iya?" tanya Bryan yang fokus pada ponselnya.

"Kamu ada masalah ya? kalau ada, cerita aja sama aku."

Seketika Bryan terdiam sejenak, lalu ia menatap kearah Jessica.

"Jess, aku mau putus," ujar Bryan.

Ucapan yang terlontarkan dari mulut Bryan membuat Jessica terkejut. Bagaimana tidak, baru kali ini Jessica merasakan hatinya teriris akibat mendengar perkataan Bryan yang mengatakan bahwa dia ingin putus.

"Alasan kamu minta putus karena apa? apa karena aku cemburuan ya?" tanya Jessica, lalu Bryan mengiyakannya.

Ya, Jessica memang tahu kalau dirinya cemburuan. Maka tak heran jika dia yakin bahwa Bryan meminta putus karena hal itu.

"Kalau cemburunya gak berlebihan sih gak

masalah, tapi cemburu kamu itu berlebihan banget. Apalagi kamu sampai marah-marah ke teman cewek aku dan itu membuat aku merasa bersalah sama dia."

"Aku cemburu berlebihan karena aku takut kamu

direbut cewek itu."

"lya aku tahu kalau kamu sayang banget sama aku. Tapi kamu juga harus ingat bahwa aku juga manusia, aku butuh kebebasan untuk berteman sama siapapun. Masa kamu berteman sama siapapun boleh, tapi kenapa kalau aku gak boleh?"

Jessica terdiam, ia menyadari bahwa perkataan Bryan benar. Tetapi, ada alasan yang membuat Jessica begitu marah kepada teman Bryan dan alasannya karena cewek itu menyukai Bryan. Jessica tahu tentang itu dari teman-temannya, makanya Jessica tidak suka dengan teman Bryan.

"Ya udah kalau itu mau kamu. Kita putus aja." Jessica pergi dari cafe tersebut.

...****************...

Bukannya pulang, Jessica justru pergi ke rumah sahabatnya yang bernama Auryn.

Ia menekan bel rumah Auryn.

Tingtong! tingtong!

Tak lama, Auryn membuka pintu rumah. "Jess, kenapa?" tanyanya saat melihat Jessica menangis.

Jessica memeluk Auryn sambil menangis "Kenapa nangis?"

"Aku putus sama Bryan."

"Ya udah ayo kita bicarakan masalahnya didalam."

Jessica dan Auryn masuk kedalam rumah.

"Jadi putus gara-gara apa?" tanya Auryn.

"Bryan putusin aku karena gue terlalu cemburuan."

"Oh jadi itu alasannya," ujar Auryn, lalu Jessica mengangguk.

"Tapi kalau dipikir-pikir lo emang cemburuan

banget sih," kata Auryn. Sontak membuat Jessica menjadi kesal karena Auryn tidak membela Jessica yang berstatus sebagai sahabatnya.

Auryn berkata bahwa selain berantem dengan teman Bryan, waktu dulu juga Jessica pernah menuduh Bryan selingkuh dengan cewek lain. Dan pada waktu itulah Jessica memarahi cewek itu dikarenakan ia sangat cemburu. Tapi ternyata, cewek tersebut adalah saudaranya Bryan. Jadi pasti Bryan semenjak itu sudah lelah dengan tingkah laku Jessica yang kekanak-kanakan.

"Lagian waktu itu aku langsung minta maaf kok ke saudaranya. Tapi kalau ke teman Bryan sih gak minta maaf karena kan aku tahu kalau dia itu emang niat menggoda Bryan."

"Kalau ke Bryan nya udah minta maaf belum? kan kamu udah nuduh dia selingkuh," ujar Auryn, lalu Jessica menjawab bahwa dia sudah meminta maaf kepada Bryan.

"Atau mungkin Bryan bosen kali sama kamu, makanya dia putus dengan mencari-cari alasan."

Tetapi jika dipikirkan secara logika, Auryn merasa bahwa Jessica bukanlah orang yang membosankan, apalagi dia selalu mempunyai topik dalam sebuah obrolan.

"Jess, daripada kamu galau gara-gara diputusin Bryan, lebih baik kamu cari pacar baru aja," saran Auryn, karena sepertinya Bryan memutuskan Jessica memang karena dia ingin mencari perempuan lain. Jadi lebih baik Auryn menyarankan Jessica untuk lebih dulu mendapatkan pasangan daripada harus melihat Bryan yang duluan berpacaran dengan seseorang.

"Gak mau! baru aja putus, masa iya harus mecari cowok lagi. Lagipula aku kan masih suka sama Bryan."

"Ya harus cari yang baru lah, masa iya mau sendiri terus," kata Auryn.

"Kalau baru-baru putus jangan dulu cari yang baru, nanti bisa-bisa dituduh gak setia."

Trining! Trining!

Tiba-tiba ponsel Jessica berdering. Dan pada saat dilihat ternyata yang menelponnya adalah Bryan. Spontan saja Jessica menjawabnya, karena ia pikir bahwa Bryan tadi hanya melakukan prank terhadap Jessica.

"Kenapa?"

"Ikat rambut kamu ketinggalan. Apa aku harus ke rumah kamu atau kamu mau ke cafe lagi sekarang?"

"Buang aja ikat rambutnya!" kesal Jessica karena ia pikir Bryan akan memberitahu bahwa itu semua hanya prank.

Jessica mematikan teleponnya dan ia melemparkan ponselnya ke kasur.

"Siapa yang telepon?" tanya Auryn.

"Bryan."

"Loh! katanya putus."

"Iya, kita berdua udah putus. Tapi tadi dia telepon untuk memberitahu kalau ikat rambut aku ketinggalan di cafe yang tadi aku datangi."

Auryn tertawa setelah mendengarkan perkataan Jessica, karena Auryn tahu bahwa Jessica sangat berharap bahwa Bryan tidak jadi memutuskan Jessica. Tapi kenyataannya, perkataan Bryan tidak sesuai dengan ekspektasi Jessica.

"Kok ketawa sih. Harusnya sebagai sahabat itu kamu berusaha menghibur aku."

"Maaf. Habisnya lucu aja gitu, tiba-tiba Bryan telepon cuma untuk memberitahu tentang ikat rambut kamu yang ketinggalan."

"Perasaan gak ada lucu-lucunya deh."

"Iya maaf deh."

Jessica melihat kearah ponselnya dan sepertinya ia masih ingin berada di rumah Auryn, karena bosan juga kalau berada di rumah.

"Oh iya, Jess. Kamu mau menginap disini gak?"

"Gak. Lain kali aja menginapnya."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!