Di ruang baca rumah Aiko. Yang tadi awalnya ingin masuk ke kamar Aiko, justru Flo mengurungkan niatnya dan meminta Aiko mengajak ke ruangan yang lain.
"Apa? Lo serius mau dijodohin? Kayak siti nurbaya aja sih nasib lo, Flo." Aiko yang awalnya kaget kemudian terkekeh pelan.
"Nah itu, gue harus gimana?" tanya Flo bingung.
"Gini aja...." Ucap Aiko terhenti begitu melihat Kyo masuk ke ruang baca, dan duduk di sofa dalam ruangan yang sama dengan mereka.
"Kok ada dia sih?" Flo menyikut lengan Aiko membuatnya mengaduh.
Di seberang mereka berdua, Kyo bersikap acuh dan tak peduli dengan apa yang para gadis itu bicarakan. Dia tiduran di sofa sambil menggantungkan kedua kakinya. Kepalanya tertumpu di bahu sofa dan posisinya yang amat sangat nyaman sambil membolak balik isi majalah yang sedang ia pegang. Tak lupa pula headset yang melingkar indah di kedua telinganya menjadi aksesoris yang manis untuk dilihat. Eh, Manis?
"Tenang aja tuh lihat, dia lagi dengerin musik. Nggak bakal dia denger atau sengaja mau nguping obrolan kita, Flo. Aman! Lagi pula dia kalau denger lagu tuh yang nge beat pake jingkrak - jingkrak gitu, apalagi sambil buka majalah. Dijamin dah..." Aiko meyakinkan Flo.
"Seyakin itu lo? Dia kan saudara lo, ya pasti lo belain. Nah gue mah apa, gue cuma remahan biskuit yang abis itu lo buang. Huss... Huss.. Ilang deh."
"Ya ampun, sesempit itu pikiran lo, Flo. Gue jamin deh. Rahasia di tanggung aman kalau sama gue."
"Iya deh, iya. Daripada debat sama lo, sampai besok nggak bakal kelar." Flo mengalah, Aiko manyun. Flo menahan tawanya seketika. Ditangkupkan kedua pipi sahabatnya itu. "Jangan manyun ah, jelek. Senyum dong! Iya gue percaya. Terus lo ada saran apa gitu?"
"Lo bilang aja sama nyokap bokap kalau lo udah ada pilihan sendiri atau setidaknya calon suami."
"Boro boro calon suami, pikiran gue masih suci ya kalau lo mau tahu. Gue masih pengen nikmatin masa muda gue. Hidup cuma sekali, Ko."
"Ko? Lo pikir nama gue Chiko? Ka ko ka ko?"
"Wah bisa gila nih gue disini, hahahaha."
"Nah gitu dong ketawa. Kan suka gue ngelihatnya. Lagian nggak usah diambil pusing, siapa tahu itu laki ganteng, kaya, kerjaan udah mantap, dompet tebel, anak tunggal...."
"Stop! Gue nggak matre ya, sayang."
"Heloooo.... Hari gini bilang nggak matre, W O. W banget dah. Denger ya Flo, uang memang bukan segalanya, tapi segala - galanya butuh uang. Ambil contoh nih, lo beli bakso kan harus bayar, apa iya lo bayar pakai cinta bukan pakai duit? Kecuali lo pacarin itu abang tukang bakso mari mari sini aku mau beli.... "
" Nah fix ini, mulai kumat gilanya!" Flo menggaruk tengkuknya yang tak gatal, Aiko tertawa melihat ekspresi Flo.
" Bercanda gue! Ah elah, jangan dibuat stres dong, ya siapa tahu maksud nyokap bokap lo baik. Ambil sisi positifnya aja, Flo."
Terbayang - bayang dalam pikiran Flo, bagaimana dirinya harus menikah muda, mempunyai suami yang tidak ia cintai lalu memiliki anak. Terus...
" Aaaarrggg... " Teriak Flo begitu sadar dari lamunannya. Aiko terkejut dibuatnya, sedangkan Kyo cuek, mungkin benar dia tak mendengar. Flo menghela nafas kasar lalu mengelus dada.
"Lo kenapa sih, Flo?" Aiko bersungut - sungut.
"Gue belum siap, Aiko. Gue nggak mau dijodohin, lagian lo juga tahu sekarang gue lagi jomblo. Putus sama Judith, sekarang gue belum ada calon dan nemuin yang tepat."
"Lo aja yang pilih - pilih! Kalau lo mau, udah dari kemarin itu status dari jomblo jadi SOLD OUT. Bukannya kemarin lo abis ditembak Kevin?"
"Bukan pilih - pilih, cintaku, sayangku. Tapi emang belum ada yang klik disini..." Flo menunjuk dada kirinya.
"Ceuh.." Aiko mendengus pelan. Flo tersenyum. "Gimana kalau sama Kyo aja?" Lanjut Aiko kemudian. Flo melirik Kyo yang masih nyaman dengan posisinya.
"Gila! Kayak makan buah simalakama dong! Atau lebih tepatnya abis keluar dari mulut buaya langsung masuk kandang singa. Tercabik- cabik dah..." Flo mendramatisir.
"Segitunya lo, Flo, nggak mau iparan sama gue!" Aiko tersenyum jahil melirik Flo.
Flo memegangi perutnya lalu tersenyum pada Aiko dan untunglah sahabatnya itu mengerti kode keras darinya.
"Laper?" tanya Aiko.
"Iya, hehehe. Bikin cemilan apa gitu, yuk." ajak Flo.
"Udah lo tunggu disini aja. Bi Inah tadi udah bikin cemilan. Gue ambil dulu ya." Aiko beranjak dari duduknya sembari menaruh novel yang tadi dibacanya di atas meja kaca.
"Gue ikut..." rengek Flo.
"Nggak usah! Gue balik sini lagi kok. Kayak mau gue tinggal maju perang aja! Hehehe..." Aiko tersenyum penuh arti sembari mencegah Flo beranjak dari posisinya.
Flo melanjutkan membaca novel yang ia pegang. Sepuluh menit berlalu, Aiko tak kunjung kembali. 'Susul aja deh.' pikir Flo dalam hati.
" Jedukk"
"Aaww..." pekik Flo setengah berteriak. Jempol kaki kanannya terantuk kaki meja lumayan kencang, seketika mengeluarkan sedikit darah. Flo menutup mulutnya yang meringis kesakitan. Sebenarnya sakitnya tak seberapa ketimbang malunya jika ada yang melihat.
"Jadi orang ceroboh banget sih, makanya punya mata dipakek yang bener!" Ucap Kyo segera berjongkok dan memegang kaki kanan Flo. "Tunggu disini bentar..." Kyo menaruh headset dan ponselnya di meja lalu keluar.
Flo penasaran apa yang sedang didengarkan Kyo sedari tadi. Ia menyelipkan salah satu headset ke telinga kanannya.
"Loh kok nggak ada suaranya? Lah ini folder tulisannya musik tapi nggak ada satupun lagu. Aneh bener..."
Beberapa menit kemudian, Kyo datang membawa kotak obat. Dengan terampil ia segera mengobati luka Flo.
'Tumben ini anak bisa baik kayak gini! Sering - sering aja sifat dan perlakuan lo begini, setidaknya mindset gue tentang lo nggak akan selalu buruk, Kyo. " Gumam Flo dalam hati sembari tersenyum.
" Flo maaf, nunggu lama ya... " Aiko tiba - tiba muncul hingga mengagetkan Flo dan Kyo. Lebih tepatnya hanya Flo yang kaget, Kyo dengan cueknya masih mengobati luka di jempol kaki Flo.
Saking kaget dengan situasi itu Flo hendak berjalan dan lupa bahwa jempol kakinya sakit, dan paha mulusnya tepat mengenai wajah Kyo hingga membuat lelaki itu jatuh tersungkur.
"Aduh, maaf, maaf Kyo.." Flo kikuk dan segera mengulurkan tangannya pada Kyo supaya bangun. Bukannya menerima uluran tangan Flo, Kyo bangun dengan sendirinya dan beranjak pergi dari ruangan itu.
Kyo meninggalkan Aiko dan Flo seperti tak ada kejadian yang baru saja terjadi. Aiko yang melihat itupun menyimpulkan sesuatu dengan pikirannya sendiri seraya menyunggingkan senyum di bibirnya tanpa diketahui Flo.
"Oh iya Flo, gue pengen makan tomyam di resto langganan kita depan toko kue nyokap lo. Kesana yuk..." ajak Aiko pada Flo yang berjalan pelan - pelan mendekati sofa lalu mendudukinya.
"Ehmmm... Gue pikir boleh juga ide lo. Ayuk aja kalau gue mah. Lo lagi ngidam apa? Tumben tiba- tiba pengen begituan?" tanya Flo polos sambil meluruskan kedua kaki jenjangnya di sofa panjang tersebut.
"Sekate - kate nya lo sama gue ya? Ngidam dari mana? Cowok aja gue belum punya, mana si Randy nggak nembak - nembak. Perhatian iya, tapi PHP doang." Aiko kesal sendiri.
"Deuh, dia curhat. Hahaha." Flo tertawa terbahak - bahak seolah mendengar keluhan sahabatnya seperti lawakan yang tiap malam ditontonnya di channel kesukaannya. Tak lama ia tertawa kemudian kembali serius setelah melihat Aiko memelototinya.
Aiko mengedarkan pandangannya di ruang baca lalu melongok ke kiri kanan seperti memastikan sesuatu.
"Lo dianterin Kyo ya, Flo. Gue baru inget nanti Randy mau kesini, lo bungkusin aja buat gue ya. Please...." Aiko mengatupkan kedua tangannya memohon supaya Flo menuruti keinginannya.
Flo menghela nafas kasar lalu mengangguk pelan, berpikir sebentar kemudian menggelengkan kepalanya tanda protes.
" Nggak mau ah. Tadi kan lo yang ngajakin gue makan disana. Pokoknya nggak mau tahu, kita kesana bareng. Kalau perlu gue bilang sama abang gue buat nganterin kita. Ok? 10 menit lagi gue balik kesini, lo udah harus siap."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwkwk pasti Kyo nguping tuh..🤣🤣😜
2024-10-23
0
Qaisaa Nazarudin
Pasti di Jodohin sama Kyo kan..😂
2024-10-23
0
Adriana Nugraheni
triknya si aiko
2023-01-21
0