Alon melingkarkan kedua tangan di dada, kemudian menyilangkan kedua kaki nya
"Aku ingin kau memiliki anak dariku", Pinta Pria itu
"Bukankah itu terlalu keterlaluan?", dengus Syha dibalik oktaf suaranya yang tinggi, ia tidak mengerti kemana arah pembicaraan yang di maksud. Kenapa ia harus memiliki anak dari pria asing?.
"lalu?" Pungkas Alon dingin
"Jika aku memiliki anak darimu, apa aku juga akan menikah denganmu?", Syha menatap Alon dengan was-was, ia sangat penasaran alasan Alon dibalik semua ini. Bukankah pernikahan bersama Hannah justru memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada dirinya?
"Ya jika itu terjadi akan lebih baik dari pada harus menikah dengannya"
"Aku tidak ingin mengandung anak darimu, bukankah kau bisa mendapatkannya dari Hannah?", gertak wanita itu
"Bukankah sudah kubilang aku tidak ingin menikahi Hannah?", Syha terdiam mendengar bantahan Alon yang sedikit membentak. Pria itu mengeluarkan lampiran berkas, lalu menyodorkan beberapa tumpukan lembaran kepadanya. Syha mengernyitkan dahi "apa ini?"
Ia menyimak setiap kata disana, netra matanya terfokus atas nama Eden. Secara inti, "untuk menunda tenggat pembayaran anggaran dana perusahaan Heera kepada perusahaan Reid, Eden menyerahkan Syha sebagai jaminan dan Alon bisa mempergunakan anak angkatnya dengan bebas sampai Heera melunasi dana tersebut pada jangka waktu yang tidak ditentukan".
"Aku bukan manusia yang kejam, aku juga memikirkan keputusanmu, tapi pada akhirnya kau harus tetap menerimanya kan?", papar Alon penuh penekanan.
"Aku menolak! aku akan menunggu Eden membayar semua anggaran yang kau pinjamkan dan jaminan ini akan selesai".
"Aku tidak yakin Heera mampu mengembalikan semua anggaran itu dalam waktu dekat..." Ucap Alon lalu ia berhenti sejenak "Apa yang bisa kau harapkan dari pria yang tega menggadaikanmu?"
"Eden tetaplah ayah bagiku. Aku tidak peduli dia membuatku sebagai jaminan, yang pasti aku sudah berhutang budi kepadanya". Syha teringat bagaimana Eden menyelamatkannya dari sebuah tragedi yang mengenaskan.
"Jika kau berhutang budi, turuti saja permintaan ku. Bukankah akan lebih mudah, jika kau mengiyakan penawaran ini? Akan ku anggap Eden sudah melunasi pinjamannya. Lagipula kontrak ini hanya akan berjalan selama 3 tahun"
"Apa kau mencoba mengancam ku?", sergah Syha yang belum dapat menerima kenyataan dihadapannya.
"aku hanya butuh kesediaan mu untuk tawaran ini, atau kau ingin melihatku menggulingkan Heera dan membuat Eden menderita?", Cela pria itu kesal "ingatlah, aku sudah sangat baik dan berlaku adil. Aku menginginkan anak darimu, dan kau bisa menggunakanku sebagai tameng balas dendam mu"
"Apa tujuan rencanamu ini?"
"Jika aku membawamu begitu saja dihadapan Presdir. Pernikahan ku bersama Hannah akan tetap berjalan, tapi jika wanita yang kubawa mengandung anakku. Masih ada kemungkinan, Adle akan mengganti mempelai wanita yang kunikahi."
Wanita itu menimbang perkataan yang dilontarkan Alon, ia memang sangat ingin membalas rasa dendam nya kepada Hannah, tapi ia tidak ingin mewujudkan itu semua dengan cara seperti ini. Di sisi lain, ia sangat ingin Eden terhindar dari ancaman dan beban yang berkepanjangan. Mau tak mau ia harus pasrah menerima ini semua, jika tidak pria itu pasti akan mengerahkan kekuasaannya.
"Ya baiklah aku terima", Syha lapang dada menerima jika ini berkaitan dengan Eden.
Sekilas ia melihat senyuman kecil terbingkai di wajah pria itu.
"Hei kenapa kau tersenyum", sungut Syha
"Memangnya aku tidak boleh berekspresi semauku? Kau kira aku robot?"
Syha mendelik, ia berdiri dan mengambil selembar kertas. Menuliskan segala kesepakatan diatas sana, tidak beberapa lama ia menyerahkan kertas itu kepada Alon dan memintanya untuk mentanda tangani perjanjian tersebut.
Alon membaca lembaran itu sekilas, ia terfokus pada satu kalimat yang tertera
"Jika masa kontrak selesai, hak asuh anak sepenuhnya diberikan kepadaku?"
"Kau hanya menginginkan anak kan? Jika kontrak kita selesai anak itu akan kuberikan sepenuhnya kepadamu". Alon terdiam dan tidak merespon apapun, ia lebih memilih untuk membaca kesepakatan yang lain
"Aku harus melapor kepadamu setiap keluar? Apa itu berlaku sebaliknya?"
"Ya, kau hanya perlu izin. Tidak perlu mengatakan akan kemana", tutur Syha
"Kalau begitu bolehkah aku meminta sesuatu darimu diluar kontrak kita?"
"Apa?"
"Usahakan untuk tidak jatuh cinta pada pria manapun selama kontrak berlangsung, kecuali masa kontrak kita sudah habis", ucap Alon tanpa ragu
"Apa boleh aku meminta hal yang sama?"
"Jika kau memintanya akan aku lakukan"
Syha mengangguk setuju, ia mengulurkan tangannya untuk berjabat. Alon menaikkan alisnya bingung.
"Seperti yang kau bilang, anggaplah kita sebagai rekan bisnis yang saling menguntungkan"
Pria itu tampak menyeringai "bukankah kita tidak boleh saling menyentuh?" Cibir Alon.
"Apa kau remedial membaca semasa sekolah?", ucapan Syha membuat Alon tercekat, pria itu membisu dengan tubuh yang tampak bergetar. Tidak biasanya Alon yang bersikap tenang mendadak ketakutan. Syha memandang ekspresi yang tidak mengenakkan, segera meluruskan ucapannya. "Atas izin pihak yang bersangkutan, kau boleh menyentuhnya".
Alon mengangguk dan ia menerima jabatan tangan itu.
"akan ku jemput malam ini.", ujar Alon setelah merapikan kemejanya dan berlalu keluar, sesaat ia terhenti dimuka pintu dan membalikkan badan.
"Dimana aku bisa menghubungimu?", wanita itu menyerahkan kartu nama dan nomor teleponnya, Alon tidak mengucapkan sepatah kata apapun beriringan langkahnya pergi tanpa rasa kesalahan meninggalkan ruangan.
"Dasar pria tidak tahu sopan santun", gerutunya.
Syha memijat pelipisnya lembut, ia masih merasa tak menyangka terhadap perlakuan Eden yang menjadikannya jaminan kepada perusahaan Reid. Bagaimana bisa Eden melakukan hal seperti ini kepadanya? Ia sudah sangat menderita, kesepakatan kedua perusahaan ini membuatnya harus memiliki anak bersama pria yang baru saja ia kenali. Takdir sangat kejam kepadanya, kenapa dirinya harus dijadikan sebuah budak yang harus mematuhi segala titah tuannya. Keterpaksaan ini membuatnya sangat frustasi, Syha tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Ia beranjak dari tempat duduknya, dan melaksanakan pekerjaan yang sempat tertunda karena Alon.
•••
Malam hari
**Phone Chat**
**ALON**
"**Kau dimana?". 19.05**
Sebuah dering notifikasi tampil dihalaman depan ponselnya, Syha memandang pesan itu dari kejauhan. Ia merapikan rambutnya, dan mengenakan balutan sheat dress.
"**Penthouse". 19.08**
**ALON**
"**Share lok". 19.08**
"**Lokasi 📌" 19.09**
**ALON**
"**Aku akan disana dalam 15 menit" 19.10**
Berselang 30 menit terlewat, pria itu sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya, kakinya sudah terasa sangat kesemutan karena heels ya ia kenakan. Tubuhnya juga terasa membeku karena musim dingin yang menggerayangi raganya, giginya terdengar saling bergemeratuk satu sama lain.
Tak lama, pria yang dimaksud muncul dengan mobil kesayangannya. Syha mengerucutkan bibir melihat tingkah Alon yang menuruni jendela mobil dengan kaca mata hitam yang bergelantung dihidungnya.
"Kau memakan waktuku 30 menit lama nya?!",
Alon berdecak kesal "aish, sudahlah naik saja. Kenapa kau harus mengomel setiap saat?".
Syha memutar bola matanya jengkel, memasuki mobil dan membanting pintu dengan keras.
"kau lebih gila ternyata ya? Kau mau mengganti mobil milyaran ku ini!" Bentak Alon
Syha mendelik tidak peduli, ia lebih memilih bersikap ketus dan mengabaikan pria disampingnya.
"Kau ku jual pun, tak akan bisa membayarnya". Syha melotot, menendang tulang betis pria itu dalam sekali hentak.
Alon meringis kesakitan, ia mengusap kakinya yang berdenyut tanpa diminta.
"Hei tuan bawel, sudahi ocehan mu itu.", Syha menyadarkan punggungnya dikursi penumpang.
Alon menyeringai, ia menancapkan penuh kecepatan mobil dan memberhentikan nya dengan mendadak. Kepala wanita itu menghantam kop mobil, rambutnya yang sudah ia sanggul kini terlepas dari penjepitnya.
"Kau mau membunuhku ya?", umpat Syha dengan emosi
"Lagian kau ngeselin banget"
"Emangnya kau sekejam itu ingin membunuh wanita yang akan menghamili anakmu?", sungut Syha
Alon terdiam, tersadar jika kelakuan nya ini terlalu kekanakan. Ia kembali menjalankan mobilnya dengan tenang. Tidak ada percakapan selama perjalanan yang mereka lalui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mrs.Q
please like and comment ☺︎
2023-02-10
2