Menggantikan

Nenek Mely memanjakan Areum segala perawatan di lakukan, mulai suntik wajah, kuku, rambut hingga membeli baju dan tas branded serta heels dan sepatu. Kini Areum menjelma menjadi wanita cantik yang mempesona.

Areum keluar dari butik menggunak dress kuning, memperlihatkan dua bahunya yang mulus dan pinggangnya yang ramping. Kedua kakinya mulus dan putih dan sepatu heels. Dia bagaikan anak ABG.

Setelah selesai dari butik nenek Mely menuju ke toko perhiasan terkenal. Nenek Areum membelikan sebuah kalung permata dan sebuah cincin.

Drt

"Iya Edward." Nenek Mely memberikan kode pada pelayan toko itu untuk membungkus kalung yang ia sukai selain Aruem menyukai kalung lainnya. Ia khusus mencarinya sendiri.

"Aku ada di toko xxx. Kau mau kesini?"

Edward mematikan ponselnya tanpa menjawab ucapan nenek Mely. Dia menyuruh sekertarisnya menuju ke pusat toko perhiasan.

Edward pun telah sampai di toko yang di sebutkan nenek Mely tadi. Ia tidak tenang saat Areum dan neneknya keluarnya. Hatinya seperti di dorong untuk menemani mereka.

Edward membuka pintu mobilnya dan melihat ke arah toko. Ia hendak masuk, namun sang sekertarisnya melihat keberadaan Areum dan nenek Mely berada di sebrang jalan.

"Tuan, itu nyonya muda," ujar Gilbert.

Edward menoleh dan melihat Areum dan nenek Mely. Kedua wanita itu melihat ke arahnya. Areum dan Nenek Mely bergandengan tangan menyebrang, setelah selesai membeli perhiasan mereka sejenak menyantap makan siang.

"Nek, hati-hati."

Tanpa mereka sadari ada sebuah mobil yang melaju kencang.

Edward yang tersenyum pun detak jantungnya seakan berhenti melihat sebuah mobil yang melaju kencang. "Areum!!"

Areum menoleh, dia mendorong nenek Mely. Edward berlari dia mendorong tubuh Areum.

Ckit

Bruk

"Areum, Edward!!" Nenek Mely berteriak kencang melihat mobil yang melaju kencang. "Areum!! Edward!!" Nenek Mely bangkit, tidak memperdulikan luka di kedua kakinya.

Areum merasakan sakit di sikunya dan melihat ke arah Edward. "Edward!!"

"Ya Tuhan," Areum melihat Edward terbaring di sisi jalan dan darah segar keluar dari kepalanya. Dia menghampiri Edward dan merangkul kepalanya. "Edward!!"

Areum menatap mobil di yang melaju kencang di sela-sela orang menghampirinya. Kedua matanya menajam, ia melihat dengan jelas wajah orang itu. Bayangan ketika ia terbunuh menghantuinya.

"Apa orang itu?" batin Areum.

"Edward! Areum!"

Nenek Mely menghampiri Edward, salah satu dari beberapa orang yang mengerubuni mereka menghubungi rumah sakit terdekat.

"Areum maaf, aku gagal menjaga mu." Edward tersenyum, tangannya meraba pipi Areum dan tangan itu pun lemas seiring dengan kesadaran Edward.

"Ed, Ed," Areum menepuk pipi Edward. Ia meremas kemeja Edward, tidak ada tangisan di kedua matanya tapi sebuah kemarahan yang menyeruak masuk.

...

Areum merangkul nenek Mely yang bersandar ke dadanya. Wanita itu menangis tersedu-sedu. Kini operasi Edward masih berjalan. Sedangkan hatinya masih rapuh, apakah Edward menggantikannya?

"Nek tidak akan terjadi apapun pada Edward."

"Ini salah nenek. Nenek gagal menjaganya."

Hati Areum teriris, Nenek Mely hanya memiliki satu cucu laki-laki. Edward adalah segala-galanya baginya. Di kehidupan lalu, saat ayah Edward berselingkuh. Ayah yang seharusnya menjaganya justru menyakitinya.

"Mom,"

"Nek,"

Mommy Amber meneteskan air matanya melihat lampu operasi yang masih menyala. Mommy Amber menatap ke arah Areum.

"Ini semua gara-gara kamu Areum. Kau yang membunuh Edward, seharusnya kamu saja yang mati bukan Edward." Sentak Mommy Amber.

"Ini semua salah kamu wanita sial. Awas saja kalau sampai terjadi sesuatu pada kakak ku." Alika menghapus air matanya. Ia takut kehilangan kakak satu-satunya.

Areum menatap tajam ke arah wanita itu. "Kalian menyalahkan aku, seharusnya kalian yang salah. Kalian memaksa Helena kembali dalam hidup Edward. Kalau Helena tidak datang, Edward tidak akan seperti ini."

"Jadi kau menyalahkan Helena?" Mommy Amber tak terima.

Nenek Mely langsung berdiri dan menampar Mommy Amber.

Di sisi lain.

Mobil hitam itu menuju ke sebuah gang kecil. Seorang pria yang mengendarai mobil itu keluar. "Sial, kenapa bukan wanita itu yang mati." Gumamnya merasa kesal.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Anton.. papa Helena pelaku tabrak lari..

2024-02-10

1

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

cuuuiiiiiiih 💩💩💩💩💩💩💩

2023-12-18

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trud sejahtra

2023-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!