Salah Areum

Tuan Anton menatap sengit ke arah Mommy Amber dan Alika. Setelah Helena syok berat dan pingsan dia langsung menghubungi Mommy Amber. Sebagai seorang ayah dia ingin tau kejadiannya. "Kenapa Helena bisa seperti ini?" Dia sengaja menunggu kehadiran kedua orang ini di ruang tunggu depan ruang rawat inap Helena. Dokter mengatakan Helena stress.

Mommy Amber merasa bersalah. "Maafkan saya tuan Anton. Bagaimana keadaan Helena?"

"Aku bertanya kejadiannya sampai Helena seperti ini?" Tanya tuan Anton dengan nada dingin.

"Mom, aku takut." Alika berbisik sambil melirik tuan Anton.

Jika Alika saja takut, apa lagi dengan dirinya. "Ini salah Areum." Jawab Mommy Amber. Semua kejadiannya memang salah Areum.

"Areum?" tuan Anton teringat dengan perkataan Helena kalau Edward menikah dengan wanita lain karena nenek Mely. "Istrinya?"

"Iya dia istri Edward. Pasti Areum mengatakan sesuatu pada Helena."

Tuan Anton mengepalkan kedua tangannya, ia tidak akan membiarkan siapa saja hidup enak setelah menyakiti putri tercintanya itu. "Jadi dia, awas saja."

"Kami ingin menjenguk Helena." Ucap Mommy Amber.

Tuan Anton mengangguk. "Helena menanyakan kalian."

Tuan Anton bergegas pergi, ia akan mencari tau tentang Areum.

Sementara Mommy Amber bergegas masuk ke dalam ruangan yang di tempati Helena di ekori Alika.

"Helena." Mommy Amber menghampiri Helena dan menatap kasihan. "Maafkan Mommy karena Mommy kamu seperti ini."

Helena tersenyum, Mommy Amber memang baik. "Bukan salah Mommy,"

"Ini pasti gara-gara Areum kan?"

Helena teringat dengan sikap Edward. "Mom, Edward sepertinya mencintai Areum."

Mommy Amber menyakal. "Tidak sayang, Edward mencintai mu. Dia hanya membatasi mu saja. Aku yakin, Edward sangat mencintai mu. Kau menantu terbaik Mommy. Jadi Mommy akan membantu mu bersama dengan Edward. Untuk hari ini bagaiman kalau kita buat rencana. Mommy ingin menjebak Edward."

Di tempat lain.

Areum tengah bersantai dengan nenek Mely. Mereka berbincang hangat di depan kolam.

"Areum bagaimana kalau kau temani nenek ke salon? Kau harus memanjakan tubuh mu buat Edward menyesali semua perbuatannya."

Areum mengangguk, tapi tujuannya bukan ke arah Edward, tetapi ingin bersenang-senang sendiri. "Aku ingin model Nek,"

Mommy Amber menghinanya. Jadi ia harus bersinar mengepakkan sayapnya sehingga wanita itu tak lagi meremehkannya.

"Baiklah nenek akan membantu mu."

Sejenak Areum terdiam, cita-citanya semenjak kecil ingin menjadi model. "Serius Nek?"

Nenek Mely mengangguk, ia akan membantu Areum bersinar setidaknya tidak akan ada lagi yang meremehkannya termasuk Edward. "Nenek serius, nanti nenek akan perkenalkan kamu ke kursus khusus model dulu."

"Nah sekarang ayo manjakan dulu tubuh mu." Ajak nenek Mely.

Edward telah sampai di kediaman nenek Mely. Dia sengaja tiap hari akan datang kekediaman nenek Mely demi melihat Areum. Ia harus melihat keadaannya dan akan menginap untuk beberapa hari kedepannya.

Edward menarik kopernya. Ada beberapa pelayan yang sudah menyapanya. "Edward?"

"Nenek." Edward memeluk nenek Mely. "Mau kemana?"

"Mau ke salon, shoping, jalan-jalan. Kasihan Areum kalau di rumah terus."

"Kau mau menginap di sini?" tanya nenek Mely melihat koper milik Edward.

"Iya Nek, aku ingin menginap di sini."

Nenek Mely tersenyum hangat, sepertinya Edward sudah menemukan jawaban hatinya.

"Kau harus bersabar, kekecewaan yang kamu buat membuat Areum tidak menerima mu."

"Maksud Nenek?" tanya Edward tak mengerti.

"Nenek," sapa Areum. Dia menggunakan dress selututnya, rambutnya di gerai dan polesan make up yang tipis.

Edward terpana, Areum bagaikan sebuah dewi yang bersinar terang. Kedua matanya yang indah seindah laut biru, hidungnya mancung dan bibirnya semerah buah chery.

"Kau? Ehem Edward ngapain di sini?" tanya Areum. Ia sungguh tidak mau kalu harus kembali ke rumah itu.

"Edward ke sini hanya ingin menginap, kau antar dulu dia ke kamar mu." Nenek Mely menyanggah. Dia mengelus lengan Edward dan kemudian berlalu.

Areum mengangguk pria ini datang ingin mengawasinya. "Kau datang ingin mengawasi ku karena Helena? Kau tak perlu melakukannya, aku tidak akan mencelakakan Helena."

"Dari pada kau mengatakan yang bukan-bukan, lebih baik kau mengantar ku ke kamar mu." Edward menarik kopernya, dia melewati Areum dan membuat wanita itu meredang dengan kelakuan Edward.

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

nah gitu Edward

2024-10-15

0

3sna

3sna

sikile wes mari po?

2024-09-10

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

memang mulut Ember ini minta di ledakan dgn mercon cabe... kelakuan nya gak gak bener kok malah memfitnah Areum... dasar gak waras...

2024-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!