Masa lalu dan masa kini

Sampailah nenek Mely di kediaman Edward. Areum langsung menuju ke kamarnya dan mengepak semua barangnya, ia tak menyisakan satu pun pakaiannya seolah ia tak berniat untuk kembali.

"Sayang, kau membawa semua pakaian mu?" tanya Nenek Mely. Dia membantu Areum melipatkan pakaiannya.

"Iya Nek."

Nenek Mely merasa curiga. "Kau berniat untuk pergi?"

"Pergi kemana Nek? Bukannya hanya kerumah Nenek? Apanya yang salah?" Areum mengkilah, ia belum mengiyakan niatnya itu pada nenek Mely.

"Ya sudah, tidak masalah. Ayo sayang ..."

Areum menarik kopernya, dia menutup pintu kamarnya dan sejenak ia menghentikan langkahnya tanpa menoleh pada pintu kamarnya. Sedangkan nenek Mely berjalan keluar.

Areum menoleh, ruangan ini saksi pernikahannya. "Semuanya sudah berubah. Semuanya akan baik-baik saja." Ia tersenyum dan bernafas lega.

Sedangkan di lantai bawah.

Mommy Amber dan Alika kembali menghampiri nenek Mely.

"Mom, tidak ingin makan malam di sini. Aku akan menyiapkan makananan kesukaan Mommy." Mommy Amber membujuk nenek Mely untuk menginap. Ia merindukan mama mertuanya itu.

Mommy Amber tersenyum. "Tidak, aku sengaja pulang lebih awal karena Areum ingin menginap di rumah ku."

"Maksud Mommy?" tanya Mommy Amber. Ia tidak percaya menantu sialnya itu menginap di rumah mertuanya. Ia tidak mau mertuanya itu terkena dampak kesialan yang di bawa oleh Areum.

"Areum akan menginap di rumah ku." Nenek Mely kembali menjelaskan.

Mommy Amber tercengang, entah ide konyol darimana Areum ingin menikmati rumah mertuanya, ia tidak bisa membiarkannya. Sejujurnya ia ingin Areum pergi, tapi tidak untuk memanfaatkan mertuanya.

"Mom, kenapa membawa Areum? jangan Mom aku tidak mau terjadi sesuatu pada Mommy."

"Iya Nek, Alika juga tidak ingin Nenek terdampak buruk."

Nenek Mely terkejut dengan ucapan menantu dan cucunya. Mereka berdua telah kelewatan dengan mengaklaim Areum sebagai wanita pembawa sial. Selama ini ia diam saja hanya mendoakan menantu dan cucunya sadar.

"Kalian keterlaluan dengan mengaklaim Areum pembawa sial, yang sial sendiri kalian tidak menerimanya."

"Amber, aku sangat menyayangi mu karena kamu menantu yang terbaik untuk ku. Jangan sampai perkiraan ku salah. Aku hanya berharap kau berubah. Kalian menyukai Helena, silahkan tapi tidak harus membuat Areum tersakiti." Nenek Mely menekan tiap nada perkataannya. Ia akui Amber ibu yang baik untuk kedua cucunya, tapi bukan berarti harus sombong dengan segala yang telah dia miliki. "Amber jangan menodai kepercayaan ku."

Mommy Amber mengepalkan kedua tangannya. Entah perkataan apa yang Areum buat hingga mertuanya memarahinya. Seumur hidupnya mertuanya tidak memarahinya. Semuanya gara-gara Areum. Ingin sekali ia memusnahkan wanita sial itu.

"Kamu Alika, jangan menyesal karena kamu salah pilih kakak ipar."

"Nek."

Areum mengembangkan senyuman terbaiknya, kemudian menghampiri Nenek Mely dan menggandengnya. "Ayo Nek."

"Tidak mau berpamitan dengan Edward?"

Areum terpaksa tersenyum, yah karena ia seorang istri yang baik hati dan tidak sombong. Ia harus berpamitan dengan sopan bukan?

"Iya Nek, aku cari Edward dulu."

Nenek Mely mengangguk, tidak masalah baginya kalau hanya menunggu beberapa menit lagi.

Areum mencari Edward di ruang kerjanya, dia mengetuk pintu ruang kerja Edward, namun tidak ada jawaban dari dalam.

Areum masuk, ia ingin memastikan Edward berada di dalam atau bukan. "Edward."

Areum menghela nafas melihat sosok pria tegap itu berdiri menyamping menghadapa ke dinding. Dia pun melangkah ke arahnya dan melihat di dinding sebuah foto pernikahannya. Entah apa yang di pikirkan Edward sampai tidak menyadari kedatangannya?

"Kau memandangi apa?"

Lamunan Edward buyar, ia menyelami kehidupan masa lalunya. Rasa penyesalan itu setiap saat berteriak padanya. "Kau butuh sesuatu?" tanya Edward.

"Aku tidak membutuhkan apapun. Aku hanya mengatakan ingin menginap di rumah Nenek Mely."

Deg

Jantung Edward seakan berhenti, baru kali ini Areum meminta sesuatu, tapi anehnya ia tidak setuju dengan permintaannya. "Kau ingin menginap di rumah nenek, kenapa?"

Areum merasa aneh dengan sikap Edward. Pria di depannya seakan tidak ingin merelakannya. Wajahnya terlihat gusar.

"Aku hanya ingin saja, memang salah."

"Baik, semalam saja." Edward tidak mau istrinya menginap di rumah nenek Mely terlalu lama.

"Tidak mau, aku mau menginap berapapun terserah aku." Areum tidak butuh ijin dari Edward, dari dulu ia bisa melakukan sesuka hatinya tanpa peduli Edward.

"Tidak Areum aku tidak mengijinkan kamu berlama-lama di rumah nenek." Bisa-bisa ia kehilanhan Areum, ia tidak mau. Ia tidak mau kehilangan kedua kalinya.

Areum mengibas-ngibaskan tangannya. "Terserah, aku mau menginap di rumah Nenek." Kaki hendak berbalik, namun Edward menghentikannya.

"Maafkan aku Areum, maafkan aku di masa lalu dan masa kini."

Terpopuler

Comments

Diian A. WAthii

Diian A. WAthii

hah

2024-02-15

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hah... susah buat meyakinkan hati yg pernah terluka dan terhianati... butuh waktu dan kesabaran buat merengkuh kembali hatinya..

2024-02-10

0

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

bukan gegara Arum tapi perempuan pelakor anak haram dari suamimu embeerrr👿☠️

2023-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!