Pergi

"Areum, jadi hari ini mau ke makam kakek?" tanya Nenek Mely. Dia melihat Areum berdiri di anak tangga terakhir. Nenek Mely terpukau melihat riasan wajah Areum yang biasa saja, tapi kecantikan alaminya bersinar terang di wajahnya.

"Iya Nek, Areun sudah selesai bersiap," jawabnya. Kedatangan nenek Mely pasti ingin menjemputnya.

Areum menggandeng lengan nenek Mely. Ia akan berusaha mencegah nenek Mely mengalami kecelakaan itu.

"Nek, ayo." Areum mengajak Nenek Mely, namun kedua netranya melirik Mommy Amber dan Alika yang seakan mengalami kebakaran kemarahan.

"Ayo sayang."

Areum duduk dengan perasaan gugup, telapak tangannya panas dingin. Semoga saja tidak terjadi sesuatu seperti kejadian masa lalu.

"Sayang kamu kenapa?" tanya nenek Mely. Wajah cucu menantunya itu seperti orang yang di landa kekhawatiran. Dia bisa melihat ada gurat ketakutan di wajah Areum.

"Tidak apa-apa Nek."

"Em, pak kita lewat jalan xxx," ujar Aruem. Ia teringat jalan lurus yang mengakibatkan nenek Mely kecelakaan. Ya walaupun bisa di katakan jalan pintas, lebih baik ia memilih jalan yang jauh, tapi selamat.

"Kenapa tidak jalan xxx saja?"

"Tidak Nek, belok kanan Pak."

Tanpa merasa curiga. Nenek Mely mengiyakan saja. "Andre, Ikutin kata menantu ku."

"Baik Nyonya tua."

Nenek Mely mengelus surai hitam milik Areum. Dia memikirkan obrolannya tadi dengan Edward.

"Sayang, kau tidak bahagia dengan Edward?" tanya nenek Mely. "Katakan saja, aku tidak marah."

Areum menunduk, haruskah ia jujur. Ia tidak ingin menyakiti nenek Mely, tetapi ia tidak ingin terbelenggu dengan kebohongan.

"Maaf Nek, awalnya aku bahagia. Tetapi setelah menerima sikap Edward, Mommy dan Alika. Aku ingin menyerah saja." Seandainya nenek Mely tau apa yang terjadi dengan masa lalu, akankah wanita ini menyuruhnya langsung bercerai?

"Edward, bukan anak kandung mommy Amber. Dia hanya ibu tiri, tapi Nenek menyukainya Amber karena dia menjaga Edward dengan baik. Bahkan di sakiti oleh ayah Edward pun dia diam. Alasan Nenek tidak menyukai Helena karena Helena anak dari perusak rumah tangga Amber."

Areum tidak terkejut, ia sudah tau. "Tapi cinta tidak bisa di paksa."

"Kata siapa sayang, ada kalanya cinta memang di paksa. Tapi memang terkadang harus menjalani cobaan dulu. Cinta yang di paksa tidak selamanya akan membuat menderita bagi yang menjalaninya."

"Terkadang cinta yang tak di paksa membuat menderita. Kita tidak tau takdir kedepannya."

Nenek Mely menggenggam tangan Areum. "Edward menderita semenjak kecil, begitupun dirimu yang menderita, di sakiti karenanya."

"Nenek, aku pernah mimpi buruk. Aku melihat bercerai dengan Edward dan Edward memilih Helena. Mereka bahagia," Areum menceritakan kejadian yang menimpannya, tapi ia harus berbohong kalau sebenarnya bukanlah mimpi. "Aku tidak bisa memiliki anak, Nek."

"Kau bisa memiliki anak, mari jangan menyerah. Sejujurnya nenek tidak akan memaksa mu bersama Edward kalau kau sudah tidak sanggup. Kau ingin bercerai dengannya, Nenek akan menuruti mu."

Areum tak menjawab, dia hanya tersenyum. Selang beberapa saat, mereka sampai di sebuah pemakanan yang luas.

Nenek Mely dan Areum pun turun, keduanya menuju ke makam suami nenek Mely.

Cukup lama nenek Mely memandang batu nisan itu. Areum hanya memperhatikan wajah nenek Mely seolah ia melihat nenek Mely mengenang masa lalunya.

"Aku pulang." Nenek Mely mengusap batu nisan itu dan tersenyum. Ia begitu merindukan suaminya itu. Kadang ia menangis saat tengah sendirian.

Areum menggandengn lengan nenek Mely. Keduanya melangkah beriringan.

"Areum bagaimana kalau kau tinggal bersama Nenek saja?" Di masa tuanya, ia butuh teman yang mengisi kekosongannya.

"Boleh, kapan Nenek akan membawa ku?" tanya Areum. Tentu saja ia menerima dengan senang hati. Siapa pula yang mau tinggal di kediaman Edward apa lagi sudah di masuki Helena.

"Hari ini, kalau kau setuju."

"Iya Nek, aku tidak sabar ingin ...." Areum menghentikan ucapannya. "Aku tidak sabar ingin menemani nenek."

"Baiklah, ayo nenek bantu kamu bersiap-siap."

...

Sedangkan Edward merenungi perkataan Nenek Mely, hatinya sangat sesak. Apa lagi mengingat masa lalunya yang menyebabkan Areum pergi dan meninggal karenanya. Air matanya mengalir deras menangisi penyesalannya yang semakin dalam.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

setidaknya Edward juga sudah mendapat teguran dr Allah.. jd dia mungkin akan mikir dua kali buat menyakiti areum tp... duo racun Amber dan Alika... tinggal tunggu azab mereka..

2024-02-10

0

Khoerun Nisa

Khoerun Nisa

brarti itu saudara beda ibu doang

2023-11-14

3

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!