Saat mendengarkan kedatangan nenek Mely, Areum tidak sabar untuk menemuinya. Ia menghapus air matanya mengingat kecelakaan itu. Ia teringat hari ini seharusnya mereka keluar untuk pergi ke makam suami nenek Mely.
"Nenek." Areum langsung memeluk nenek Mely.
Wanita yang tak lagi muda itu, mengelus punggung Areum. "Kau baik-baik saja Areum?" tanya Nenek Mely.
"Iya Nek," sahut Areum.
Nenek Mely berpindah pada Edward. Di tatapnya wajah Edward dan sepertinya ia melihat sesuatu yang biasa. Nenek Mely tersenyum lembut pada Areum kemudian mengurai pelukannya.
"Edward, tadi aku melihat Helena datang kesini."
Mommy Amber dan Alika menarik dalam nafasnya, yang di tunggu-tunggu ternyata terjadi.
"Mom, kedatangan Helena datang kesini hanya merindukan ku Mom." Mommy Amber menyela.
Sebagai seorang wanita tua yang sudah berpuluh-puluh tahun menikah tentu saja ia tidak mudah percaya. Selama menikah dengan seorang pengusaha, tentu saja ia tau bagaimana tabiat seorang wanita. Beberapa kali ia memegorki seorang wanita yang menggoda suaminya. Untungnya, suaminya tidak goyah dan ia berharap Edward seperti kakeknya.
"Kau percaya sekali pada Helena, kasih sayang mu sangat luas padanya." Nenek Mely menyindir dengan nada menekan.
"Nek, kaka Helen hanya datang menemui Mommy dan aku."
"Aku tau kalian tidak menyukai Areum, tapi bukan berarti kalian seenaknya saja dan kamu Edward, nenek ingin berbicara berdua dengan mu."
Nenek Mely beranjak, dia menuju kolam renang kemudian di ikuti Edward.
Kini di ruang tamu itu hanya menyisakan Alika dan Mommy Amber serta Areum.
Mommy Amber langsung menyambar Areum. Ia harus memperingati menantu tak di inginkannya ini agar tidak bertindak kurang ajar.
"Areum, jangan berbicara yang tidak-tidak pada Mommy. Awas saja kalau kau mengadu yang tidak-tidak. Aku tidak akan melepaskan mu."
Areum sangat jengkel, sebagai seorang menantu. Ia selalu menghormati mertuanya itu, tetapi rasanya sangat sesak jika harus di tancap dengan ucapan pedas bertubi-tubi.
"Mom, aku tidak akan mengadukan apapun. Nenek Mely sangat bijakasana, dia perempuan cerdas dan dia tau mana yang baik dan bukan."
"Dan untuk kamu Alika, sebaiknya kamu urusi dengan kekasihmu sebelum kau menangis."
Alika mengerutkan keningnya, ia tidak paham dengan perkataan Areum. Memangnya ada apa dengan kekasihnya? kekasihnya baik dan sangat perhatian padanya.
"Kakak ipar, tidak perlu mengurusi aku. Seharusnya kakak urusi hidup kakak biar tidak jadi ulat bulu yang menggatalkan hubungan orang lain."
Bukan sakit hati, tapi Areum sangat senang. Hatinya kini tak merasakan sakit hati lagi. Di kehidupan lalunya ia tau bagaimana wanita ini akan hancur. Awalnya ia berniat membongkar kebusukan kekasihnya, tapi sayangnya dia keburu bercerai.
"Aku harap kau tidak menangis darah."
Areum melangkah, namun kembali berhenti. Sepertinya ia melupakan sesuatu. "Mom, sepertinya kamu harus menyelidiki siapa Helena."
Nasehatnya sangat berarti jika Mommy Amber mengambil nasehatnya. Di kehidupan lalunya ia ingat siapa Helena, seorang anak dari wanita yang telah menghancurkan rumah tangga mertuanya. Makanya nenek Mely sangat menyayangi Mommy Amber yang telah menerima pengkhianatan dari anak nenek Mely, Daddy mertuanya yang telah meninggal.
"Dasar wanita sialan, seharusnya kau yang perlu di nasehati." Geram Mommy Amber.
Areum melanjutkan langkahnya dan tersenyum sinis. Di kehidupan lalunya ia tau dari cerita nenek Mely yang tidak mau menerima Helena. Ia akan membongkar di waktu yang tepat, hanya menunggu menghitung hari. Ia ingin lihat seperti apa wajah mertua dan Alika.
Di tempat lain.
Suasana di kolam renang itu hening, hanya terlihat air kolam renang yang tenang. Tidak ada siapa pun kecuali nenek Mely dan Edward.
"Edward, jujurlah pada nenek. Kau masih mencintai Helena?" tanya nenek Mely dengan suara lembut. Ia tidak ingin Edward mengulang kesalahan yang sama. Jika memang tidak bisa di pisahkan hubungan mereka maka ia menyerah, ia akan lebih memperhatikan Areum.
"Jujurlah."
"Maafkan Edward Nek, ada sedikit rasa, namun aku ingin memperbaiki hubungan ku dengan Areum. Aku akan berusaha mencintainya Nek."
"Edward, bukannya nenek tidak tau bagaimana hubungan mu dengan Areum dan keluarga ini."
"Ketahuilah, Amber bukan ibu kandung mu." Nenek Mely menoleh. Ia harus menceritakan masa kelamnya dulu. Sebenarnya ia tidak ingin membongkarnya, tapi ia ingin Edward tau.
"Apa maksud Nenek?" tanya Edward. Setaunya Mommy Amber adalah ibu kandungnya.
"Ayahnya, Wiliam sangat nakal. Kau anak di luar nikah, ibu mu sudah meninggal setelah melahirkan mu dan ayah mu belum menikahinya. Nenek mengambil mu di rumah sakit, lalu ayah mu jatuh cinta pada Amber. Tentu Amber menerima mu, namun pernikahan mereka banyak sekali cobaannya. Ayah mu kembali berulah, kau tau wanita itu memiliki anak dan anak itu adalah Helena. Alasan Nenek tidak merestui mu karena masa lalu ayah mu. Nenek akui, Amber sangat baik bahkan menerima mu sebagai anak kandungnya sendiri. Itulah alasan nenek menyayangi Amber. Dia wanita penyebar, tapi nenek tidak tau alasannya kenapa dia tidak menyukai Areum. Mungkin karena Areum bukan berasal dari keluarga berada, tetapi percayalah Areum wanita yang baik."
"Edward, setelah nenek menceritakan semuanya. Jika kau tidak bisa mencintai Areum, kembalikan dia pada nenek. Karena neneklah yang membawanya dengan paksa untuk masuk kedalam hidup mu. Nenek akan menerimanya dengan tangan terbuka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Hamidah Hamidah
berarti edwaed saudara satu ayah sama helena
2025-04-17
0
Sandisalbiah
biarkan para wanita dgn hati yg sempit dan pikiran picik itu pd menyesal krn kelakuan mereka sendiri...
2024-02-10
1
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-03-10
0