Helena

Areum menurunkan tubuhnya, menarik selimutnya sampai menutupi bahunya dan menyisakan kepalanya. Ia memirngkan tubuhnya memunggungi suaminya yang baru masuk itu. Niat hati ia ingin bersandar dari rasa lelahnya, namun tanpa di sangka pria itu masuk ke kamarnya.

Edward menghembuskan nafasnya. Dia menatap tubuh istrinya itu, lalu melangkah ke arahnya dan duduk di tepi ranjang.

Mau apa orang ini kesini? Batin Areum bertanya-tanya. Dia merasa enggan untuk menoleh ke belakang.

"Bagaimana dengan keadaan kaki mu?"

Mendengarkan perkataan suaminya, tubuh Areum merinding seketika. Dia berpikir, entab setan mana yang menempeli suaminya itu. Ia beranjak, menatap penuh selidik wajah suaminya, lalu menari dagunya dan membolak balik ke kanan dan ke kiri. "Kau benar suami ku kan? Ah bukan, maksudnya Edward? Bukan penghuni rumah angker kan?"

Seketika mata Edward menejam, ia bertanya karena khawatir tapi malah istrinya kesambet setan. "Kau pikir aku setan?"

Edward mengibas selimut Areum, hingga dua kakinya terlihat. Dia pun memeriksa telapak kaki Areum. Ia lega karena kaki Areum yang sepertinya baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja," ucapnya. Dia menutupi lagi kedua kaki putihnya itu.

Edward bergegas pergi, dia mengambil kimononya dan bergegas ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Edward telah selesai. Dia melihat ke arah ranjang dan perlahan mendekat. Kedua netranya mengamati wajah Areum. Wanita inilah yang selalu ia abaikan, ia biarkan, ia menutup mata saat ibu dan adiknya mengejek dan menghinanya. Ia menutup mata saat wanita ini tersenyum padanya. Saat melihatnya kesakitan, namun dia tidak memperlihatkannya. Dadanya terasa sakit melihat Areum tidak memperlihatkan kesakitannya.

"*Edward, Areum gadis yang baik." Nenek Mely menoleh, "Nenek titip dia. Nenek yakin, Areum bisa membahagiakan mu. Mungkin saat ini belum ada cinta, tapi aku yakin suatu saat nanti akan ada cinta di antara kalian."

"Kenapa Nenek tidak menyukai Helena?"

"Bukannya Nenek tidak menyukainya, tapi hati Nenek berkata Areum sangat cocok pada mu dari pada Helena. Ada beberapa hal yang tidak kita lihat, tapi suatu saat nanti kita akan melihatnya."

"Edward, nenek hanya ingin kamu bahagia. Hargailah Areum dan cintai dia, sebelum kamu menyesalinya*."

"Sebenarnya apa yang di katakan nenek itu benar. Areum wanita yang baik."

Edward tersenyum, ia lalu menoleh pada lilin yang masih menyala itu. Lampu utama memang di hidupkan, tapi istrinya sangat suka dengan cahaya lilin.

Dia pun melangkah ke arah nakas itu dan masih melihat kertas putih yang berisi perjanjian perceraian itu. Ia pun mengambilnya dan menyodorkan ujungnya ke arah api. Perlahan api itu berjalan membakar kertas putih itu.

Hatinya bergetar saat Areum mengatakan akan bercerai. Ada sesuatu yang tidak bisa ia terima.

Edward mengambil rokoknya di sebuah laci. Kemudian menyalakannya, asap mengepul keluar dari hidungnya dan mulutnya. Pikirannya sekarang kacau semenjak wanita itu ingin menceraikannya.

"Areum ada sesuatu yang membuat ku tertarik pada mu."

Edward kembali menghisap rokok itu, lalu menuju ke arah balkom. Dia menikmati desirnya angin malam saat ini.

Drt

Sebuah nada dering dan getaran berasa dari ponsel di atas nakas. Edward menoleh, ia menghampiri ponselnya itu karena tidak ingin mengganggu waktu tidur istrinya. Dia pun cukup terkejut saat melihat sebuah nama di layarnya itu.

"Helena?"

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

masalalu yg masih membelenggu...

2024-02-10

1

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

is is is pelakor ternyata😒

2023-04-26

0

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

dihhh katanya gak mau cerai...ada tlp dr mantan lsng gasss😑😑😑😑

2023-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!