Aku Tak Peduli

"Sialan, dia benar-benar pria kejam. Aku sumpahi miliknya jadi pendek." Areum meringis. Saking kesalnya ia ingin mencabik-cabik seseorang. Areum berjalan dengan hati-hati, ia menggunakan sebuah tongkat asal yang di temukannya di tepi jalan sebagai penyanggah kakinya.

Sialnya, ia tidak membawa ponsel dan saat ini ia bingung harus kemana. Dia pun tidak membawa dompet. "Edward sialan!" teriaknya.

Beberapa pengendara mobil dan motor pun melihat ke arahnya dengan tatapan aneh. Bagi Areum, ia tidak peduli sama sekali. Ia pun sampai di sebuah toko roti, ia berhenti dan melihat kedalam toko roti. Cacing dalam perutnya sangat tak bersahabat. Meronta ingin memakan sesuatu.

"Dia tidak ada rasa kasihan sama sekali," ucapnya. Ingin sekali ia berteriak kencang sekencanngnya.

Sementara Edward, saat meninggalkan Areum sendiri apa lagi melihat lukanya itu hatinya sangat gelisah, ia tidak tenang. Ia pun memukul stir mobilnya dan kembali melaju ke arah tadi.

"Kemana dia?" Edward semakin takut, ia takut terjadi sesuatu pada istrinya itu. "Semenjak kapan dia berubah menjadi istri yang tidak menurut?"

Drt

Edward melihat ponselnya tertera nama Daniel di layarnya itu. Dia pun mengangkatnya dan kedua matanya tidak lepas melihat sekeliling jalan.

"Ed, kau sudah menemukan istri mu? Tadi suster mengatakan pada ku kau mencari istri mu."

"Iya, tadi aku sudah bertemu tapi sekarang tidak bertemu lagi," ujarnya.

"Apa? Bagaimana mungkin?" tanya Daniel. Sungguh tak masuk di akal perkataan Edward. Sudah ketemu tapi tidak bertemu.

"Huh, dia keras kepala tidak mau ikut dengan ku. Ya sudah aku tinggalkan saja."

"Dasar suami tak berperasaan. Kalau kau tidak mau, buat aku saja. Body Aruem bagus, wajahnya cantik, aku akan betah berada di rumah terus menerus. Penurut, baik pula. Kalau kau mau bercerai, bilang pada ku. Aku yang pertama akan mendaftar." Daniel berbicara panjang lebar, padahal dia tidak muka Edward kepalanya sudah di tumbuhi tanduk merah, giginya seperti taring yang sudah keluar. Ekornya mengibas-ngibas seolah ingin menyerang musuhnya.

"Kau sama sekali tidak membantu."

"Hey, dia akan bosa dengan mu."

Bip

Edward melemparkan ponselnya ke tempat duduk di sampingnya. Hatinya sudah gelisah di tambah temannya yang membuatnya marah.

"Lepaskan!!"

Edward melihat seorang wanita yang mirip dengan Areum dan tiga pria. Di lihatnya secara saksama dan ternyata benar Areum. Dia pun menepikan mobilnya dan menghampirinya.

"Lepaskan!! Dia istri saya,"

Areum sedikit tenang ketika melihat Edward yang berada di depannya. Ia melihat kedua pria yang masing-masing memegang tangannya. Sedangkan satu pria berada di depannya dan kini berbicara dengan Edward.

"Istri mu, tidak mungkin. Kau membiarkan istri mu berjalan sendirian, huh." Pria yang tampak sebagai ketuanya itu tak percaya. Terlihat wanita itu sedang kesakitan. Mana mungkin ada seorang suami yang meninggalkan istrinya di kala kesakitan.

"Jika pun wanita ini istri mu, tapi kami yang menemukannya lebih dulu." Pria itu mencolek dagu Areum membuat Edward sangat geram.

Dia pun memegang bahu pria itu dan langsung melayangkan tinjunya di pipi pria itu. Sekalipun badanya besar, ia tidak takut sama sekali. Baginya yang terpenting adalah keselamatan istrinya.

"Sialan!" Pria itu menatap kedua anak buahnya untuk menyerang Edward.

Sontak dua anak buahnya itu pun menyerang Edward. Dengan seni bela dirinya yang tinggi, Edward mampu mengatasinya dan membuat wajah dua pria itu di penuhi luka lebam. Kini tinggalah satu pria yang sebagai ketuanya itu.

"Sialan, beraninya kau."

Pria itu pun mengeluarkan sebuah belati, kemudian berlari ke arah Edward dan menyerangnya. Edward menghindar lalu meninju perutnya.

"Hati-hati Ed," seru Areum. Ia takut pisau itu melukai Edward. Bisa jadi dirinya yang kena amukan dari mertuanya lagi.

Tanpa sadar sebelah lengan Edward terkena belati itu. Darah segar mengalir dari lengannya.

Edward mengepalkan kedua tangannya, kini tatapannya berubah menjadi tajam. Ia langsung menyerang dan memukul bertubi-tubi pria itu.

"Edward sudah," ucap Areum. Pria itu sudah terkulai lemas. Dia pun menarik Edward masuk ke dalam mobilnya.

"Kita kerumah sakit sekarang." Areum merobek dressnya dan mengikatkan ke lengan Edward. "Kau ini, seharusnya hati-hati."

"Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil."

"Kau yang tidak apa-apa aku yang kenak betahnya. Kau tau betapa garangnya Mommy mu dan adik mu itu pasti dia akan menyalahkan ku." Kesalnya. Dia harus memasang telinga tuli kalau mereka tau apa yang terjadi padanya.

"Kau tidak mengkhawatirkan ku dan hanya mengkhawatirkan dirimu di marahi ole Mommy dan Alika"

"Jelas, aku tak peduli dengan mu."

Terpopuler

Comments

khayalan

khayalan

ceh😏..

2024-02-10

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2023-03-09

0

lilian

lilian

Thor,ngapaen rengkernsi,klau belom blas dndam tkoh prianya udh jtuh cnta,jdi nya gk sruuu

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!