Edward diam, memasang telinga tuli. Omelan istrinya ini ia anggap angin lalu, yang terpenting saat ini luka di kakinya cepat di tangani.
Edward memarkirkan mobilnya, lalu membukakan pintu. Saat ingin menggendong Areum, wanita itu malah menolak. "Tidak perlu, aku bisa sendiri."
Suaranya begitu tegas, dia menepis tangan Edward.
Edward menyingkirkan tubuhnya, ia begitu hati-hati melihat Areum yang turun dari mobilnya. Ia akan sigap menangkap tubuh istrinya dengan cepat.
"Kau memaksakannya,"
Edward menghela nafas, wanita di depannya sangat bersikeras untuk melangkah. Bahkan ia sendiri meringis melihat lukanya.
"Jangan sentuh aku Edward." Bentak Areum. Dia tidak ingin di sentuh oleh suaminya itu. Lebih baik ia kesakitan dari pada harus di sentuh oleh suaminya.
"Jadilah manusia keras, aku tidak ingin kau merepotkan ku terlalu lama." Edward langsung membopong tubuh Areum. Dia pun berteriak meminta tolong.
"Edward, kau ..." Seorang pria melihat siapa yang di gendong Edward segera menyuruhnya untuk ke ruang pasien.
Dia adalah Daniel, teman Edward yang saat ini menjadi seorang Dokter. Hubungan keduanya sangat akrap, sehingga ia tau apa saja yang terjadi pada Edward.
Edward selalu menceritakan hubungannya, dari masa lalu pun ia tau bagaimana hubungan Edward dengan kekasih masa lalunya.
Daniel mengerutkan keningnya melihat luka di telapak kaki Areum. Dia pun meminta pada Dokter membawa alat jahitnya.
"Apa perlu di jahit?" tanya Edward. Dia menatap Areum yang sama sekali tidak mengeluarkan rintihan.
Daniel tak menanggapi, ia harus meminta penjelasan tentang Areum. Selesai mengobati luka Areum. Dia meminta berbicara berdua dengan Edward.
Edward pun menyetujui, mereka berbicara di ruangan Daniel.
"Kau ingin menyiksanya? Lukanya sangat dalam, wajah Areum pucat sepertinya dia kehilangan banyak darah. Kau ingin membunuhnya? Kalau ingin membunuhnya aku tidak mau ikutan."
Edward bersendekap, ia tidak ingin menyahuti omongan pria di depannya. "Katakan saja apa yang harus aku lakukan untuk menjaga lukanya."
"Jangan terkena air dan jangan terlalu banyak bergerak. Tubuh Areum kurus, kau tidak memberinya makan?"
Edward berlangsung pergi, namun Daniel menahan lengannya.
"Kalau kau tidak bisa menjaganya, sebaiknya lepaskan jangan menyiksanya. Nenek Mely pasti lebih memilih kau melepaskannya dari pada meneruskan pernikahan konyol mu ini. Edward, pernikahan bukan mainan."
"Dia bisa mencari pria lain, seperti aku maksudnya."
Edward menatap tajam, ingin sekali dia menonjok wajah sahabatnya itu. Ucapannya begitu menusuk hatinya. "Aku tidak ingin mendengarkannya yang kedua kalinya," ucapnya begitu dingin.
Edward menarik tangannya dan Daniel tersenyum, lalu mengelus tangannya seakan ada sisa tubuh Edward.
"Hey, bro aku teman mu loh." Daniel menggelengkan kepalanya. Temannya masih belum menyadari kalau dia sudah terjerat dengan pesona Areum. "Aku harap kau tidak akan menyesalinya."
...
Edward pun masuk, namun ia tidak melihat Areum. Kebetulan ada seorang suster di kamar itu.
"Sus, dimana istri ku?" tanya Edward panik. Kakinya baru saja di jahit dan Daniel sudah menjelaskannya untuk tidak banyak bergerak. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Areum.
"Oh istri Tuan Edward sudah keluar. Katanya ingin menemui Tuan Edward." Tutur suster itu.
"Apa??"
Tanpa banyak berpikir, Edward langsung berlari dan mencari Areum. Ia mencari lorong rumah sakit, hingga pada akhirnya ia keluar dari rumah sakit itu dan mencarinya di taman. "Kemana dia? Sial ...."
Edward kembali mencari di sekeliling taman, hingga akhirnya ia menemukan seorang wanita yang berjalan dengan sanga pelan dan sering memegangi sebelah kakinya.
"Areum,"
Areum menoleh, ia tak ingin meladeni omelan Edward. Kakinya terasa sakit, ia hanya fokus pada kakinya yang berdenyut itu.
"Aku menyuruh mu diam, bukan seenaknya keluyuran. Kau ingin aku di salahkan nenek?" sarkasnya.
Areum menoleh, ia keluar sendiri karena tidak ingin merepotkan pria di depannya. Tapi pria di depannya malah menuduhnya. "Siapa yang ingin merepotkan mu? seharusnya kau bersyukur aku tidak bergantung pada mu."
"Kau sangat suka melawan, baiklah. Akan aku turuti," Edward langsung pergi. Dia membiarkan Areum begitu saja berdiri di taman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sandisalbiah
posisimu sangat tidak. menguntungkan Areum.. simalakama.. bertahan mati, meninggalkan termakan budi... tp lebih bijak melepaskan dr pd bertahan...
2024-02-10
5
Kasmawati S. Smaroni
sok2an jg si arum
2023-03-30
1
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-03-09
0