Kekhawatiran Edward.

Deg

Deg

Deg

Jantung Edward seakan berhenti dalam sekejap, dia memalingkan wajahnya. Kedua netra di depannya sangat tajam sangat menusuk relung hatinya. "Aku akan melupakan ucapan mu hari ini. Aku menganggap tidak tidak terjadi apa pun."

Edward membisikkan ucapannya tepat di depan telingan Areum. Dia pun melewati tubuh Areum.

"Kau egois, kau hanya ingin bahagia sendiri. Aku manusia yang juga ingin bahagia Edward." Teriaknya menggema.

Edward berhenti melangkah, dia berbalik menatap tubuh mungil istrinya. Ia akui, ia belum mencintai wanita itu, tapi ia merasa nyaman. Saat ia hendak berbalik, ia melihat di lantai putih itu ada noda darah. Dia pun menghidupkan lampu utama dan melihat dengan jelas jika noda merah itu noda darah.

Dia mengikuti jejak noda itu dan tepat di kaki istrinya. Tanpa berpikir panjang dan rasa takut terjadi sesuatu. Ia melangkah dengan cepat dan menggendong tubuh Areum.

Areum terkejut, "Kau mau apa? Turunkan aku." Areum meronta.

"Shut, diamlah." Edward menurunkan tubuh istrinya ke atas ranjang. Dia berjongkok dan melihat salah satunya kaki baik-baik saja, di lihatnya lagi kaki yang lain.

"Kau terluka?" Tanya Edward sambil menatap wajah istrinya.

"Bukan urusan mu." Areum memalingkan wajahnya.

"Tunggulah di sini, jangan kemana-mana." Edward mencari kotak obat di laci. Dia mengambil kotak itu dan membuka perban Areum.

Darahnya semakin keluar, ia melihat luka di telapak kaki Areum cukup dalam dan lebar. "Kau tidak ke dokter?" tanya Edward.

"Lepaskan, tidak usah sok peduli. Aku terluka dan mati bukan urusan mu Edward." Areum menekan perkataannya.

Edward tak peduli, omelan istrinya masuk telinga kanan keluar telinga kanan. Anggap saja tidak pernah masuk ke kepalanya itu. Ia pun membopong tubuh Areum lagi dan menuju keluar kamar.

"Edward kau mau apa? Aku mau di bawa kemana?"

Edward tidak ingin mengambil resiko. Luka Areum bisa terinfeksi. Kenapa tidak ada yang mengatakannya kalau istrinya terluka?

Mendengar suara Areum, Mommy Amber dan Alika menoleh. Mereka melihat Edward menggendong Areum.

Keduanya sama-sama terkejut, dari A sampai Z kehidupan pernikahan Edward. Tidak pernah keduanya melihat Edward menggendong tubuh Areum.

"Edward,"

"Kak, apa yang kakak lakukan? Kenapa kakak menggendong wanita sialan ini?" Alika tidak terima. Ia sangat membenci Areum. Neneknya begitu baik pada Areum, sedangkan padanya. Neneknya tidak pernah suka.

Edward tak peduli dengan perkataan ibu dan adiknya, begitupula dengan perkataan Areum yang memintanya turun. Telinganya seakan tuli.

"Buka pintunya Alika." Titah Edward. Ia tidak ingin menunggu lebih lama lagi.

"Enggak, Kakak mau bawa kemana wanita sialan ini? Kasik tau dulu," Alika bersikeras agar Edward mengatakannya.

"Alika!"

Dada Alika naik turun mendapatkan bentakan Elmer. Alika melirik ibunya, dengan terpaksa dia membukakan pintu. Edward menaruh Areum masuk ke dalam mobilnya.

Areum di buat lingling dengan sikap Edward. Di kehidupan sebelumnya ia tidak pernah mendapatkan kekhawatiran Edward. Bahkan ia tidak pernah melihat Edward membentak Alika, adik kesayangannya itu.

"Edward kau mau bawa kemana wanita sialan itu? Kau ingin membuangnya kan?" tanya Mommy Ember. Jika benar ia merasa bersyukur.

Edward menoleh, "Aku akan membawanya ke rumah sakit."

"Apa?!"

Edward langsung masuk kedalam mobilnya dan menjalankan kendaraan empat itu.

Mommy Amber dan Alika sangat geram, ia tidak senang dengan tingkah Edward yang membawa Areum ke rumah sakit.

"Pasti dia sengaja melakukannya dan berpura-pura sakit," ucap Alika. Ia tidak ingin kehilangan perhatian kakaknya itu.

"Benar, pasti semua akal-akalan wanita murahan itu. Kenapa ibu memilihnya menjadi menantu Winston. Sudah miskin, kampungan dan murahan."

"Mom kita harus memberikan dia pelajaran."

"Iya Mommy akan menjemput Helena."

Alika setuju dengan pendapat Mommy Amber. Areum secepatnya harus di singkirkan dari kehidupan Edward dan rumah ini. Baginya, wanita seperti Areum seperti benalu.

"Ayo sayang kita masuk."

....

Edward melirik wanita di sampingnya, semenjak mobil ini berjalan. Areum tidak membuka suaranya sama sekali. Dia membuang wajahnya ke arah jendela mobil.

"Ekhem, sebentar lagi sampai di rumah sakit."

Areum tak menanggapi, ia cuek dan tak peduli.

"Kau pasti bisa menahannya kan?"

Areum menghela nafas, ia memainkan kukunya yang terlihat jelek. Kulitnya terasa kasar, bayangkan saja setiap harinya ia harus mencuci pakaian Alika, Mommy Amber dan Edward. Ia tidak boleh menggunakan mesin cuci, semua pekerjaan pelayan pun ia yang harus kerjakan.

"Kenapa? Apa tangan mu sakit?" tanya Elmer.

Areum menoleh, "Kenapa kau melakukannya? tapi tenang saja, aku tidak akan terlena dengan perlakuan mu."

Edward diam, dia kembali meluruskan pandangannya kedepan. "Aku melakukannya untuk nenek." Bohongnya. Ia melakukan semua itu bukan untuk nenek Mely. Tetapi untuk hatinya.

"Mommy dan Alika pasti marah, kau sudah siap di omeli mereka?"

"Anggap saja angin lalu."

Ia suka dengan Edward yang tidak pernah membantah perkataan ibunya, tapi yang tersiksa adalah dirinya. Mommy Amber bukan menyukainya tapi membencinya dan sudah pasti turun ke Edward.

"Bukankah kau membenci ku? Seharusnya kau senang dan berpesta jika terjadi sesuatu pada ku. Tenang saja mati pun aku tidak akan menyusahkan mu."

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

semoga hati Areum gak goyah dgn perhatian Edward...

2024-02-10

5

Parth NSaint

Parth NSaint

ember aja sekalian thor🤣🤣

2023-07-13

0

lisa

lisa

Amber bukan Ember thor

2023-05-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!