Bersenang-senang seharian bersama mamah

"Humm mamah selalu berfikir kalau suatu saat nanti kamu memiliki anak dan ibu pasti akan sangat senang sekali."

"Mamah yang sabar yah, nanti aku pasti bisa membahagiakan mamah."

"sudah tidak perlu terlalu di pikirkan, kamu hari ini punya waktu untuk menemani mamah keluar?"

"Mamah sudah tidak pernah keluar karena kamu tidak di sini."

"Aku selalu memiliki waktu untuk mamah, mamah mau kemana mau apa aku akan membeli kan nya."

Mamah nya sangat senang dan langsung bilang dia mau di bawa kemana.

Mamah nya sangat senang kalau Bagas meluangkan waktu kepada nya.

Tidak beberapa lama Bagas dan Mamah nya sudah sampai di salah satu mall.

"Kenapa Mamah membawa aku ke sini? Bukan nya Mamah mau jalan-jalan?" tanya Bagas.

"Sebenarnya sih mamah mau jalan-jalan, hanya saja Mamah takut kecapean jadi merepotkan kamu deh ujung nya," ucap mamah nya.

Bagas melihat ke sekeliling nya.

"Jadi kita ngapain di sini mah?" tanya Bagas.

"Ayo ikut saja, Mamah mau kamu melakukan sesuatu untuk Mamah."

Bagas mengikuti mamah nya masuk ke dalam.

"Mah kita ngapain ke sini?"

Mereka masuk ke dalam toko pakaian Pria.

"Udah ikut saja."

Sepanjang hari Bagas mengikuti Kemauan mamah nya membeli pakaian.

Bukan membeli pakaian mamah nya melainkan mamah nya membeli pakaian untuk diri nya sendiri.

Dia bertanya-tanya tapi tetap saja mamah nya tidak mau jawab. Setelah selesai mereka juga membeli beberapa barang seperti ikat pinggang baru, dasi, sama sepatu.

Setelah itu mamah nya mengajak makan. Bagas sudah lama tidak melakukan hal seperti itu jadi dia mengikuti kemauan mamah nya asal kan Mamah nya senang.

Setelah selesai makan mamah nya mengajak Bagas lagi.

"Kemana lagi mah? mamah gak boleh terlalu Capek." ucap Bagas.

"Ayo ikut saja kamu jangan banyak protes."

Bagas dan mamah nya masuk ke Babershop.

"Kita ngapain ke sini mah?"

"Potong rambut lah, kamu tidak melihat ini tempat potong rambut?" tanya Mamah nya.

"Tapi."

"Lihat penampilan kamu yang sudah seperti laki-laki yang tidak di urus itu, sekarang kamu harus potong rambut, bersihkan kumis dan jenggot kamu."

"Mah ini aku sengaja mah, aku tidak mau mengubah nya.

"Jangan bantah kalau tidak mamah akan ngambek."

Bagas menghela nafas panjang akhirnya dia menuruti nya.

"Mamah akan menunggu di sini kamu duduk lah di sana menunggu abang-abang pangkas nya."

Tiba-tiba saja Bagas teringat waktu dia kecil. Papah dan Mamah nya selalu bersama mengantarkan dia memotong rambut bersama.

Bagas juga sangat senang karena mamah nya tetap perduli dan perhatian kepada nya.

Tidak beberapa lama akhirnya selesai.

"Wahh anak Mamah ganteng banget."

Bagas tersenyum melihat wajah nya.

"Kalau begitu ada satu tempat lagi yang harus kita datangi.

"Kemana lagi mah?"

"Ayo ikut saja."

Bagas dan mamah nya sampai di tempat klinik kecantikan.

"Mau perawatan mah?"

"Mamah mau perawatan, kamu juga harus perawatan karena kulit wajah kamu sudah kusam dan juga kulit kamu sudah kering dan kasar."

Bagas mengikuti mamah nya masuk ke dalam.

Mereka berdua perawatan agar lebih tenang.

Sudah selesai keluar dari klinik ternyata sudah gelap.

"Mah ini sudah jam berapa?"

"Sudah jam sembilan malam nak."

Bagas tersenyum.

"Maafin mamah yah membuat kamu kecapean dan tidak sempat bekerja."

Bagas menggeleng kan kepala nya.

"Gak apa-apa mah, aku senang kok kalau mamah dan aku menghabis kan waktu bersama."

"Kita masih memiliki waktu satu jam lagi. Mamah mau membeli sesuatu untuk Cindy."

Mereka mampir di sebuah toko sepatu.

"Yang ini bagus kan untuk Cindy?" tanya mamah nya kepada Bagas.

"Bagus kok mah."

Bagas selalu tau kalau mamah nya sangat suka membeli barang untuk Cindy.

Setelah itu mereka pun pulang ke rumah.

"Kamu dari mana sama mamah sayan?" tanya Cindy Yang ternyata sudah di rumah.

"Jalan-jalan aja, sudah lama mamah tidak keluar." ucap Bagas.

"Oohhhh, kamu gak ngajakin aku."

"Maaf Nak Cindy, tapi mamah pikir kamu Sibuk jadi mamah tidak mengajak kamu, tapi mamah membeli sesuatu untuk kamu."

Cindy mengambil paper bad dan membuka nya ternyata isinya sepatu.

"sepatu? Ini untuk apa mah?"

"Ini sepatu olahraga, ini bagus untuk kesehatan."

Tiba-tiba Cindy melempar kan nya ke bawah.

"Aku sehat mah, aku tidak mau memakai itu. Pasti mamah berfikir aku tidak sehat itu sebabnya Mamah meminta aku olahraga kan?"

Cindy tersinggung. Bagas menghela nafas panjang.

"Mah, mamah masuk dulu yah, aku bicara dengan Cindy dulu."

"Tapi nak Mamah tidak bermaksud seperti itu."

"Sudah lah mah, aku membenci mamah."

"Sus bawa mamah ke kamar."

Bagas mengambil sepatu itu dan memasukkan ke paper bad lagi.

"Kalau kamu tidak suka dengan sepatu ini kamu tidak perlu membentak mamah," ucap Bagas.

"Lagi-lagi kamu slalu membela mamah, sudah beberapa kali kita bertengkar karena mamah."

Bagas menatap istrinya.

"Aku tidak membela mamah, tapi sifat kamu tidak tidak pernah menghargai mamah."

"Aku tidak akan seperti ini kalau Mamah tidak menuntut ku terus menerus, dia selalu menyindir dan membandingkan kepada orang lain yang sudah memiliki Cucu dan memiliki menantu yang baik."

"Aku tidak mau ribut Cindy, aku sangat lelah aku mau istirahat."

Bagas mengambil sepatu itu dan membawa nya ke kamar.

"Pokoknya aku gak mau mamah tinggal di sini, aku mau Mamah pindah dari sini."

"Cindy, hanya aku anak mamah, lantas di mana lagi dia akan tinggal?" tanya Bagas.

"Kalau kamu tidak mau, kalau begitu aku yang akan pindah." ucap Cindy.

"Cindy jangan seperti anak kecil, bagaimana kalau Keluarga kita tau tentang ini."

"Aku tidak mau satu rumah sama mamah, pokoknya aku gak mau."

"Dia adalah Ibu ku Cindy, mamah sangat baik kepada kamu namun kenapa kamu sangat jahat?"

"Kalau begitu kita bercerai saja."

Bagas terdiam kaget mendengar Cindy.

"Apa yang kamu katakan Cindy? jangan bercanda seperti ini."

"Aku tidak bercanda, aku serius."

"Jangan berbicara sore ini Cindy. Kita sangat sulit membangun rumah tangga namun hanya karena hal sepele kita akan bercerai? Apa kata orang tua kita nanti?"

"Aku tidak perduli, pokoknya aku ingin mamah pindah, aku tidak perduli dia mau pindah kemana. Kalau kamu tidak mau kita saja yang bercerai.

"Baiklah-baiklah kalau begitu, aku akan memikirkan nya, aku juga harus membicarakan ini kepada mamah."

Cindy menghela nafas panjang..

Waktu nya tidur Bagas melihat Cindy tidur di kasur.

Bagas mendekati Cindy dan mencoba memeluk nya, namun Cindy menolaknya.

"Aku sedang tidak mood, aku mohon jangan ganggu aku." ucap Cindy.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!