Bab 2

Kapal feri bernama Bahari Nusantara berlabuh ke pelabuhan roro Bengkalis. Semua penumpang turun untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing. Tidak ketinggalan aku, ibuku, keponakan ku dan kedua temanku. Aku menelusuri jejak langkah para penumpang yang lain menuruni tangga berwarna biru itu.

"Apa kalian tahu jalan di daerah ini?" Tanya ku kepada kedua teman ku saat kami sudah berada di luar kapal feri. Aku berboncengan dengan ibuku dan keponakan ku. Sedangkan kedua teman ku berboncengan berdua.

Mereka menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepala mereka.

"Waduh, jika begini kita bisa nyasar. Aku juga gak tahu daerah ini. Secara baru dua kali aku datang ke tempat ini" Ujar ku lagi dengan bingung.

"Oh ya, begini saja. Bagaimana kita pergi ke rumah saudara ku yang berada di daerah Senggoro. Aku tahu tempat nya di mana" Kata Nurfazira membuat perasaan kami sedikit lega. Yah setidak nya ada tempat untuk berteduh dan menghilangkan rasa lelah sebentar.

Kami pun langsung menancap gas menuju ke rumah saudara Nurfazira yang di maksud.

***

"Yet, kok rumah nya sepi? Apa gak ada orang nya?" Tanya ku kepada Nurfazira saat kami tiba di rumah saudara nya itu dan melihat rumah berwarna kuning itu tertutup rapat seperti tidak ada penghuni nya.

Yet itu adalah nama panggilan keluarga nya kepada Nurfazira. Yah kami pun tidak tahu kenapa keluarga menyebut nya dengan memanggil nama Yet. Entah karena mereka ngefans sama Iyet Bustami atau bagaimana kami pun tidak tahu. Dan karena keseringan mendengar nama itu, jadi nya kami pun ikut-ikutan memanggil nama Nurfazira dengan nama Yet.

"Aku juga gak tahu sih. Tunggu sebentar biar ku telfon mereka dulu" Ujar Nurfazira merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel dan menghubungi saudara nya itu.

"Ye... Ayah kamu sih Din lama banget. Gak tahu deh ngapain aja di rumah jadi ketinggalan mereka feri nya. Coba aja cepat pasti kita tidak terlontar seperti ini" Keluh ku yang kepada keponakan ku itu.

Yah biasa lah abang ipar ku itu mempunyai kebiasaan jika mau berangkat paling lama persiapan nya. Mandi nya tiga jam, belum lagi buang air besar nya, ngopi dan lain-lain sebagai nya. Pokok nya serba lama persiapan abang ipar ku itu.

"Mereka tidak ada di rumah. Mereka sedang jalan-jalan ke Pekanbaru" Jelas Nurfazira saat selesai ia menghubungi saudaranya itu.

"Yah.... " Keluar sepatah kata dari mulut Yusnidar sebagai ungkapan rasa kekecewaan karena tidak ada tempat untuk berteduh.

"Ya sudah, kita di sini aja. Tunggu sampai kakak dan abang ipar ku datang" Saran ku lagi.

"Kita juga tidak tahu jalan juga. Jika kita memaksakan untuk lanjut bisa-bisa kita nyasar lagi" Tambah ku lagi.

"Tapi... " Belum sempat aku melanjutkan perkataan ku terdengar suara ponsel ku berdering. Aku mengambil ponsel yang bermerk Mito ke dalam saku celana ku.

"Hallo" Sapa ku.

"Kak, kalian sudah di mana? Apa sudah masuk ke dalam kapal feri? Atau masih mengantri?" Tanya ku kepada kakak ku yang menelepon ku tadi.

"Kami berada di senggoro di rumah saudara nya Yet. Tak jauh dari mesjid kuning" Jelas ku melihat patokan mesjid kuning yang berdiri gagah tidak jauh dari rumah saudara nya Yet itu agar kakak dan abang ipar ku mudah mencari kami.

Mesjid kuning adalah mesjid bersejarah yang berada di kota terubuk Bengkalis. Ku cerita kan sedikit ya sejarah mesjid kuning agar kalian tahu sejarah di kota terubuk ini.

Masjid Kuning awal berdiri hanya berdinding papan, bangunannya pun sangat sederhana dan kecil. Setelah masjid dibangun, di tanamlah dua batang kenanga. Kenanga disebelah kanan ditanam oleh Panglima Minal, disebelah kiri ditanam oleh istrinya, Buyut.

Beberapa tahun kemudian, kenanga itu pun besar dan berbunga. Lama kelamaan masjid kecil ini tersungkup (tertutupi) oleh bunga kenanga. Sehingga, dari kejauhan terlihat hanya warna kuning bunga kenanga. Kabarnya, itulah sebab kenapa masjid itu disebut Masjid Kuning.

Masjid Kuning telah mengalami pemugaran sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan yang kedua dilakukan setelah Indonesia merdeka. Salah satu imam Masjid Kuning yang terkenal adalah imam Simpul, merupakan cucu Panglima Minal.

Masyarakat Bengkalis percaya bahwa Masjid Kuning memiliki kekuatan mistik. Menurut cerita yang beredar, masjid tersebut dijaga oleh makhluk gaib yang tak jarang menampakkan diri kepada orang-orang tertentu.

"Oke cepat ya" Ujar ku mengakhiri percakapan ku dan kakak ku di ponsel.

"Sudah di mana mereka?" Tanya Ibu ku yang dari tadi duduk di teras rumah saudara nya Yet itu.

"Mereka sudah sampai di sini. Dan sudah turun dari kapal feri sebentar lagi pasti tiba" Jawab ku.

Ibu ku hanya mengangguk-anggukkan kepala nya.

"Itu mama" Teriak Dina kegirangan saat melihat orang tua nya bersama kedua adik laki-laki nya sudah Tiba dengan menggunakan motor bermerk Supra x berwarna merah itu.

"Sudah lama kalian sampai?" Tanya kakak ku saat mereka sudah tiba di hadapan kami.

"Lumayan. Jika bertelur kami sudah menetas" Jawab ku singkat dengan sedikit bercanda kepada kakak ku itu.

"Ini rumah saudara nya Yet? Gak ada orang nya?" Tanya kakak ku lagi.

"Gak, mereka sedang pergi ke Pekanbaru" Jawab Yet seadanya.

"Jadi kalian duduk di sini lah dari tadi?"

"Iya kami hanya duduk di sini saja. Mau bagaimana lagi kami gak tahu jalan di daerah sini. Mau tak mau, suka tak suka ya kami menunggu saja di sini hingga kalian tiba" Ujar ku lagi.

"Alah...kasihan lah kalian, Seperti orang terbuang saja" Goda kakak ku.

Aku menatap kakak ku dengan kesal. Yang buat kami menjadi orang terbuang ya karena suami nya yang lama persiapan nya. Janji nya berangkat pukul tujuh malah ketinggalan peri dia nya.

"Ya sudah kita cari sarapan dulu ya" Ajak kakak ku.

"Ha oke, kebetulan perut sudah keroncongan" Ujar ku. Yah karena ingin cepat berangkat hingga takut ketinggalan feri nya sampai-sampai kami tidak sempat sarapan pagi tadi. Hal hasil yah kami merasa kelaparan saat ini.

Tapi hasil nya tetap juga terlambat karena ulah abang ipar ku itu.

"Ayo kita berangkat" Kata Yusnidar kegirangan. Kami pun berangkat menuju ke sebuah taman untuk sarapan di sana sambari menunggu bang Fitra yang akan membawa kami ke tempat kursus komputer untuk melakukan tes masuk di sana.

Bang Fitra lah yang mengurus pendaftaran dan segala macam nya saat kami mau masuk di kursus itu. Dan karena hari ini akan di adakan tes, maka kami harus datang ke tempat kursus itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!