selesai sholat Arumi pun menuju kamar Retno"Retno kamu sudah bangun sayang"panggil Arumi dari depan pintu.
"sudah ma,ini lagi siap-siap"sahut Retno dari dalam.
"ya sudah, lansung turun ya kalau udah siap"ucap Arumi sambil melangkah untuk turun kebawah.
karna sudah telat,Arumi pun mengambil telur untuk didadar saja.
selain menjadi wanita karir,Arumi pun lihai dalam mengurus pekerjaan rumah tangga nya,tanpa pernah mengeluh.
selesai memasak dan bersih-bersih dapur,Arumi pun menyempatkan diri nya untuk mencuci pakaian kotor.
"ma..."panggil Retno yang berjalan ke arah dapur.
"iya sayang,kenapa"tanya Arumi dari kamar mandi
"Retno makan duluan ya ma"ucap Retno yang sudah di dapur
"bentar,biar mama siap kan,sekalian panggil kan ayah biar sarapan bareng"ucap Arumi yang lansung mengehentikan kegiatan nya.
belum sempat Retno panggi tiba-tiba Erik pun lansung muncul.
"good morning sayang"sapa Erik pada putra tunggal nya itu.
"good morning ayah"sahut Retno sambil pergi ke Meja makan.
Retno memang tidak terlalu harmonis dengan ayah nya,mungkin Karana Erik yang sibuk bekerja jadi kurang waktu bersama.
Retno lebih cenderung dekat dengan Arumi ibunya, seperti mengobrol dan bercanda dengan arumi.
"jam berapa tadi malam ayah pulang"tanya Retno memulai obrolan di meja makan
" ayah pulang sekitar jam 9"sahut Erik sambil meletakkan hp nya di atas meja makan.
"iya pas ayah pulang Retno udh tidur"timpal Arumi sambil meletakkan telur dadar dan ikut makan.
"OOO ..iya ma,tadi malam Retno tidur cepat"jelas Retno.
"hari ini mama kerja''tanya Retno sambil memasukkan kan nasi kemulut nya.
"iya sayang,kemaren mama cuma ngambil cuti satu hari"sahut Arumi santai.
di tengah aktivitas makan, tiba-tiba handphone nya Erik berdering,ada panggilan masuk dari seseorang.
sempat sekilas Arumi melihat layar ponsel milik erik,dengan panggilan masuk dari no baru,ponsel Erik diletakkan memang tidak jauh dari nya.
spontan dengan cepat Erik lansung mengambil hp nya dan langsung mematikan nya.
"mas,kok ngk di angkat"ucap Arumi dengan santai.
"ngk usah sayang,no ngk di kenal"sahut Erik berusaha santai.
"iya siapa tau penting mas"timpal Arumi kembali.
Belum sempat Erik menjawab ucapan Arumi, tiba-tiba handphone Erik berbunyi kembali.
Retno dan Arumi spontan kembali melihat ke arah Erik.
dengan terpaksa Erik mengangkat panggilan tersebut.
"hallo mas'' ucap suara perempuan yang masih bisa di dengar Arumi.
"sebentar ya sayang ,mas angkat telepon dulu"ucap Erik yang langsung berdiri sedikit menjauh dari meja makan.
Arumi pun cuma menganggukan kepala nya dan melanjutkan kan makan nya.
"ma, Retno sudah siap, Retno berangkat dulu ya"ucap Retno kemudian bangkit dan langsung menyalami tangan Arumi.
"iya sayang, udah ngk usah nunggu ayah pamitan,ayah masih nelfon,biar mama bilang nanti sama ayah"jelas Arumi .
setelah Retno pergi, sekali-kali Arumi melirik suami nya dan berusaha mendengar percakapan suami nya.
namun Arumi tak bisa mendengar apa-apa,suara Erik benar-benar pelan,dada Arumi mulai sesak,penuh curiga,"seperti nya itu telepon dari perempuan itu"gumam Arumi di dalam hati dengan berusaha menahan air mata.
Erik mulai mengarah ke meja makan,terdengar jelas dia mengakhiri telpon nya,dengan cepat Arumi berusaha tenang dan berusaha ceria tanpa mengetahui apa-apa.
"sudah siap mas,dari siapa?"tanya Arumi dengan santai
"OOO...itu,tadi teman dari kantor,katanya ngk bisa datang karna sakit"sahut Erik sambil mengaduk sisa makanan nya,tanpa melihat wajah arumi.
"tadi suara perempuan ya mas"tanya Arumi
"iya sayang,itu tadi istri nya,dia nelfon tadi lewat handphone istrinya"jawab Erik sedikit gugup
"OOO..ya sayang,kamu mau mas antar atau gimana"
"ngk usah mas,Arumi bawa mobil sendiri aja"sahut Arumi lalu tersenyum.
"ya sudah mas mau berangkat dulu,ooya..mungkin hari ini mas pulang sedikit terlambat"jelas Erik sambil mengulurkan tangannya ke Arumi.
"iya mas"sahut Arumi sambil mencium punggung tangan suaminya.
mereka berdua pergi dengan kendaraan masing-masing,Arumi mengunakan mobil milik nya sedangkan Erik juga mengunakan mobil pasilitas dari kantornya.
dalam perjalanan pikiran Arumi bercampur aduk kemana-mana, sesekali air mata nya jatuh, bagaimana mana tidak, rumah tangga yang selama ini dia banggakan kini memiliki celah.
tak terasa kini Arumi sudah sampai di depan rumah sakit,Arumi pun menarik napas panjang berkali-kali dan berusaha untuk tenang.
Arumi melangkah kan kaki nya kedalam rumah sakit dengan wajah yang pura-pura ceria seperti tidak ada duka ataupun masalah.
sebagai seorang dokter kandungan Arumi harus profesional dalam bekerja,dia tak ingin membawa masalah pribadinya dalam pekerjaan nya.
"selamat pagi mbak"ucap suster dina dari belakang menyapa.
"eh Dina, selamat pagi juga"sahut Arumi dengan tersenyum.
"mbak Arum sudah sarapan,kalau belum ayok mampir kek Kantin dulu yuk"ajak Dina sambil menunjuk kantin
"mbak sudah sarapan dirumah Din,lain kali saja ya"sahut Arumi lembut.
"ya sudah,aku ke kantin dulu ya mbak"ucap Dina lalu pergi
Arumi pun lansung menuju ruangan nya "selamat pagi buk dokter"sapa buk Siti yang sedang mengepel lantai,tiap pagi buk Siti memang datang lebih awal,karna pekerjaan buk Siti sebagai petugas kebersihan di rumah sakit,jadi sebelum rumah sakit ramai pagi-pagi sekali buk Siti sudah mengepel.
"selamat pagi juga buk"jawab Arumi dengan senyuman
sampai diruangan, seperti biasa Arumi membuka almamater milik nya dan mengantungkan nya lalu merebahkan tubuh nya di kursi milik nya.
satu hari libur banyak berkas sudah menumpuk di mejanya,satu persatu dia buka kemudian dibaca,namun sesekali pikiran nya masih terlintas dengan lipstik dan kejadian tadi pagi Erik yang menelfon.
Arumi pun menarik napas kasar lalu membuangnya"aku harus menyelesaikan pekerjaan ku lebih awal lalu pergi ke kantor mas Erik"gumam Arumi sambil membuka-buka berkas.
di tengah kesibukan Arumi tiba-tiba masuk lah sebuah pesan di handphone nya,Arumi pun membuka kotak masuk, ternyata Pesan dari Erik"selamat hari pernikahan kita yang ke 20 tahun sayang,mas sudah siap kan kado spesial,sampai jumpa di rumah"mata Arumi lansung berkaca-kaca membaca pesan dari Erik.
Arumi tak menyangka kalau Erik mengingat ulang tahun pernikahan mereka,seketika hati Arumi luluh"apakah aku hanya salah paham saja dengan mas Erik, apakah dugaan ku salah"ucap Arumi lirih
"ya aku pasti salah, mungkin saja mas Erik tidak selingkuh,mas Erik cuma ingin membuat kejutan untuk ku"timpal Arumi kembali lalu tersenyum bahagia.
Arumi pun langsung membalas pesan Erik"terimakasih ya mas,Arumi sangat bahagia"pesan pun langsung dikirim dengan perasaan bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments