Jovanka hilang

Setelah mendapat telefon dari Jovanka, Luke segera melacak keberadaan majikannya itu. Untung saja Luke memasang alat pelacak di mobil serta ponsel Jovanka sejak dia tau jika ada yang berniat jahat pada Jovanka.

Setengah jam kemudian Luke menemukan mobil Jovanka berada di tepi jalan dalam kondisi bagian depan mobil rusak parah. Luke segera membuka pintu mobil namun dia tak menemukan Jovanka do dalamnya. Luke hanya menemukan ponsel dan tas milik Jovanka.

"Apa ada yang membawanya ke rumah sakit?" gumam Luke dengan cemas. Luke lalu mengambil ponsel serta tas Jovanka dan kembali ke mobilnya.

Luke segera melajukan mobil untuk mencari rumah sakit terdekat, namun melihat barang-barang Jovanka tertinggal di dalam mobil Luke jadi gelisah, semoga saja apa yang ada di dalam pikirannya tidak benar.

Luke sudah mendatangi beberapa rumah sakit terdekat, namun dia masih belum menemukan Jovanka. "Kemana kau?" batin Luke frustrasi. Luke kembali melakukan pencarian, namun di tengah perjalanan ponsel Jovanka berbunyi. Luke menepikan mobilnya dan segera mengangkat telefon dari Freesia.

"Jov, kau dimana? kenapa belum sampai rumah?" tanya Freesia begitu panggilan tersambung.

"Nona Freesia ini Luke," jawab Luke.

"Luke? Bukankah kau sedang libur? Mana Jovanka?" cecar Freesia.

"Nona Jovanka hilang, saya sedang mencarinya," jawab Luke dengan jujur, mungkin dengan begitu Jovanka akan cepat di temukan mengingat wanita itu dalam perlindungan dua keluarga yang berpengaruh, Janzsen dan Zantman.

"Apa? Bagaimana bisa hilang Luke?" tanya Freesia panik, Josh yang sedang bersama dengan istrinya itu pun segera merebut ponsel milik sang istri.

"Hallo Luke, apa maksudmu Jov hilang?" tanya Josh dengan suara cemas dan marah bercampur menjadi satu.

"Satu jam yang lalu nona Jovanka menelfon saya dan mengatakan jika dia kecelakaan,namun saat saya sampai di lokasi saya hanya menemukan mobilnya saja. Saya sudah memeriksa beberapa rumah sakit terdekat, namun nona Jovanka tidak saya temukan. Saya khawatir kalau..."

"Kalau apa?" potong Josh dengan cepat.

Luke lalu menceritakan tentang orang yang membuntuti Jovanka, pria itu juga menceritakan kejadian lampu gantung beberapa hari yang lalu.

"Kenapa kau tidak memberi tahuku sejak awal!" teriak Josh karena marah.

"Nona Jovanka melarang saya tuan. Saya akan pergi ke kantor polisi untuk memeriksa rekaman cctv!"

"Aku akan mengerahkan orang-orangku untuk mencari ke rumah sakit!"

Luke sudah memarkirkan mobilnya di depan kantor polisi, namun Luke tak kunjung turun. Pria itu rerlihat ragu dan gelisah. Namun melihat tas Jovanka, Luke memberanikan diri memasuki tempat yang sudah sangat lama dia hindari.

Luke lalu menemui salah satu petugas dan menceritakan tentang hilangnya Jovanka. Setelah mendapat beberapa pertanyaan, akhirnya Luke mendapat izin untuk memeriksa rekamanan cctv tepat dimana Jovakan kecelakaan.

Luke mengepalkan tangannya saat melihat sebuah mobil yang sengaja menghadang jalan Jovanka sehingga wanita cantik itu kecelakaan. Amarah Luke semakin membucah, saat dia melihat dua pria menarik paksa Jovanka keluar dari mobil.

"Tolong lacak mobil itu pak," pinta Luke dengan rahang mengeras, sebagai seorang pengawal dia merasa gagal melindungi majikannya.

"Baik!"

.

.

.

Sementara itu, Jovanka perlahan membuka matanya. Wanita cantik itu memekik kesakitan saat merasa keningnya begitu perih. Jovanka begitu terkejut karena dia berada di dalam sebuah ruangan gelap dan pengap. Wanita cantik itu semakin panik saat sadar jika tangan dan kakinya terikat.

"Tolong," teriak Jovanka dengan suara lemah. "Tolong lepaskan aku!" ulangnya sambil menangis.

Krieekkk...

Jovanka menoleh begitu pintu terbuka, wanita itu memiliki sedikit harapan begitu seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut. Namun senyum Jovanka segera hilang saat melihat dengan jelas wajah seorang wanita yang berdiri di hadapannya.

"Kau!"

BERSAMBUNG...

Hayo tebak siapa yang menculik Jovanka?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***