Usai pemotretan di tempat pertaka, Jovanka dan Luke menuju lokasi kedua karena Jovanka memiliki pemotretan lain, kali ini model top itu akan melakukan pemotretan untuk produk dalaman wanita. Selama perjalanan menuju lokasi kedua, Jovanka hanya diam karena dia masih sangat malu gara-gara insiden ileran di pagi hari, tabiat buruknya yang jarang mandi sebelum bekerja harus terbongkar di depan pria idamannya.
Karena lokasinya di dalam ruangan, Luke ikut masuk karena memang tugasnya mengawal sang model. Luke di buat terkejut saat sesi pemotretan di mulai, pasalnya Jovanka hanya memakai bikini berwarna merah menyala membuat wanita itu terlihat begitu sexiiii. Bukan Luke tak pernah melihat wanita berbikini sebelumnya, hanya saja Luke merasakan sesuatu yang beda saat tak sengaja melihat benda di balik kain berbentuk kaca mata yang merenda di dadaaa Jovanka. Luke segera mengalihkan perhatiannya sebelum dia memikirkan yang aneh-aneh, namun sayangnya Jovanka lebih dulu menangkap basah Luke yang sedang menatapnya, wanita itu kembali merasa percaya diri dan sangat yakin bisa menggoda Luke dengan wajah cantik dan tubuh sexiiii nya.
Acara pemotretan selesai, Jovanka sudah kembali berpakaian normal dan menghampiri Luke yang sudah menunggunya. "Aku lapar, ayo kita makan," ajak Jovanka dan Luke hanya mengangguk, keduanya lalu singgah di salah satu restoran yang tak jauh dari lokasi pemotretan. Jovanka sedikit kecewa karena hanya dia yang makan, sementara Luke berjaga tak jauh darinya layaknya seorang bodyguard.
Jovanka menghela nafasnya berkali-kali, niatnya kan ingin mengajak Luke makan siang bersama, tapi pria itu menolaknya mentah-mentah, sungguh menyebalkan. Jovanka memakan makanannya dengan malas, saat dia sedang memotong daging steak tiba-tiba Jovanka mengangkat sudut bibirnya dan menciptakan sebuah senyuman yang mencurigakan.
"Aaaa," teriak Jovanka seraya melempar pisau dan garpu dari tangannya, Luke dengan sigap berlari ke arah Jovanka.
"Ada apa nona?" tanya Luke dengan wajah datar, tak sedikitpun gurat khawatir muncul di wajah tampan nan kaku miliknya.
"Steaknya sangat keras Luke, tanganku yang lemah ini kesulitan memotongnya. Aku hampir saja memotong tanganku sendiri," jawab Jovanka mendramatisir, sepertinya dia sudah seharusnya terjun ke dunia akting, bakat bersandiwaranya tak perlu di ragukan lagi.
"Saya akan memotongkannya!" ucap Luke sambil menahan kesal, sehebat apapun akting Jovanka, pria itu bisa menebak jika Jovanka hanya sedang menarik perhatiannya. Lihatlah, daging steaknya begitu mudah di potong. "Silahkan di nikmati nona!"
Luke akan kembali ke tempatnya, namun Jovanka menahan ujung lengan jasnya, gadis itu menatapnya seperti kelinci yang hendak di potong, menyedihkan. "Temani aku makan Luke, aku tidak suka makan sendiri," kali ini Luke melihat kesungguhan dari Jovanka, namun Luke tidak boleh melewati batas karena dia hanya seorang bodyguard.
"Maaf nona, saya tidak bisa!" tolak Luke dengan cepat. Luke lalu meninggalkan meja Jovanka dan kembali ke tempat sebelumnya.
Jovaka mendesah kesal, kenapa susah sekali menaklukkan Luke, sementara selusin mantan kekasihnya saja selalu ingin makan bersamanya.
"Sepertinya aku harus membaca manta dari kakak ipar lagi. Atau aku harus ke dukun saja agar dia bertekuk lutut di depanku," gumam Jovanka seraya menatap irisan daging yang begitu rapi dan bentuknya sama, Jovanka menatap daging itu dengan seksama sambil menggelengkan kepalanya. "Pria macam apa yang memotong daging dengan ukuran sama. Astaga, aku sampai merinding, sepertinya dia sangat handal dalam urusan memotong!"
Setelah makan siang mereka kembali ke mansion karena pekerjaan Jovanka sudah selesai, dia hanya akan mengerjakan produk endorse dari rumah. Jovanka kembali memakai akal bulusnya, dengan sengaja dia duduk di depan agar bisa berdekatan dengan Luke.
Luke tak bisa menolak karena dia hanya pegawai, namun dia merasa risih karena Jovanka terus menatapnya. "Ada apa nona?" tanya Luke karena tidak tahan lagi di tatap oleh Jovanka.
"Mm, aku hanya penasaran Luke. Apa tadi kau memakai penggaris untuk memotong steak ku?"
Luke menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Kenapa hasilnya sangat rapi dan bentuknya seukuran? Kau pasti sudah terbiasa memakai pisau ya. Apa kau juga pandai memasak?"
"Karena terbiasa!" jawab Luke ambigu.
"Apanya yang terbiasa?" tanya Jovanka penasaran.
"Memakai pisau dan memotong daging. Itu adalah pekerjaan saya sebelum menjadi bodyguard!"
"Ah, kau bekerja di rumah jagal. Sapi, kambing atau ayam yang kau potong Luke?"
"Manusia!"
"Anjiiiiiiinggg!!!
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Lee
Ngakak guling² aku kak...
Untung Jovanka gk lgi mkan trus kselek garpu coba
2023-02-26
0
auliasiamatir
langsung aku subscribe yah kak
2023-02-18
0
auliasiamatir
hahahaha dukun...?
2023-02-18
0