Bab 5. Aku Pasti Bisa

Lyodra tak langsung pulang. Karena dia justru memilih untuk bertemu dengan Jayden. Mereka sudah janjian di sebuah cafe dekat kampus, karena hari ini Jayden memutuskan untuk masuk kelas.

Lyodra yang sudah datang lebih dulu, mencoba untuk menghubungi sahabatnya itu.

Baru saja Lyodra menoleh dengan ponsel yang ia tempelkan di telinga. Namun, ternyata Jayden sedang berlari ke arahnya.

"Jay?" panggil Lyodra sambil menatap Jayden yang sedang terengah-engah. "Kenapa kamu berlari seperti itu?"

"Haish, kamu tidak tahu apa? Aku habis dikejar anjing?" balas Jayden masih berusaha untuk mengatur nafasnya. Namun, bukannya kasihan Lyodra justru tertawa sambil menepuk bahu pemuda itu.

"Haha, mungkin di matanya kamu itu mirip tulang?"

"Jangan meledekku, lebih baik sekarang kita masuk. Aku haus sekali," kata Jayden, dia meraih pergelangan tangan Lyodra, lalu menariknya hingga masuk ke dalam cafe.

Ketika mereka duduk, Jayden langsung memesan jus jeruk, karena tenggorokannya terasa kering kerontang.

Sebelum bertanya mengenai masalah Lyodra, pemuda itu menelisik tubuh sang sahabat, takut jika gadis itu dilukai oleh pria kejam itu. Akan tetapi dia tidak melihat apapun, Lyodra masih tampak baik-baik saja.

"Dia tidak macam-macam padamu 'kan?" tanya Jayden dengan alis yang bertautan.

"Ck, tentu saja tidak! Aku sudah bilang, aku pasti bisa mengatasi ini semua. Dan apakah kamu tahu? Aku diterima menjadi pelayan pribadinya dengan gaji dua puluh juta!" jawab Lyodra dengan raut wajah sumringah. Dia bangga sekali karena mendapat upah yang banyak dari Aiden.

Ya, kalau bisa dia ingin mengeruk harta pria itu, agar mengganti rugi perusahaan ayahnya yang sudah dibumihanguskan.

Akan tetapi bukannya senang, Jayden justru semakin cemas dengan tindakan Lyodra. Dia benar-benar takut, gadis itu terperangkap oleh permainan Aiden.

"Apa kamu tidak berpikir bahwa semua ini hanyalah taktiknya?" tanya Jayden dengan kening yang kian berlipat-lipat. Tak tahu lagi harus dengan cara apa, menghentikan niatan Lyodra yang sudah menggebu-gebu itu.

"Tentu saja tidak. Dia kan tidak tahu siapa aku," cetus Lyodra dengan mimik serius. Dan percakapan mereka terputus, ketika pelayan datang membawa pesanan.

Jayden meraih gelasnya dengan cepat, lalu meneguk air berwarna oranye tersebut hingga tersisa setengah. Hah, rasanya segar sekali hingga tenggorokannya kembali terasa basah. "Lalu bagaimana dengan kuliahmu?Ayah dan Nenekmu? Kamu tidak mungkin berbohong 'kan?"

Lyodra menghela nafas kasar sambil memutar bola matanya. Seolah jengah dengan kekhawatiran Jayden yang terlalu berlebihan.

"Aku akan masuk kuliah pada malam hari. Karena siangnya aku harus bekerja, dan aku tidak akan mungkin jujur pada Daddy dan Nenek," jawab Lyodra dengan enteng.

"Lyo, kamu ini sudah masuk semester akhir. Bagaimana nanti dengan skripsimu?"

Tiba-tiba senyum Lyodra mengembang, entah karena apa. "Kan ada kamu, Jay. Tentunya aku akan sering meminta bantuanmu."

Jayden langsung memijat kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Tak tahu harus berkomentar seperti apa lagi, karena sepertinya dia tidak bisa mengubah pola pikir gadis yang ada di depannya.

"Baiklah, terserahmu saja. Aku akan mengikutimu kuliah malam, karena aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa," ujar Jayden dengan nada pasrah.

Dan hal tersebut membuat senyum di bibir Lyodra semakin lebar. Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu memeluk leher Jayden. "Terima kasih, kamu memang sahabat terbaikku, Jay."

"Hah, jangan merayuku! Kalau aku memang sahabat terbaikmu, harusnya kamu mendengarkan nasihatku!" ketus pemuda itu sambil melepaskan tangan Lyodra, tetapi gadis itu tak peduli dengan tindakan Jayden, dia malah semakin memeluk erat, tanpa tahu ada sepasang mata yang senantiasa memperhatikannya dari jauh.

***

Seluruh harta David habis untuk mengganti rugi beberapa proyek pembangunan yang sebelumnya sudah dikontrak. Sementara biaya pengobatannya di rumah sakit belum dibayar.

Akan tetapi tiba-tiba seorang perawat datang, lalu berkata. "Tuan, anda sudah bisa pulang."

David nampak sedikit tercengang, begitupun juga dengan Margaretha. Sebab sebelumnya dia ditahan karena kendala pembayaran.

"Tapi bagaimana dengan biaya rumah sakit ini, Sus?" tanya David penasaran.

"Sudah dibayar, Tuan," jawab suster tersebut dengan tersenyum ramah. Detik selanjutnya David berpikir bahwa Lyodra yang melakukannya.

"Ini pasti kerjaan Lyo, Mom. Kasihan dia, harus mengambil uang tabungannya," ucap David pada Margaretha.

"Nanti kalau ada uang, Mommy akan ikut menggantinya. Dia pasti pakai uang kuliah," balas Margaretha.

Namun, tiba-tiba Lyodra datang dengan kelopak mata yang membesar. "Lho? Kenapa kamar Daddy dirapihkan?"

David dan Margaretha pun mengangkat kepala. Kenapa Lyodra malah bertanya? Apakah pihak rumah sakit tidak memberitahunya.

"Daddy sudah bisa pulang, Lyo. Oh iya, apakah kamu yang membayar biaya rumah sakit Daddy?" tanya David, dan Lyodra langsung menggelengkan kepala. Karena dia tidak tahu jika David akan pulang hari ini, dia datang karena ingin memberitahu ayahnya, bahwa dia akan mulai bekerja.

"Lyo tidak melakukannya, Dad."

Jawaban itu tentu membuat David dan Margaretha kian bertanya-tanya. Mereka sama-sama menoleh ke arah suster yang sedang merapihkan tempat tidur.

"Suster?"

"Maaf, Tuan, tapi orang itu meminta dirahasiakan identitasnya," jelas suster tersebut apa adanya.

Ketiga orang itu terlihat sama-sama bingung. Hingga akhirnya Lyodra pun memilih untuk tidak peduli, mungkin saja ada orang baik yang sukarela membantu ayahnya.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Yang penting sekarang Daddy bisa pulang. Oh iya, mulai malam ini Lyo dan menginap di asrama kampus, karena memilih untuk kuliah malam. Siangnya Lyo akan bekerja, Lyo akan bantu Daddy mencari uang," ujar gadis cantik itu, membuat David menghela nafas, dia merasa menyesal, karena pada akhirnya Lyodra harus ikut banting tulang.

"Kamu tidak apa-apa, Sayang?" tanya David.

"Tidak apa-apa lah, Dad. Aku harus menjadi anak yang berguna untuk Daddy, selama ini kan Daddy sudah menjadi ayah yang baik untuk Lyo. Iya 'kan, Nek?" kata Lyodra meminta persetujuan Margaretha. Wanita tua itu pun menganggukkan kepala.

"Terima kasih, Sayang."

Karena merasa haru, David pun segera memeluk putrinya. Lyodra benar-benar mirip dengan mendiang istrinya, seorang wanita pekerja keras dan juga sederhana.

Dan akhirnya malam itu Lyodra kembali ke rumah Aiden. Dia menatap bangunan dengan aura mistis itu, sambil mengepalkan tangan. "Aku pasti bisa!"

Terpopuler

Comments

IbuNaGara🎀

IbuNaGara🎀

🤗🤗🤗🤗

2024-04-02

0

Ney maniez

Ney maniez

💪💪💪💪

2023-05-17

0

mama yuhu

mama yuhu

haisss... lyo naif
kau tak tau saja Aiden itu pintar tauk🙄
kau d jebak dengan kemudahan

2023-04-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jangan Menyesal!
2 Bab 2. Jangan Halangi Aku
3 Bab 3. Menjadi Pelayan
4 Bab 4. Dua Kali Lipat
5 Bab 5. Aku Pasti Bisa
6 Bab 6. Dia Istimewa
7 Bab 7. Frustasi
8 Bab 8. Tugas Baru
9 Bab 9. Botol Ramuan
10 Bab 10. Bagaimana Kalau Benar?
11 Bab 11. Aku Suka
12 Bab 12. Kalung Permata
13 Bab 13. Milik Aiden
14 Bab 14. Sosok Pengganggu
15 Bab 15. Kau Akan Segera Sembuh
16 Bab 16. Tidak Memiliki Tetangga
17 Bab 17. Dia Seperti Candu
18 Bab 18. Dasar Lemah
19 Bab 19. Lehermu Jadi Lebih Cantik
20 Bab 20. Benar-benar Masih Ada
21 Bab 21. Diserang
22 Bab 22. Berbohong
23 Bab 23. Bagaimana Kalau Begini?
24 Bab 24. Aku Setuju
25 Bab 25. Meninggalkan Rumah
26 Bab 26. Bimbang
27 Bab 27. Dia Telah Kembali
28 Bab 28. Tidak Akan Selamat
29 Bab 29. Itukan Yang Kau Mau?
30 Bab 30. Maafkan Aku Daddy
31 Bab 31. Tidak Ada Bayangan
32 Bab 32. Bulan Purnama
33 Bab 33. Panggilan Dari Jayden
34 Bab 34. Sebuah Gedung
35 Bab 35. Anggap Aku Sebagai Musuh
36 Bab 36. Pengkhianatan
37 Bab 37. Aiden, Kembali!
38 Bab 38. Kita Berbeda
39 Bab 39. Tidak Bisa
40 Bab 40. Matre Sejak Lahir
41 Bab 41. Tidak Bersalah Sepenuhnya
42 Bab 42. Tanganmu Nakal
43 My Beautiful Police by Lunoxs
44 Bab 43. Ayah Mertua
45 Bab 44. Menjenguk Jayden
46 Bab 45. Purnama Tiba
47 Bab 46. Menghancurkan Kalung
48 Bab 47. Jiwanya Hilang
49 Bab 48. Buka Matamu!
50 Bab 49. Menjadi Manusia
51 Bab 50. Bayi Manusia
52 New Novel
53 New Novel
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1. Jangan Menyesal!
2
Bab 2. Jangan Halangi Aku
3
Bab 3. Menjadi Pelayan
4
Bab 4. Dua Kali Lipat
5
Bab 5. Aku Pasti Bisa
6
Bab 6. Dia Istimewa
7
Bab 7. Frustasi
8
Bab 8. Tugas Baru
9
Bab 9. Botol Ramuan
10
Bab 10. Bagaimana Kalau Benar?
11
Bab 11. Aku Suka
12
Bab 12. Kalung Permata
13
Bab 13. Milik Aiden
14
Bab 14. Sosok Pengganggu
15
Bab 15. Kau Akan Segera Sembuh
16
Bab 16. Tidak Memiliki Tetangga
17
Bab 17. Dia Seperti Candu
18
Bab 18. Dasar Lemah
19
Bab 19. Lehermu Jadi Lebih Cantik
20
Bab 20. Benar-benar Masih Ada
21
Bab 21. Diserang
22
Bab 22. Berbohong
23
Bab 23. Bagaimana Kalau Begini?
24
Bab 24. Aku Setuju
25
Bab 25. Meninggalkan Rumah
26
Bab 26. Bimbang
27
Bab 27. Dia Telah Kembali
28
Bab 28. Tidak Akan Selamat
29
Bab 29. Itukan Yang Kau Mau?
30
Bab 30. Maafkan Aku Daddy
31
Bab 31. Tidak Ada Bayangan
32
Bab 32. Bulan Purnama
33
Bab 33. Panggilan Dari Jayden
34
Bab 34. Sebuah Gedung
35
Bab 35. Anggap Aku Sebagai Musuh
36
Bab 36. Pengkhianatan
37
Bab 37. Aiden, Kembali!
38
Bab 38. Kita Berbeda
39
Bab 39. Tidak Bisa
40
Bab 40. Matre Sejak Lahir
41
Bab 41. Tidak Bersalah Sepenuhnya
42
Bab 42. Tanganmu Nakal
43
My Beautiful Police by Lunoxs
44
Bab 43. Ayah Mertua
45
Bab 44. Menjenguk Jayden
46
Bab 45. Purnama Tiba
47
Bab 46. Menghancurkan Kalung
48
Bab 47. Jiwanya Hilang
49
Bab 48. Buka Matamu!
50
Bab 49. Menjadi Manusia
51
Bab 50. Bayi Manusia
52
New Novel
53
New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!