Setelah Arga pulang, Milea kembali masuk ke dalam toko, Milea naik ke lantai dua, di sana ada kamar tempat biasa Milea gunakan untuk beristirahat, biasanya juga bila Milea tidak pulang ke rumah Ayahnya, ia selalu menginap di toko.
Milea membaringkan tubuhnya di atas ranjang, mengistirahatkan pikirannya dan tubuhnya seraya memejamkan mata.
Armada Group.
Pintu ruang Presdir terbuka, menampakan sosok cantik yang berjalan masuk seraya membawa kertas laporan, dia adalah Utari yang bekerja di bagian keuangan.
Utari meletakkan file di atas meja kerja Leonardo, kemudian mundur lima langkah. Sudah biasa setiap karyawan wanita pasti akan menjauh saat komunikasi dengan Leonardo, karena alasan pria itu tidak suka berdekatan dengan wanita.
Benar-benar pria tampan yang hanya mampu di pandang dari kejauhan batin semua karyawan wanita.
Lalu bagaimana dengan rumor yang beredar di luaran sana? yang mengatakan pimpinan Armada Group suka berganti wanita setiap malam, Leonardo juga mendengar rumor tidak sedap tentangnya, namun ia biarkan, karena apa yang terjadi sebenarnya hanya Leonardo yang tahu.
Setelah Leonardo selesai mengecek dan memberi tanda tangan, Utari langsung mengambilnya dan pamit undur diri, pintu ruang Presdir kembali tertutup.
Leonardo terus melanjutkan pekerjaannya sampai pukul tiga sore, Leonardo baru menutup semua pekerjaannya, bersandar di sandaran kursi seraya memijit pangkal hidungnya.
Tiba-tiba Leonardo merasa pusing dan penat, selama tiga tahun ditinggal kekasihnya pergi, keseharian Leonardo hanya ia habiskan untuk bekerja kerja dan kerja.
Tidak heran bila dalam tiga tahun terakhir ini Armada Group jadi berkembang pesat, miliki anak cabang hingga puluhan, sampai ke kota-kota sebelah, bahkan juga ada yang sampai di luar negeri.
Tapi hasil kerja kerasnya itu sampai melupakan kebahagiaannya sendiri, jarang bertemu keluarga, selalu berangkat pagi dan pulang malam hari.
Kadang juga duduk di bar, tapi bukan kumpul bersama teman-temannya dan bersenang-senang, melainkan pertemuan bisnis, dan lagi-lagi soal pekerjaan.
Dan apa kah Leonardo meminum alkohol saat di bar, meski kolega bisnisnya memberikan jamuan tersebut, tentu jawabannya tidak! dan kenapa? alasannya hanya Leonardo yang tahu.
Pintu ruang Presdir kembali terbuka. Leonardo seketika melihat siapa yang masuk.
"Tuan," sapa Sekertaris Alan dengan menunduk.
Leonardo berdiri seraya menyambar jas hitamnya dan memakainya sembari berjalan. "Pulang sekarang," ucapnya dengan terus berjalan.
Sekertaris Alan mengikuti langkah Leonardo, mengunci pintu lebih dulu lalu mengejar Leonardo yang sudah berdiri di dalam lift.
"Hubungi dia setelah aku sampai di rumah," ucapnya namun terdengar seperti perintah.
"Baik Tuan," jawab patuh Sekertaris Alan.
Hari ini adalah pertama kalinya Leonardo pulang lebih awal, dan dia sengaja meminta Alan untuk menghubungi Milea nanti, karena supaya ada alasan untuk mengerjai Milea lagi. Karena Leonardo tahu bila saat ini Milea berada di toko rotinya.
Pintu lift terbuka, dua pria tampan bersamaan menyembul keluar dari dalam lift, sama-sama berwajah dingin, tapi tetap membuat karyawan wanita kagum dan terpesona.
Di luar gedung mobil sudah di siapkan, Sekertaris Alan membukakan pintu mobil untuk Leonardo, kemudian disusul oleh dirinya yang masuk mobil, Sekertaris Alan melajukan mobilnya keluar dari area gedung Armada Group masuk ke jalan raya.
Di tempat ruko Milea, gadis itu saat ini masih tidur, dua temannya di bawah masih sibuk bekerja, hanya melayani saja, karena pembuatan roti sudah selesai.
Sebelum tidur tadi, Milea sudah menyalakan alarm pukul lima sore, jadi sudah tidak khawatir bila dirinya akan tertidur sampai malam.
Saat ini hp Milea berdering, dering pertama sampai selesai belum Milea angkat karena masih tertidur. Dan dering yang kedua Milea mendengar, masih dengan mata terpejam Milea menggeser simbol warna hijau seraya menempelkan hp ke telinganya.
"Nona, Tuan Muda sudah sampai rumah."
"Apa!" ucap Milea dengan terkejut sampai matanya yang tadi terpejam kini terbelalak, setelah mendengar kalimat Sekertaris Alan.
"Sekertaris Alan kenapa kau-."
Tut Tut.
Sialan!
Pertanyaan Milea terhenti saat mendengar panggilan terputus, Milea mengumpat karena benar-benar kesal pada Sekertaris Alan, padahal Milia sudah memberitahu harus kasih info bila Tuan Leonardo mau pulng, dan sekarang kasih infonya salah.
Apa dia tidak bisa membaca! apa dia tidak tahu orang minta tolong! sampai memberi info saja salah! Huh huh! Menyebalkan! Milea mengumpat kesal seraya bangun dari tempat tidur, lalu menyambar tasnya dan turun ke bawah.
Sampai di lantai satu, Milea berpamitan dengan dua temannya bila harus pulang.
Setelah itu langsung menuju tempat pangkalan ojek, untung saja sekitar sini ada pangkalan ojek, bila harus mesan ojek online akan kelamaan.
"Ngebut pak! Ngebut!" teriak Milea seraya menepuk pundak tukang ojek yang saat ini sudah berada di atas motor yang sedang melaju.
Tukang ojek melajukan motornya dengan kencang, sesuai permintaan Milea, karena saat ini Milea sedang mengejar waktu, tadi sebelum Milea keluar ruko mendapat pesan dari Sekertaris Alan bila Milea harus tiba sebelum setengah lima sore.
Gila orang itu benar-benar gila! umpat Milea lagi seraya menikmati laju kencang sepeda motor, entah sudah seperti apa saat ini tukang ojek dalam berkendara intinya kencang banget.
Milea melihat jam tangannya kurang lima menit lagi, seketika Milea kembali berteriak.
"Makin cepat pak ...."
Suara kencang Milea membantu Tukang ojek untuk mengegas motor lebih cepat, Hinga kurang dua menit Milea kini sudah sampai.
Setelah memberikan selembar uang seratus untuk tukang ojek Milea langsung masuk ke dalam tanpa minta kembalian, gerbang sudah di buka oleh satpam saat tahu Milea datang.
Milea berlari untuk segera masuk ke dalam rumah, rambut keritingnya sampai berantakan meski sudah Milea ikat, saat melepas helm tidak sempat merapikan rambutnya lagi.
"Huf, huf, Tuan?" sapa Milea setelah tiba di ruang tamu dengan nafas tersengal-sengal.
Leonardo langsung tertawa kecil saat melihat wajah panik Milea serta rambut keriting Milea yang naik ke atas semakin terlihat lucu.
Sekertaris Alan juga tersenyum kecil, rasa penat dan lelah Leonardo seketika lenyap melihat Milea yang seperti itu, benar-benar hiburan untuk Leonardo.
"Karena kamu tidak menyambut saya pulang, maka sekarang hukuman kamu harus melakukan sit up."
"Ta-tapi-," ucapan Milea terhenti dan langsung menutup mulutnya.
"Ba-baik Tuan," ucap Milea lagi.
Milea mulai ambil posisi untuk sit up, kemudian mulai melakukan gerakan sit up, Leonardo yang melihat Milea patuh, semakin puas hatinya telah mengerjai Milea.
Sampai sudah ke hitungan berapa kali Milea terus sit up, sungguh saat ini ia sudah kelelahan, tapi Leonardo belum memberi instruksi untuk berhenti.
Hah! Benar-benar sialan! Apa dia mau membunuhku dengan cara seperti ini, dasar manusia tidak punya hati! batin kesal Milea pada Leonardo.
"Alan."
"Berhenti Nona."
Bersamaan Leonardo memanggil sekertaris Alan, pria itu yang sudah paham maksud Tuanya, langsung meminta Milea berhenti sit up.
Milea ahirnya bernafas lega, perlahan membawa tubuhnya untuk berdiri, Milea yang haus mau mengambil minum di dapur, tiba-tiba mendengar suara yang memperingatkan dirinya.
"Hukumanmu belum selesai."
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Aerik_chan
Yang sabar ya Milea...rada2 absurd emang 😅
#Kekasih Sementara,
2023-02-15
2