"Nindi ... Tata!" teriak Milea setelah sampai di ruko tempat Milea jualan roti.
Baru membuka pintu masuk aroma wangi roti sudah tercium di hidung Milea.
"Kak Lea!"
"Kak Lea aku kangen,"
Suara Nindi dan Tata bersamaan, dan langsung memeluk Milea.
"Bagaimana toko tetap lancar?" tanya Milea pada Nindi dan Tia setelah melerai pelukannya.
"Aman kak, tetap lancar." Nindi menjawab seraya mengangkat kedua ibu jari.
"Good," jawab Milea yang kemudian langsung menuju dapur tempat pembuatan roti.
Sebagai anak mandiri, dan selalu mendapat belas kasih yang beda dari orang tuanya, membuat Milea harus miliki penghasilan sendiri.
Sudah lima tahun lamanya Milea menyewa tempat ini dan jualan roti di sini, dibantu dua temannya bernama Nindi dan Ayu, awalnya Milea hanya kasihan sama mereka karena tidak miliki pekerjaan, tapi semakin kesini mereka betah kerja bareng bersamanya, dan ahirnya tetap bertahan sampai sekarang.
Penghasilan yang Milea dapat selama ini ya dari jualan roti, meski ayahnya dulu seorang pengusaha dan sampai sekarang pun juga masih, tapi tidak pernah memberi Milea uang, karena ibu tirinya yang menghandle uang Ayahnya.
Namun apa kah ayahnya Milea peduli, jawabannya tidak! dan Milea tidak menuntut itu, ia dibiarkan miliki usaha sendiri tanpa ayahnya ikut campur saja sudah bersyukur.
Milea terus bersemangat untuk masa depannya yang tidak ingin merepotkan ayahnya lagi.
Seperti sekarang ini Milea membuat adonan roti dengan semangat, meski dua temannya juga bisa, tapi adonan pembuatan Milea itu beda, rasanya lebih lezat bila dinikmati.
Sementara Nindi sedari tadi tugasnya untuk melayani pembeli, kadang juga harus delivery, karena sekarang ini pembeli sudah cukup ramai, dan Milea mensyukuri itu.
Terus beraktivitas tidak terasa sudah tiba siang hari, Milea masih terus mengurusi roti-roti nya di dapur.
Nindi yang baru saja selesai melayani pembeli tiba-tiba melihat anak muda datang masih menggunakan seragam sekolah SMA.
"Eh, ada si tampan," sapanya seraya tersenyum.
"Kak Lea nya ada?" tanya pria muda itu seraya menengok ke dalam yang saat ini masih berdiri di ambang pintu.
"Ada, sebentar aku panggilkan." Nindi berjalan masuk ke dapur menemui Milea.
"Kak Lea itu ada Arga yang mencari Kak Lea," ucap Nindi seraya mengambil alih pekerjaan Milea saat ini.
"Arga di sini," ulang Milea, yang langsung mendapat anggukan cepat Nindi.
Milea langsung berjalan keluar menuju ke depan, dan ternyata adik laki-lakinya benar ada di sini, terlihat dari postur tubuhnya yang tinggi dan masih menggunakan seragam sekolah, yang saat ini berdiri memunggunginya.
"Arga?" sapa Milea yang saat ini sudah berdiri tepat di belakang Arga.
Perlahan Arga membalikan badan, dan sekita Milea bisa melihat wajah tampan adiknya itu.
Arga tersenyum manis, melihat itu hati Milea juga merasa kedamaian.
"Kamu ke sini? Kenapa tidak pulang dulu berganti pakaian," ucap perhatian Milea seraya mengusap lengan Arga.
"Kelamaan Kak, sudah keburu kangen sama Kak Lea," ucap sembarang Arga yang membuat keduanya tertawa.
Arga memang sosok yang suka becanda jadi Milea sudah biasa dengan kata-kata Arga, kadang bila tidak tahu ucapan manis Arga buat Milea benar-benar membuat orang lain salah paham, padahal mereka kakak beradik.
"Aku lapar, Kak Lea mau menemani aku makan siang?" tanya Arga seraya menatap Milea.
Arga tahu meski sedari tadi Milea terus tersenyum tapi dari mata Milea, Arga bisa melihat kesedihan wanita itu.
Aku tidak akan biarkan ada orang lain yang melukaimu Kak, aku akan berdiri di garda terdepan bila ada yang menyakitimu, batin Arga dengan tangan terkepal.
"Baik Kakak temani makan siang, karena kebetulan Kakak juga belum makan," ucap Milea sembari tersenyum.
Milea dan Arga kemudian berjalan menuju ruko sebelah yang hanya dibatasi lima ruko sudah sampai di warung makan soto.
Milea dan Arga biasa makan bersama di tempat ini, sampainya di dalam, Milea memesan dua mangkuk soto di makan di tempat, dan dua mangkuk sotonya lagi diantar ke ruko rotinya, meminta penjual soto untuk mengantar.
Setelah menunggu lima menit soto pesanan Milea sudah jadi, baru saja di letakkan di atas mejanya, aroma wangi soto langsung tercium, Milea memeras jeruk nipis di campur dengan soto, beserta kecap dan saus.
"Ayo makan?" ajak Milea pada Arga, Arga pun melakukan hal sama yang dilakukan Milea, memeras jeruk nipis, kecap dan saus.
Selama makan, Arga terus memandangi Milea, Kakaknya benar-benar terlihat baik-baik saja, tidak menunjukan kesedihan sama sekali.
Ap kak Lea betah tinggal di sana? Kenapa Kaka Lea tidak bercerita apa pun masalah di sana sama aku? Ayo lah Kak bicara saja, karena aku tahu kakak sedang sedih, batin Arga yang terus bertanya-tanya saat menyuap makanan.
Milea tahu bahwa Arga saat ini sedang menatapnya, namun ia lebih milih fokus makan dari pada ketahuan bila saat ini dirinya sedang akting baik-baik saja.
Karena Milea tidak mungkin mengeluh di depan adiknya sendiri.
Setelah makan siang selesai, Milea ingin membayar tagihannya, namun dicegah sama Arga, dengan alasan Arga ingin mentraktir Milea dan dua teman Milea.
Milea tidak bisa menolak, karena Arga langsung memberikan uang ratusan ribu pada ibu penjual soto, dan langsung mengajak Milea pergi dari tempat itu.
Di seberang jalan raya itu ada taman yang luas, jadi berjualan di area sini itu sangat strategis, karena banyak pengunjung taman yang juga akan membeli roti untuk di makan saat duduk di bangku taman.
Dan Arga ingin mengajak Milea duduk bersantai di taman itu.
Agar menggenggam tangan Milea saat penyebrangan jalan, dan setelah melewati jalan, Arga merangkul pundak Milea, tinggi Milea yang hanya sebahu Arga memudahkan Arga untuk merangkul Milea.
Sampai di bangku, Arga menyentuh dua pundak Milea dan meminta Milea untuk duduk.
Kemudian di susul olehnya yang duduk di sebelah Milea.
Hening.
Tidak ada yang buka suara, hanya suara kendaraan yang lalu lalang dan hembusan angin yang sejuk.
"Sepi di rumah tidak ada Kak Lea," ucap Arga setelah lama terdiam, menatap lurus ke depan.
Milea menyentuh pundak Arga."Kak Lea juga kesepian tidak bertemu Arga lagi, tapi kita harus jalani ini semua," hibur Milea yang tidak ingin Arga bersedih.
Arga adalah adik yang paling dekat dengannya, yang paling tahu perasaannya.
"Kak Lea tidak betah kan tinggal di sana?" tanya Arga seraya menoleh menatap wajah Milea. "Jangan bohong kak."
Milea langsung memeluk pundak Arga. "Jangan khawatir tentang Kakak, kamu cukup beri Kakak dukungan, karena kamu tahu alasan kakak tinggal di sana," ucap Milea seraya ingin menangis namun ia tahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments