Pukul lima subuh di rumah utama semua pelayan sudah bangun dan mulai mengerjakan tugas masing-masing.
Milea yang juga sudah bangun, saat ini tengah berjalan dengan tergesa-gesa di belakang Pak Ahmad yang menuju kamar Leonardo.
Hati Milea bergemuruh dipanggil Leonardo sepagi ini, dan tidak lama kemudian pintu kamar Leonardo terbuka, menampakkan sosok pria yang baru bangun tidur dengan rambut acak-acakan tapi tidak mengurangi nilai ketampanannya.
"Tunjukan dia ruang perpustakaan, dan kasih tahu apa yang harus dia kerjakan." Selesai bicara Leonardo kembali menutup pintu kamarnya.
Milea langsung mengelus dada sembari berpikir ada ya orang seperti itu.
Pak Ahmad langsung mengajak Milea menuju ruang perpustakaan, ternyata ruangan itu berada di lantai satu, Milea dan Pak Ahmad kembali turun ke bawah, ruang perpustakaan yang bersebelahan dengan ruang makan.
Pintu terbuka, seketika Milea bisa melihat banyaknya buku-buku di ruangan ini, Milea melangkah masuk, dari pengamatannya semua buku-buku itu sudah tersusun rapi, tapi mengapa dirinya diminta kemari pikir Milea yang belum mengerti.
Sampai ahirnya Pak Ahmad bersuara dan menjelaskan.
"Lea, Tuan Muda ingin kamu mengeluarkan buku-buku ini semua lalu kamu susun kembali, dengan warna yang kamu samakan."
Ha! Gila apa! batin Milea saat matanya seketika melihat banyaknya buku-buku di ruang perpustakaan ini, mending dihukum suruh buat kue dari pada suruh menyusun buku-buku di perpustakaan pikir Milea.
Hah! Memang kamu bisa melakukan apa Lea selain mengikuti perintah bosmu yang aneh itu, ngedumel dalam hati seraya mulai menyusun buku.
Sementara Pak Ahmad keluar dari ruangan tersebut karena melakukan pekerjaan lain.
Waktu terus berputar dari satu menit, lima belas menit, tiga puluh menit, sampai satu jam. Milea sudah hampir selesai menyusun bukunya sesuai warna, karena tadi masih tersusun dengan warna acak. Tiga puluh menit kemudian Milea sudah menyelesaikan semuanya.
Saat ini dilihat lebih rapi dan nyaman, saat Milea masih asyik memandangi hasil kerjanya, pintu ruang perpustakaan kembali di buka.
Ternyata yang masuk adalah Leonardo dan di belakang pria itu ada Pak Ahmad.
"Tuan," sapa Milea seraya menundukkan kepala.
Leonardo berjalan mendekati rak buku seraya melihat hasil penyusunan buku yang dilakukan Milea.
Leonardo belum memberi komentar, masih asik diam, namun tiba-tiba yang keluar adalah suara decihan, Milea langsung menundukkan kepalanya lagi.
Apa dia tidak suka dengan hasil penyusunan yang sesuai warna buku, bukankah tadi dia yang minta sendiri, bagaimana sih kenapa dia merepotkan seperti itu, batin Milea.
"Penyusunan sangat jelek membuat mata aku sakit! kembalikan penyusunan buku seperti semua!" bicara tegas sembari melenggang pergi dari ruangan tersebut yang disusul oleh Pak Ahmad.
Kamu! Kamu! Kamu! Suara Milea yang tertahan dalam hati sembari tangannya memukul ke udara, merasa sangat kesal sudah dikerjai Leonardo.
Apa kalian pikir aku tidak lelah hah! Apa kalian pikir aku tidak menggunakan konsentrasi saat menyusun buku sesuai warna, dan seenaknya kalian mengatakan tidak suka lalu memintaku untuk mengembalikan ke penyusunan seperti semula, ngedumel dalam hati seraya mengobrak-abrik buku di dalam rak.
Penyusunan yang sekarang tidak memakan waktu yang lama, karena penyusunan acak jadi Milea tinggal menyusunnya saja, namun tetap saja hal itu juga melelahkan, tepat pukul tujuh pagi Milea sudah beres dengan pekerjaannya di dalam ruang perpustakaan.
Kali ini yang masuk ke ruang perpustakaan hanya Pak Ahmad, pria tua itu mengatakan sudah ok perkejaan Milea.
Ok ok Anda enak hanya bilang ok, karena tidak tahu yang saya rasakan! batin kesal Milea.
Pak Ahmad lalu mengajak Milea menuju halaman rumah, di sana Pak Ahmad menunjukan mobil Leonardo yang biasa pria itu bawa, dan menunjukan ember berisikan air.
"Silahkan kamu bersihkan mobil Tuan Muda, karena sebentar lagi Tuan Muda akan berangkat kerja."
Gue gak ada pengalaman mencuci mobil, kalo sampai lecet gue tidak mau tanggung jawab! protes Milea namun hanya berani dalam hati.
Milea mulai melakukan mencuci mobil, hanya melakukan sekira-kiranya saja, pertama Milea membasahi mobil terlebih dahulu dan setelah itu baru mencuci menggunakan spon cuci dicampur busa.
Apa pun perintah Leonardo tidak bisa Milea tolak, karena saat ini memang pekerjaannya seperti ini, dirinya sudah seperti milik Leonardo yang akan selalu menurut apa pun perintah pria itu.
Milea hanya berharap selalu diberi kesehatan supaya dalam bekerja lancar dan kontrak kerja segera selesai, bisa hidup normal lagi seperti dulu.
Setelah rata menggosok mobil dengan spon cuci, Milea menyiram lagi menggunakan air untuk menghilangkan busa-busa di mobil.
Setelah yang luar sudah bersih, di dalam mobil juga sudah bersih, Milea menghidupkan mesin mobil untuk memanaskan mesin mobil karena habis di cuci.
Milea tentu tahu cara menghidupkan mesin mobil, karena di rumah yang dulu Milea punya mobil walau tidak bagus.
Namun sekarang sudah tidak ada karena mobilnya sudah di jual ayahnya saat terlilit hutang.
Alhamdulillah selesai ucap Milea dalam hati, setelah sekarang mobil sudah siap untuk dipakai.
Dari tempat Milea berdiri saat ini ia bisa melihat ada mobil yang baru datang dari gerbang utama, dan saat mobil berhenti, ternyata yang keluar adalah Sekertaris Alan.
Dan bersamaan itu Leonardo keluar rumah yang ditemani Pak Ahmad yang saat ini berjalan di belakang pria itu.
Namun yang membuat Milea bingung, melihat Leonardo menuju mobil yang dibawa Sekertaris Alan, bukan mobil yang barusan dirinya cuci.
Sekertaris Alan membukakan pintu mobil untuk Leonardo, setelah memastikan Tuannya masuk sempurna, Sekertaris Alan menutup pintu mobil tersebut. Kemudian di susul dirinya yang masuk ke dalam mobil, Sekertaris Alan mulai melajukan mobilnya pergi meninggalkan rumah utama.
Milea yang tadi masih memegang spon cuci langsung membuang spon cuci tersebut dengan kesal, bagaiman tidak kesal lagi-lagi Milea dikerjai oleh Leonardo, sudah tadi mencucinya dengan buru-buru karena mobil mau dibawa kerja tapi nyatanya apa! malah berangkat kantor menggunakan mobil yang lain.
Pak Ahmad yang tadi mengatakan pada Milea ikut main pergi tanpa memberikan kejelasan, membuat Milea makin kesal.
Dengan langkah yang di hentak-hentakkan ke lantai, Milea berjalan menuju kamarnya, sampai di dalam kamar Milea langsung mandi, setelah ini rencananya akan mengunjungi toko roti miliknya.
Di luar jam tidak bersama Leonardo, Milea miliki waktu untuk melakukan pekerjaan lain karena pria itu sudah mengijinkan.
Setelah selesai mandi, dan berpakaian rapi, Milea keluar dari rumah utama, di luar gerbang Milea sudah ditunggu ojek online.
Tanpa menunggu lama Milea langsung menuju tempat toko roti yang diantar oleh ojek online.
Bibir Milea terus mengukir senyum karena hanya di luar rumah utama, Milea seolah bisa menghirup oksigen dengan bebas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Aerik_chan
Semangat terus kak
2023-02-14
2