Tidak ingin membuat kesalahan, pagi ini sesuai jadwal, Milea sudah bangun dan sudah berdiri di depan kamar Leonardo. Namun tidak berani untuk masuk karena takut menganggu.
Ahirnya Milea memilih kembali ke bawah, membantu pelayan yang lain.
Di kamar utama, Leonardo bangun tidur, diam sebentar lalu menelpon seseorang.
Pak Ahmad memanggil Milea, gadis itu langsung mendekat.
"Tuan Muda sudah bangun, silahkan kamu temui lebih dahulu."
Milea mengangguk cepat lalu berjalan menuju kamar utama.
Milea mengetuk pintu, setelah mendapat perintah untuk masuk, Milea langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Milea mendekati ranjang yang dimana masih ada Leonardo di atas ranjang tersebut.
Milea menunduk seraya meremat ujung bajunya, Leonardo menghela nafas panjang lalu meneguk air minum di gelas, Milea langsung menerima gelas kosong dengan gelagapan saat Leonardo memberikan kepadanya tiba-tiba.
"Aku mau mandi."
Mandi tinggal mandi, apa hubungannya dengan aku pikir Milea.
Melihat Milea tidak peka, Leonardo kembali membuang nafas panjang. "Siapkan air aku mau mandi!"
Milea langsung terlonjak kaget mendengar suara bentakan Leonardo. Milea langsung berjalan cepat masuk ke dalam kamar mandi, mengisi air hangat di bathtub lalu sedikit mencampur dengan aroma terapi.
Setelah selesai Milea langsung ke luar, namun Milea lagi-lagi tercengang saat melihat Leonardo kembali bertelanjang dada, pria itu dengan wajah dingin langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Milea memegangi dadanya, dengan bergumam ada ya mahluk sempurna seperti Tuan Leonardo. Tubuhnya yang putih bersih seperti selalu perawatan lulur. Milea melirik tangannya yang masih kalah putih.
Milea kemudian melakukan pekerjaannya lagi, merapihkan tempat tidur lebih dulu, setelah itu ia menyiapkan baju kerja.
Di kertas lembaran peraturan kerja, tertulis harus memadukan kostum kerja. Milea bingung, di dalam almari semua jas bewarna hitam, ahirnya Milea mengambil satu set jas, kemudian mengambil kemeja warna krim.
Milea sudah siapkan semua sampai dasi dan kaos kaki.
Milea mau ke luar kamar, karena tidak ingin melihat Leonardo berganti pakaian, namun baru saja ke luar pintu, sudah mendengar namanya di panggil.
"Mile ..." Leonardo berteriak seraya melempar kemeja krim kesembarang arah.
Melihat hal itu Milea tercengang.
Merasa Milea sudah di dekatnya, Leonardo menatap Milea. "Ganti kemejanya aku tidak suka warna itu!"
Tanpa banyk kata, Milea langsung mengambil gantinya, memberi warna biru salah, warna merah salah, warna coklat juga salah. Milea sampai pusing harus gimana bila semua salah, tadi juga warna putih salah, lalu apa yang benar! batin Milea berteriak.
Sementara Leonardo dengan wajah acuh, hatinya tertawa puas sudah mengerjai Milea pagi-pagi.
Yang membuat Milea tidak nyaman, bukan hanya sikap Leonardo yang susah dimengerti, tetapi saat ini pria itu masih telanjang dada, dan hanya memakai handuk kecil yang melilit di pinggangnya.
Milea yang masih sibuk mencoba memilihkan kemeja untuk Leonardo, tiba-tiba tangan pria itu mengambil kemeja sendiri.
Yang langsung membuat Milea kesal, bila bisa mengambil sendiri mengapa tidak dari tadi pikir Milea, ingin marah tapi tidak bisa.
Semua anggota keluarga sarapan.
Leonardo sudah berpakaian rapi ikut sarapan, Milea berdiri tidak jauh dari ruang makan, Milea pikir keluarga ini sangat aneh karena tidak ada keharmonisan, padahal sama saja dengan keluarganya sendiri, Milea tersenyum miris.
Milea baru bisa bernafas lega, setelah Leonardo berangkat kerja.
Milea bisa mengobrol dengan pelayan lainnya sambil bekerja, semua baik terhadap Milea, Pak Ahmad yang selalu mengingatkan Milea untuk makan, Milea yang masih baru merasa malu.
Seharian ini Milea gunakan untuk berkenalan dengan yang lain, meski tidak semua Milea ingat karena begitu banyak yang bekerja di sini.
Milea seperti menemukan keluarga baru.
Tiba malam hari.
Milea sudah menunggu Leonardo pulang, hingga saat ini sudah pukul sembilan malam, tapi pria itu juga belum pulang juga, lelah menunggu akhirnya Milea ketiduran di sofa tunggu khusus untuk para pelayan.
Tepat pukul sepuluh malam, Leonardo sampai rumah, berdiri mematung saat yang menyambut kedatangannya hanya Pak Ahmad kepala pelayan, matanya masih menunggu seseorang namun ternyata yang di tunggu tidak datang.
Wajahnya langsung terlihat marah, saat mendapati Milea pasti lupa. Leonardo langsung melangkah cepat masuk ke dalam. Ternyata Milea tidur di kursi tunggu.
Leonardo membuang nafas kasar melihat Milea yang tidur, Pak Ahmad mau membangunkan, tapi dicegah oleh Leonardo.
Leonardo membiarkan Milea tetap tidur, ahirnya malam ini yang melayani dirinya untuk menyiapkan air buat mandi adalah Pak Ahmad.
Saat Pak Ahmad turun ke lantai satu, setelah dari kamar Leonardo, melihat Milea yang menguap sembari duduk di kursi yang tadi tempat ia tidur.
Pak Ahmad mau lewat saja tanpa mau menyapa Milea, karena ada kerjaan yang harus Pak Ahmad selesaikan.
Namun Milea yang sudah kembali kesadarannya seketika memanggil Pak Ahmad dengan suara gagap.
"Pa-pak Ahmad!" teriak Milea, Pak Ahmad menoleh, namun tetap diam.
"A-apakah Tuan Leonardo su-sudah pulang?" tanya nya lagi dan jelas dari suaranya Milea sangat ketakutan.
"Sudah, tadi saya yang menyiapkan air hangat untuk Tuan Muda mandi."
What! Milea terkejut, sampai tidak terasa berteriak, Pak Ahmad melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Sementara Milea saat ini benar-benar dilanda ketakutan, apa lagi mengingat wajah dingin Leonardo, Milea bergidik ngeri.
Milea kau benar-benar ceroboh, bagaiman kalo Tuan Leonardo menghukum mu! Kau bisa apa, dan bagaimana bila Tuan Leonardo mengadu pada ayah, bisa-bisa yang memarahi mu Ayah juga! Aaaaa Milea menjerit dalam hati.
Milea meremat-remat jemarinya, kakinya terasa berat, tapi ia harus menemui Leonardo untuk minta maaf, dengan langkah beratnya ahirnya Milea menaiki tangga menuju lantai tiga tempat para kamar penghuni rumah ini.
Milea terus berdoa dalam hati berharap Leonardo tidak marah atau mau memaafkan keteledorannya yang karena ketiduran.
Jantung Milea makin berdegup kencang karena takut, tangannya sudah terangkat siap mau mengetuk pintu, namun tidak jadi lagi, Milea kembali membaca doa, dan setelah benar-benar siap Milea memejamkan mata sembari mau mengetuk pintu.
Namun bersamaan itu, pintu dibuka oleh Leonardo dan alhasil tangan Milea yang tadi siap mau mengetuk pintu, Leonardo tahan.
Deg! Milea yang memejamkan matanya seketika terbelalak saat merasakan tangannya ditahan hingga tidak jadi mengetuk pintu.
Ya Allah mengapa seram sekali matanya, batin Milea yang melihat mata tajam Leonardo.
Dengan masih menhan tangan Milea, Leonardo mendorong Milea hingga Milea mudur sampai membentur dinding.
Leonardo melepaskan tangan Milea, dan beralih mentonyor kening Milea. "Tidak pecus kerja, apa kamu mau perusahaan ayah kamu kembali aku buat hancur, hem."
Milea langsung menggelengkan kepalanya. "Jangan Tuan, mohon maafkan saya." Milea mengatupkan kedua tangannya di depan dada dengan mata sudah menangis.
Dan dalam hati Leonardo puas sudah membuat Milea ketakutan dengan ancamannya.
Leonardo tidak menjawab kata maaf Milea, dengan seringai tipis pria itu langsung pergi menuju ruang kerjanya.
Dan setelah kepergian Leonardo, Milea baru bisa bernafas lega sembari menyeka air matanya, dan kemudian turun ke bawah menuju kamarnya untuk beristirahat.
Ya Allah semoga aku bisa kuat, kuat sampai kapan tapi, batin Milea sembari terus berjalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Vitamincyu
👍👍✌️
2024-08-21
0