Tidak Pulang

Luna masih terbaring di atas tempat tidurnya, setelah dia habis meneguk teh yang di berikan oleh Ijah.

Tak terasa hari sudah menjelang malam, matahari sudah benar-benar tenggelam, dan kegelapan mulai menyelimuti muka bumi.

Luna hampir saja tertidur, namun tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar, tubuh Luna terasa lemah, dan dia tidak kuat untuk beranjak dari tempat tidurnya, masih dirasa pusing di kepalanya, apalagi dia masih menunggu jamu yang dijanjikan oleh Juna.

"Masuk!" seru Luna dari dalam kamarnya.

Pintu kamar pun dibuka, Juna nampak perlahan masuk sambil membawakan segelas jamu yang dijanjikannya itu, sambil menunduk dia pun membawa jamu itu ke arah Luna.

"Bang Juna dari mana saja? Aku tunggu-tunggu dari tadi, bahkan sekarang Aku sudah tidak kuat lagi untuk bangun, Kepalaku benar-benar pusing!" kata Luna.

"Maaf Bun, tadi saya habis mencuci mobil, dan merebus racikan jamu ini, sekarang airnya sudah hangat, silakan diminum!" jawab Juna.

Juna kemudian langsung menyodorkan segelas jamu itu ke arah Luna, dengan perlahan Luna pun langsung meneguk minumannya itu sampai habis.

"Huh rasanya pahit sekali!" sungut Luna sambil menyodorkan gelas yang sudah kosong itu ke arah Juna.

"Walaupun pahit, tapi sebentar lagi badan Bunda jadi enteng, dan pusingnya juga hilang!" kata Juna yang kini mulai beranjak hendak meninggalkan Luna keluar dari kamar.

"Bang Juna tunggu!" Panggil Luna.

Juna kemudian menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Luna.

"Ada apa Bun?" tanya Juna.

"Terima kasih ya bang!" ucap Luna.

"Sama-sama Bun, cepat sehat ya Bun, mudah-mudahan pusingnya bisa hilang, supaya malam ini Bunda bisa nyenyak tidur!" kata Juna.

Kemudian Juna kembali membalikkan tubuhnya dan melangkah keluar dari kamar Luna.

Sebenarnya Luna masih ingin mencegah Juna pergi, setidaknya ucapan dari Juna menyejukkan hati Luna, dan membuat Luna sedikit tenang, Luna ingin sekali berbicara banyak pada Juna, namun sepertinya Juna begitu sungkan pada Luna, mungkin karena Luna adalah majikannya.

Malam semakin larut, Caca sudah tidur sedari tadi, kelihatannya anak itu begitu lelah, setelah hampir seharian dia jalan-jalan di taman kota, seperti biasa Luna masih belum dapat memejamkan matanya apalagi saat ini Ivan juga belum pulang ke rumah.

Benar kata Juna, jamu yang diminum Luna itu membuat badannya sedikit lebih enteng dan pusingnya juga berangsur hilang, tapi tetap saja Luna masih belum bisa memejamkan matanya meskipun malam sudah semakin jauh.

S4⁴⁴udah lewat jam 12.00 malam, biasanya Ivan juga sudah pulang meskipun dia selalu pulang larut malam, Tapi malam ini belum ada tanda-tanda kalau Ivan akan pulang.

Tiba-tiba Luna teringat peristiwa di mall tadi siang, di mana Ivan terciduk sedang makan bersama dengan seorang wanita, yang Bahkan Luna sendiri pun tidak mengenal siapa wanita itu.

Luna tahu sejak lama Ivan memang berselingkuh, apalagi sejak dia sering pulang terlambat dan larut malam, namun yang lebih membuat Luna sakit hati adalah saat Caca melihat langsung ayahnya bersama dengan wanita lain yang bukan bundanya.

Luna kemudian beranjak dari tempatnya, Dia berjalan keluar dari kamarnya itu menuju ke ruang tamu kemudian dia duduk di sana.

Luna berniat akan berbicara pada Ivan kalau Ivan datang namun ini bahkan sudah jam 01.00 dini hari Namun Ivan Belum menunjukkan tanda-tanda kalau dia pulang.

Apakah mungkin malam ini Ivan tidak pulang ke rumah? biasanya meskipun larut malam Ivan selalu pulang, meskipun saat pulang dia akan pergi lagi karena merasa tidak nyaman di rumah, terlebih kalau Luna mengajaknya bicara dari hati ke hati.

Luna menatap bingkai foto pernikahan dirinya dan Ivan yang terpajang di dinding ruang tamu itu.

10 tahun pernikahan bukanlah waktu yang singkat, difoto itu ada senyum kebahagiaan di atas diri Luna maupun Ivan, seolah Mereka adalah pasangan yang paling bahagia di dunia ini.

Namun malam in, Luna merasa hampa tanpa hadirnya Ivan disisinya, Di saat dia sedang butuh butuhnya perhatian dan kasih sayang dari seorang suami, namun semuanya seolah hilang begitu saja.

Butiran bening mulai jatuh membasahi pipi Luna, dia sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk mempertahankan rumah tangga yang selama ini sudah dia perjuangkan.

"Bunda menangis?" tanya Juna yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Luna.

Luna sedikit terperanjat dan buru-buru menghapus wajahnya yang kini basah oleh air mata.

"Eh Bang Juna, belum tidur?" tanya Luna balik.

"Tadi saya keluar kamar mau ke toilet bun, eh melihat bunda sedang duduk sendirian di ruang tamu, kenapa Bunda tidak tidur? ini Sudah jam berapa?" tanya Juna lagi.

"Aku belum bisa tidur Bang, Bang Juna tidur saja lagi!" jawab Luna.

"Saya mana bisa tidur lihat Bunda masih di sini, Boleh saya menemani Bunda? setidaknya Bunda tidak sendirian!" tanya Juna.

"Boleh Bang, Kebetulan aku memang sedang butuh teman saat ini, aku benar-benar sedih Bang, kasihan Caca, dia merindukan sosok seorang ayah yang selalu ada buat dia, tapi... " Luna kembali menangis.

Kali ini Luna tidak dapat lagi menyembunyikan perasaannya, dia menangis menumpahkan semua apa yang ada di dalam hatinya.

"Bunda, jika berkenan mungkin Bunda butuh bahu untuk bersandar, Saya bersedia meminjamkan bahu saya untuk Bunda, supaya Bunda bisa lebih tenang karena ada saya yang akan melindungi Bunda!" ucap Juna.

Tanpa bicara lagi, Luna pun kemudian berdiri dan menyandarkan kepalanya di bahu Juna, di situlah dia menangis sejadi-jadinya, hingga tanpa sadar tangan Juna pun merengkuh bahu Luna, dan membenamkan kepala Luna di dadanya yang bidang itu.

"Menangislah Bunda, kalau itu bisa membuat hati Bunda tenang!" ucap Juna lagi.

"Seandainya Ayah Ivan sikapnya seperti Bang Juna, Mungkin aku akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini, tapi kenyataannya ... " Luna tak bisa lagi melanjutkan kata-katanya, dia masih saja terus menangis, tidak ada cinta yang kini dirasakannya begitu nyaman.

"Sudah jangan bicara lagi Bun, menangislah sampai Bunda tidak bisa menangis lagi, saya akan selalu menemani bunda di sini, Bunda jangan khawatir!" kata Juna.

Luna menganggukkan kepalanya, dia masih menangis, ada aroma maskulin yang dia rasakan dari tubuh Juna.

Juna walaupun hanya seorang sopir, tapi perawakannya tinggi dan sangat manis, wajahnya rupawan dan kulitnya pun bersih, tutur katanya juga sopan, Itulah kenapa Luna merasa begitu nyaman berada dekat dengan Juna, apalagi belakangan ini Juna seringkali mengantarnya dan menemaninya kemanapun.

Hingga beberapa saat lamanya Luna berhenti menangis, kemudian dengan perlahan dia mengurai pelukannya dan mundur dua langkah.

"Terima kasih Bang Juna, sudah mau menemani dan mendengarkan aku, Maaf kalau aku terlalu berlebihan!" ucap Luna.

"Tidak apa-apa Bun, Bunda Duduk dulu di sini ya, saya akan buatkan minuman hangat buat Bunda, supaya Bunda bisa lebih rileks!" kata Juna yang kemudian menuntun Luna untuk duduk di sofa ruang tamu itu, setelah itu dia langsung berjalan ke arah dapur untuk membuatkan minuman hangat untuk Luna.

Luna menurut saja, dia duduk di sofa ruang tamu itu sambil menyandarkan kepalanya ke belakang, tubuhnya terasa sangat lelah sekali apalagi sudah dini hari, namun dia belum bisa memejamkan matanya.

Tak lama kemudian Juna pun datang sambil membawakan segelas susu hangat, lalu dia membantu Luna untuk meneguk susu hangat itu. Luna meneguknya Sampai Habis tak tersisa, Juna pun tersenyum senang.

"Setelah ini Bunda tidur ya, Jangan pikirkan apapun, besok biar saya yang mengantarkan Caca ke sekolah, pokoknya bunda Jangan buru-buru bangun, saya akan cepat kembali untuk mengantar Bunda ke manapun yang Bunda mau!" ucap Juna.

"Terima kasih Bang Juna, beruntung sekali istrinya Bang Juna memiliki suami seperti Bang Juna, yang sangat lembut dan perhatian, kapan-kapan aku akan memberikannya hadiah!" kata Luna.

Juna tidak menjawab lagi perkataan Luna, namun dari raut wajah Juna, ada sesuatu yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, entah apa itu.

Bersambung ...

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!