04

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Setelah selesai merapikan meja makan Zuyyin dan Zahra pun kini kembali ke asrama untuk istirahat sejenak sambil menunggu sholat ashar.

Sampai kamar pun, ada yang ngobrol ada yang tidur.

"Mbak Zuyyin dari mana sama mbak Zahra?" Tanya Adzkiya yang sedang merapikan bajunya.

"Dari ndalem habis makan sama ummi juga guse." 

"Wah enak ya belom apa-apa udah makan sama ummi apalagi bareng sama guse," ucap Maydina agak ketus.

Bagaimana tidak dia yang selalu caper sama guse gak pernah sama sekali meliriknya.

apalagi kadang di utus ummi untuk membersihkan ndalem ummi pun tak menspesialkan santrinya.

Ada santri baru ummi aja langsung dekat dengan Zuyyin apalagi gusse tadi sempat memperhatikan Zuyyin.

Zahra yang berada di samping Zuyyin pun membisikkan sesuatu ke Zuyyin agar tak menanggapi ucapan Maydina.

Zuyyin pun mengganggap seperti angin berlalu kemudian ikut berbaring dengan Adzkiya dan yang lainnya.

Tak terasa sayup-sayup terdengar suara adzan ashar. Zuyyin pun beranjak bangun dari tidurnya dan tak lupa membangunkan Zahra untuk pergi ke kamar mandi.

Tak lupa zuyyin membawa ganti baju beserta alat mandinya.

Mereka pun berjalan beriringan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum sholat berjamaah.

"Mbak Zahra, saya dulu ya udah kebelet." 

"Silahkan, untung belom rame banget."

Tak menunggu lama Zuyyin pun langsung masuk ke kamar mandi.

Sepuluh menit waktu yg singkat untuk Zuyyin membersihkan diri. Bagaimana tidak kalau lama-lama pasti sudah di gedor sama santri yang lain.

Zuyyin pun kembali ke kamar untuk bersiap-siap menuju mushola agar bisa menempatkan diri di Shof bagian depan.

Sambil menunggu waktu berjamaah Zuyyin pun meluangkan waktunya untuk membaca Alqur'an. 

Tiga puluh menit pun berlalu bel pun berbunyi tiga kali waktunya sholat berjamaah di mulai.

Dan ternyata lagi-lagi Gus Atha yang menjadi imam sholat. 

Selesai sholat dan wirid pun semua santri kembali ke kamar guna menaruh mukena nya dan menggantinya dengan hijab karena waktunya mengaji surat pendek.

Untuk santri baru dengan para pengurus sedangkan yang sudah lama mengaji dengan ummi.

Dan tak sengaja pula yang menyimak setoran Zuyyin ternyata Maydina.

Zuyyin pun tak menghiraukannya yang penting dia setor hafalan, dia tak begitu ambil pusing apalagi yang menjadi penyimaknya Maydina.

"Ternyata hafalan nya lumayan juga," gumam Maydina sambil manggut-manggut.

Selesai setoran hafalan Zahra mengajak Zuyyin untuk ke ndalem guna mempersiapkan makan malam untuk sang kyai.

"Kita mau masak apa mbak?" tanya Zuyyin yang melihat Zahra mengeluarkan beberapa sayuran dan juga lauk pauk untuk di masak.

"Bikin cah kangkung sama tempe goreng dan ayam goreng dan sambalnya mbak," ucap Zahra.

Zuyyin yang sudah terbiasa membantu sang bunda pun dengan cekatan membantu Zahra mengolah bahan-bahan yang di siapkan oleh Zahra.

Tanpa menunggu lama masakan pun sudah terhidang di atas meja. Ummi yang selesai mengaji pun langsung menuju ke dapur bersih dimana ada Zuyyin dan Zahra yang sedang menyiapkan makan malam.

" Wah udah selesai aja mbak Zahra masaknya," icap ummi yang berbinar melihat masakan yang sudah tertata rapih di atas meja.

"Mbak Zuyyin ummi yang masak." 

"Ah enggak ummi mbak zahra juga yang masak Zuyyin hanya membantunya saja."

"Makasih ya nak udah masakin ummi."

"Kalau mau bersih-bersih gunakan kamar mandi yang ada di dapur ini saja gak usah ikut antri di asrama."

"Iya ummi, makasih." 

"Karena saya juga kadang menggunakannya juga kalau waktunya sudah mepet," ucap Zahra sambil tersenyum ramah ke arah Zuyyin.

Mereka pun bergantian membersihkan diri untuk melaksanakan sholat magrib.

Tak selang beberapa menit kumandang adzan pun terdengar dari asrama putra.

Para santri pun bersiap dan berbondong-bondong ke musholla guna melaksanakan sholat magrib.

Zuyyin pun mencari tempat Shof paling depan bersama Zahra dan ummi pun ikut berjamaah di musholla.

Karena sekalian habis sholat nanti waktunya ngaos Al-Qur'an bersama ummi.

Tak menunggu lama Gus Atha pun naik guna menjadi imam sholat magrib.

Takbir pun telah berkumandang, Zuyyin pun dengan khusyuk mengikuti gerakan imam dan baru tahu kalau suara merdu gus Atha saat menjadi imam.

Lantunan ayat suci Al-Quran yang di baca Gus Atha pun seolah menghipnotis para santri yang berjamaah.

Selesai sholat dan wirid pun kini langsung mengantri untuk setoran kepada ummi.

Ummi yang tak mengetahui kalau Zuyyin sudah mempunyai tabungan hafalannya pun kagum akan bacaan Zuyyin.

Dari segi makhroj ummi merasa senang.

Bagaimana tidak Zuyyin pun menghafalkan dengan baik.

Sang ummi pun semakin bersemangat untuk menjadikan Zuyyin menjadi menantunya.

Selesai mengaji ummi berpesan nanti sehabis isya' agar ke ndalem untuk makan bersama.

Kali ini sholat isya' giliran ummi yang menjadi imam shalat.

Setelah selesai wirid semua santri pun kembali ke asrama masing-masing dan bersiap guna melaksanakan Diniyahnya.

"Mbak Zuyyin ayok cepetan nanti ummi menunggu kita."

"Ah iya mbak sebentar masih menyiapkan kitab-kitab buat nanti pergi Diniyah."

"Udah yuk mbak berangkat."

Zahra pun mengajak Zuyyin lewat pintu samping yang langsung masuk ke ruang makan dimana di sana sudah ada ummi.

"Maaf ummi kami telat nggih," ucap Zuyyin yang merasa tak enak hati karena keduluan sama ummi.

"Enggak kok nak ummi juga baru sampai, nunggu Abah sama Gus Atha juga," ucap ummi merekapun duduk dengan tenang dan tak berapa lama Abah sama Gus Atha pun ikut duduk bersama.

Abah yang baru melihat Zuyyin pun langsung bertanya sama ummi, "Ummi apakah ini nak Zuyyin yang ummi ceritakan kemaren?" tanya Abah kepada Ummi.

Abah yang baru melihat Zuyyin pun langsung suka seperti menyayangi anaknya sendiri.

"Iya Abah, gimana cantik kan? Tadi juga kata Zahra yang memasak ini Zuyyin, Abah," ucap ummi yang bersemangat dan sudah tak sabar untuk segera mencicipi makanan yang sudah di depannya.

"Abah mau sama apa?" Tanya ummi kepada suaminya.

"Semuanya juga boleh."

Dengan cekatan ummi melayani sang suami dan tak lupa juga anaknya.

"Makasih ummi." Ucap Abah yang merasa sudah cukup.

Merekapun makan dengan hikmat, sampai-sampai Gus Atha pun menambah porsi makanannya.

"Lumayan enak, pas lidah," gumam gus Atha yang masih bisa di dengar ummi sambil menyunggingkan senyumannya.

Ummi yang melihat kelakuan anaknya pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Alhamdulillah lumayan," ucap Gus Atha yang sudah meminum air putinya.

"Lumayan apa Atha!!!" Ummi yang berpura-pura seolah tak melihat gelagat anaknya yang menyukai masakan Zuyyin.

"Pas di lidah ummi." Celetuk Atha yang kelepasan.

Abah dan ummi pun Terkekeh saat melihat kelakuan anaknya. Zuyyin yang berada di situ pun seketika wajahnya memerah menahan malu.

Terpopuler

Comments

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

ICʝιвяιℓ ємєяѕση_ADINDA💐

ummi dan abah jatuh hati pada zuyyin. instink orang tua untuk jodoh guse atha

2023-03-03

1

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

Abah jatuh hati,,,,. cara penyampaian kata kurang pas Fany, coba buat kalimat yang lebih enak biar orang jgn salah tafsir, maaf ya bukan menggurui. sekedar memberi masukan aja

2023-02-26

1

Kang Sin I

Kang Sin I

Maydina julid 🤣

2023-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!