🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Zuyyin yang sudah lulus dari madrasah nya kini ia bertekad untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren.
Apalagi kemaren bertemu dengan ummi Aisyah sang pemilik pesantren, kini tekadnya semakin kuat untuk memperdalam ilmu agamanya guna membentengi dirinya dari godaan dunia luar.
Mereka yang bercengkrama di ruang keluarga dan berbincang-bincang dengan keinginan Zuyyin untuk pergi ke pesantren.
Ahirnya keputusan sang ayah pun mengizinkan Zuyyin untuk memperdalam ilmu agama di pesantren dimana keinginan dari sang anak tercinta.
Zuyyin yang sudah mendapatkan dukungan penuh dari orang tua pun ahirnya memeluk ayah bundanya.
"Yah, Bun, makasih udah ijinin Zuyyin untuk menimba ilmu di pesantren DARUL QUR'AN."
"Sama-sama sayang, semoga apa yang kau cita-citakan memperoleh hasil yang maksimal dan menjadi kebanggaan orang tua," ucap ayah seraya mencium kening Zuyyin.
Zuyyin yang sudah tak sabar untuk pergi ke pesantren pun ia bergegas menuju kamarnya yang berada di samping ruang tamu untuk mengemas barangnya yang akan di pesantren.
Dalam kitab “ta'lim al-muta'allim” ada beberapa adab atau tata krama seorang pelajar dalam menuntut ilmu.
Di antara adab itu adalah memilih hari untuk memulai belajar. Guru besar sang pengarang kitab, memastikan bahwa hari terbaik dalam menuntut ilmu ialah hari Rabu.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi:
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰه صَلَّي اللّٰه عَلَيه وَسَلَّم : مَا مِن شَيْءٍ بُدِئَ فِي يَوْمٍ أَرْبَعَا ءِ اِلاَّ وَقَدْ تَمَ
“Tiada satupun yang dimulai pada hari rabu kecuali sungguh sempurna.”
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Allah SWT mencipatkan cahaya pada hari tersebut, dan "al-ilmu nuurun” ilmu adalah cahaya.
Oleh karenanya untuk mendapatkan kesempurnaan belajar, hendaklah memulainya pada rabu.
Hari rabu merupakan hari yang berkah, kendati sementara orang kafir menganggap hari rabu sebagai hari yang sial.
Karena sudah tak sabar untuk menanti hari esok Zuyyin tak bisa memejamkan matanya.
Detik berganti menit, menit berganti jam, seakan jarum jam pun lamban tak bergerak ahirnya Zuyyin pun terlelap mengarungi mimpi indahnya.
Tepat pukul setengah empat Zuyyin pun terbangun, kemudian Zuyyin pun bergegas untuk membersihkan dirinya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Setelah sholat Zuyyin pun membantu bunda Fatma di dapur untuk membuat sarapan paginya dan membuat bekal untuk nanti dia ke pesantren.
Setelah sampai di dapur Zuyyin pun membantu sang bunda yang berkutat di dapur.
"Bunda bikin menu apa untuk hari ini?" Tanya Zuyyin sambil memotong-motong kacang panjang beserta sayuran lainnya.
"Bunda akan membuat urap, tempe kering, sambal belacan, ikan goreng, sama kepala manyun kuah kari."
"Wah……. mantep banget bund."
Satu jam lamanya Zuyyin yang membantu bunda, ahirnya pun kini telah tertata rapih di meja makan.
"Panggil ayah untuk kita sarapan bersama nak." ucap bunda sambil mencuci bekas untuk memasak tadi.
Kini semuanya pun berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapannya.
Setelah menyelesaikan sarapannya ayah pun menyuruh Zuyyin untuk bersiap berangkat ke pesantren.
"Semalem sudah siap kan dek, apa aja yang akan dibawa!" ucap ayah sambil mengelus kepalanya.
"Udah kok yah kita tinggal berangkat saja."
Zuyyin pun beranjak dari tempat duduknya, ia yang langsung ke kamarnya untuk mengambil barang bawaannya yang akan di bawa ke pesantren.
Setelah mengeluarkan bawaannya ke teras depan rumah, ayah pun menyiapkan motor bebek kesayangannya yang menemani ayah kemanapun dia pergi.
Butuh waktu tiga puluh lima menit kini Zuyyin pun sampai di pesantren DARUL QUR'AN.
Ayah pun langsung memarkirkan kendaraannya di tempat parkir.
Kemudian keduanya pun berjalan ke arah ndalem sang kyai yang berdekatan dengan kantor putri. Zuyyin beserta sang ayah pun kini sudah berada di depan pintu ndalem yai.
Tok....tok .....tok.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam." Jawab seseorang dari dalam rumah.
Sosok tampan nan rupawan yang membuat Zuyyin tertegun akan ketampanan seseorang yang mengenakan peci hitam serta Koko panjang yang sangat pass saat di pakai sang pemiliknya. siapa lagi kalau bukan seorang CEMAL ATHA AL FAQIH yang biasa sering di panggil dengan sebutan Gus Atha oleh santri putri.
"Zuyyin yang tersadar dari lamunannya langsung menundukkan pandangannya ke bawah tanpa berani menatap seseorang tersebut.
"Mari pak silahkan masuk." Jawab Gus Atha sambil mempersilahkan tamunya untuk duduk di ruang tamu dan bersikap ramah saat ada Zuyyin ada di samping ayahya.
"Ah iya Gus, makasih," Ucap ayah Fatih sambil mengikuti langkahnya menuju ke dalam ndalem.
Gus Atha pun menuju dapur menemui Zahra untuk membuatkan minum untuk para tamunya.
Zahra pun dengan cekatan tak sampai lima menit pun kini sudah membawa minuman beserta cemilannya ke ruang tamu.
Sedangkan Gus Atha mencari umminya guna memberi tahu karena ada tamu. Sedangkan Abah masih mengaji di kampung sebelah.
Tanpa menunggu lama, ummi keluar dari kamarnya menuju ruang tamu dimana sang tamu berada.
"Assalamualaikum." Ucap ummi yang tak tahu siapa tamunya.
"Waalaikumsalam," jawab Zuyyin serentak dengan ayah Fatih dan tak sengaja Zuyyin bertatap muka dengan ummi.
Ummi yang tahu pun langsung menghampiri Zuyyin dan memeluk nya dengan kasih sayang. Gus Atha pun langsung pergi ke kamar para asatidz.
"Alhamdulillah ahirnya kamu datang juga nak, ummi seneng lihat kamu datang kemari."
"Makasih ummi," masih dalam pelukan ummi.
Ummi pun melonggarkan pelukannya dan mempersilahkan Zuyyin duduk kembali.
"Maaf ummi, kedatangan saya kemari mau menitipkan Zuyyin untuk belajar di sini!" ucap ayah Faris yang memasrahkan anaknya kepada ummi pemilik pesantren.
"Alhamdulillah, dengan senang hati saya menerima Zuyyina di sini pak, semoga betah ya nak ya!" ucap ummi sambil mengelus lengannya.
Tanpa menunggu lama ummi pun memanggil Zahra untuk mengantar Zuyyin ke kantor pusat agar mengurus administrasinya.
"Zahra, ummi minta tolong sama kamu untuk mengantar Zuyyin ke kantor ya dan nanti satu kamar sama kamu saja!" ucap ummi kepada Zahra.
"Nggih ummi."
"Silahkan pak ikut nak Zahra biar dia yang mengantar ke kamarnya."
"Nggih ummi, saya pamit dulu!" ucap ayah Fatih sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Sampai di depan kantor ayah Fatih pun langsung di ajak masuk oleh Zahra.
"Mbak Asti ini ada santri baru yang mau daftar."
Selaku pengurus Asti pun melayaninya dengan ramah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
𝖍𝖔𝖓𝖊𝐲²⁴
sesuatu pokok kalau ada anak minta sendiri ke pesantren
2023-05-02
0
𝐅𝐀𝐙𝐀😘²¹
semoga krasan ya zuyyin
2023-05-02
0
🇮🇩𝕬𝖑_𝖒𝖆
alhamdulillah, sngat bermanfaat 🥰
2023-04-29
0