Bab 16 Aku mencintai mu.

Setelah pertemuan selesai semua murid pergi ke asrama untuk mempersiapkan hari esok, saat itulah Elena memanfaatkan situasi untuk mendekati Ernest agar Sonia semakin cemburu.

"Kau mau ke mana?" tanya Aaron pada Elena, ia menatap adiknya itu dengan tatapan nyalang.

"Menemui Ernest," jawab Elena.

"Hah? kau pasti bercanda, dulu kau bilang tidak mau melihat pria itu lagi. Lalu kenapa selama kita di akademik kau menghindari aku dan Kak Carlos? Elena sikap mu ini sudah keterlaluan. Kau sedang mempermainkan kami? atau apa?"

"Kak, apa hubungan kita sedekat itu? kakak jangan lupa jika Ernest adalah segalanya bagi ku. Kakak tidak sepenting itu bagi ku, sampai aku harus menuruti kakak. Kelak jangan ikut campur lagi," tukas Elena berjalan ke arah menara.

"Maafkan aku kak, aku tidak akan berkata kasar pada mu jika saja wanita itu tidak menguping," batin Elena. Saat bicara dengan Aaron ia melihat Sonia menguping pembicaraan mereka.

"Ernest." Elena memeluk Ernest dari belakang membuat pria itu terkejut, dan berbalik.

"Aku sangat merindukan mu, Elena." Ernest pun membalas pelukan Elena.

"Awalnya aku berpikir kau marah pada ku, maafkan aku karena pergi tanpa pamit pada mu. Tapi aku juga tidak pamit pada Sonia, karena semua itu terjadi secara mendadak," ucap Elena melepaskan pelukannya lalu berdiri di samping Ernest sambil menyandarkan kepalanya pada pundak pria itu.

"Itu bukan masalah lagi sekarang karena kita sudah bertemu. Aku tau kau pasti punya alasan tersendiri mungkin karena keluarga mu juga memaksa, jadi jangan pikirkan itu lagi," balas Ernest sambil membelai rambut Elena.

"Kau tidak menduakan aku kan?"

"Pertanyaan yang konyol. Mungkin di sini banyak wanita cantik hanya saja mereka tidak secantik diri mu, bagi ku kau adalah segalanya dan tidak tergantikan."

"Manisnya, aku mencintai mu."

"Aku juga sangat sangat mencintai mu."

"Tidak bisa di biarkan lagi," batin Sonia, ia sudah tidak tahan melihat kemesraan keduanya.

"Wah! Elena? kau ada di sini?" tanya Sonia terkejut. Ia sangat pandai berakting.

"Memangnya kenapa jika aku ada di sini? Ernest memanggil ku ke mari untuk menemuinya. Kita sudah lama tidak bertemu," jawab Elena. Ia juga pandai dalam memamerkan kemesraannya dengan pria yang sangat dia benci, jika bukan karena ingin membuat Sonia marah maka Elena ingin sekali meminta kesatria sucinya mencabik-cabik  tubuh Ernest.

"Tidak masalah, aku maklumi hal itu. Aku hanya terkejut karena tempat ini biasanya menjadi tempat aku dan Ernest jika ingin beristirahat, bahkan saat menunggu mu kami melihat kereta kuda akademik kalian dari atas sini," balas sonia yang secara tidak langsung mengatakan ini tempatnya dengan Ernest.

"Baiklah. Tapi bisakah selama 2 minggu ke depan kau jangan datang ke sini lagi, aku hanya ingin berdua saja dengan Ernest."

"Hei! kenapa kau mengatakan itu? dulu saat kalian bersama kau selalu mengajak aku, jangan canggung begitu. Kita adalah sahabat kan."

"Justru karena kita adalah sahabat makanya aku ingin kau mengerti keadaanku. Jika di sini ada kau maka bagaimana bisa kami berpelukan atau sejenisnya, kau bisa saja canggung melihat semua itu."

"Elena kau jangan keterlaluan. Selama kau tidak ada Ernest selalu bersama ku, bahkan dulu aku selalu bersama kalian. Lalu kenapa sekarang kau menjauhkan aku dengan Ernest? aku tau kau sangat merindukannya. Tapi aku ini sahabat mu, apa kau tidak merindukan aku juga?"

"Jangan kenak-kanakan Sonia. Aku selalu mengirim surat pada mu. Tapi kau tidak pernah membalas bagian tentang Ernest, aku cemburu dengan kedekatan kalian selama aku tidak bisa melihatnya. Ernest cobalah buat dia mengerti," rengek Elena beralih pada Ernest.

"Menurut saja Sonia. Jangan melewati batasan mu atau aku tidak akan segan lagi," ancam Ernest.

"Ayo kita pergi, aku akan mengajak mu berkeliling," ajak Ernest pada Elena.

"Ayo!" Elena menggandeng tangan Ernest lalu mereka pergi meninggalkan Sonia.

"Aku tidak akan mengampuni mu Elena, tidak akan. Kau berani berbohong tentang ku, menyebalkan!" batin Sonia meneteskan air mata. Ia terluka saat Ernest bersikap dingin padanya karena Elena.

*****

"Pak Aaron, makanlah pelan-pelan," ucap Qinthia pada Aaron yang makan dengan sangat cepat, ia melampiaskan rasa kesalnya pada makanan.

"Uhuk uhuk uhuk." Aaron tersendak membuat Qinthia panik, dengan cepat Qinthia memukul punggung Aaron membuat semua makanan dalam mulutnya dimuntahkan.

"Aku kan sudah bilang makan pelan-pelan," kesal Qinthia memberikan Aaron botol air minum, pria itu langsung meminumnya dan mengatur nafasnya kembali.

Aaron tidak tersendak oleh makanan itu, ia tersendak karena melihat Elena berada tidak jauh dari mereka sedang berjalan sambil bergandengan tangan dengan Ernest.

"Ambilkan lagi aku makanan! cepat! aku lapar," ucap Aaron semakin kesal.

"Tidak perlu, aku sudah bawakan," balas Malvia. Ia mendekati Aaron lalu meletakan nampan berisi tumpukan makanan di depan Aaron.

"Kau mau aku makan ini?" tanya Aaron pada Malvia, Malvia tersenyum dan mengangguk.

"Aku tidak meminta mu bawakan makanan, lagi pula makanan ini kotor. Aku hanya suka makakan bersih yang di bawakan langsung oleh Qinthia," lanjut Aaron membuat bola mata Malvia membesar.

"Bawalah itu kembali ke tempatnya. Kau bisa beri makan anjing dengan makanan itu,"  ucap Aaron.

"Pak Aaron, tidak baik mencela makanan. Lagi pula ini makanan dari kantin yang sama dan di jamin bersih," balas Malvia, ia tidak suka dirinya ditolak apalagi oleh orang yang ia cintai.

"Aku tidak mencela makanan, hanya saja aku tidak suka. Makanan itu mungkin dari kantin yang sama. Tapi orang yang mengambilnya tidak sama, jika kau tidak suka makanan di cela maka makan saja itu semua."

"Pak, kenapa anda selalu menolak apa yang saya berikan? itu terlalu kenak-kenakan."

Suasana Aaron menjadi sangat buruk, ia pun berdiri dari tempat duduknya seraya berkata, "Jangan melewati batasanmu."

Setelah mengatakan itu Aaron menarik Qinthia pergi dari sana, melihat itu Malvia tidak mau diam saja.

"Lalu bagaimana jika saya katakan bahwa saya adalah calon tunangan anda?" tanya Malvia. Ia ingin menyerang Aaron dari kelemahannya.

Aaron mengangkat tangannya yang menggenggam tangan Qinthia dan menjawab, "Buat apa calon tunangan jika tunangan ku ada di sini."

"Pa-Pak Aaron, apa yang anda katakan?" bisik Qinthia dengan wajah memerah.

Aaron tersenyum melihat wajah itu tersipu malu, karena sudah begini Aaron pun langsung menggendong Qinthia seraya berkata, "Aku mencintai mu, Qinthia."

Wajah Qinthia menjadi merah sepenuhnya bahkan seperti mengeluarkan asap, karena malu ia tidak sanggup menatap Aaron sampai menyembunyikan wajahnya dari tatapan Aaron.

"Imut sekali," batin Aaron. Ia pun kembali berjalan sambil menggendong Qinthia yang entah akan dia bawa ke mana.

"Dasar konyol! wanita itu tunanganmu? cih! kau mungkin tidak tau jika ibu kita telah merencanakan pertunangan kita. Alasan kenapa bibi setuju kau menjadi guru Akademik Bulan Sabit itu agar kita bisa menjadi dekat. Aku sangat penasaran bagaimana reaksi mu nanti jika kau tau segalanya," batin Malvia.

Malvia juga memutuskan untuk pergi dari tempat itu, ia sampai melampiaskan amarahnya dengan cara menendang nampan berisi makanan tersebut.

*****

Bersambung.

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

Livyana 171

Livyana 171

Wahhhh bkln ada medusa dibngnnya aaron dan Quinsha

2023-04-30

0

Frando Kanan

Frando Kanan

heh 😏...pria gampangan.....sgt menyedihkn

2023-03-06

1

Lala Kusumah

Lala Kusumah

Lanjuuuuuuutt....

2023-02-14

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2 Bab 2 Awal yang baru.
3 Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4 Bab 4 Irene Castiello.
5 Bab 5 Ada yang berbeda.
6 Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7 Bab 7 Ratu permainan.
8 Bab 8 Penguasa monster.
9 Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10 Bab 10 Rencana gagal.
11 Bab 11 Yoluta.
12 Bab 12 Liotin kenangan.
13 Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14 Bab 14 Persiapan pertandingan.
15 Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16 Bab 16 Aku mencintai mu.
17 Bab 17 Pertandingan di mulai.
18 Bab 18 Tujuan utama Elena.
19 Bab 19 Inilah saatnya.
20 Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21 Pesan author
22 Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23 Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24 Bab 23 Lupakan saja dia.
25 Bab 24 Elena berpetualang.
26 Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27 Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28 Bab 27 Bertemu lagi.
29 Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30 Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31 Bab 30 Rencana sukses.
32 Bab 31 Putra dewa angin.
33 Bab 32 Masalah daging.
34 Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35 Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36 Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37 Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38 Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39 Bab 38 Aku menemukannya.
40 Bab 39 Bertemu Elios.
41 Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42 Bab 41 Aku benci anak genius.
43 Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44 Bab 43 Bukan tukang kebun.
45 Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46 Bab 45 Air hujan Undine.
47 Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48 Bab 47 Festival panen.
49 Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50 Bab 49 Melihat bukan ikut.
51 Bab 50 Manisan buah.
52 Bab 51 Fokuslah Elena.
53 Bab 52 Keberhasilan Haura.
54 Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55 Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56 Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57 Bab 56 Akhirnya pulang.
58 Bab 57 Ancaman Liana.
59 Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60 Bab 59 Jangan menghina makanan.
61 Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62 Bab 61 Akibat dari menguping.
63 Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64 Bab 63 Di kirim pulang.
65 Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66 Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67 Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68 Bab 67 Tempat apa ini?
69 Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70 Bab 69 Permata terakhir darinya.
71 Bab 70 Vivian yang malang.
72 Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73 Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74 Bab 73 Elena di culik.
75 Bab 74 Janji Hans.
76 Bab 75 Kehangatan Elena.
77 Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78 Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79 Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80 Bab 79 Keberhasilan Elena.
81 Bab 80 Tetua agung.
82 Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83 Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84 Bab 83 Bukan putri Rani.
85 Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86 Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87 Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88 Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89 Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90 Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91 Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92 Bab 91 Kembali ke menara.
93 Bab 92 Sampai jumpa.
94 Bab 93 Kejutan.
95 Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96 Bab 95 Penculikan Jolycia.
97 Bab 96 Bala Bantuan.
98 Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99 Bab 98 Berbohong padanya.
100 Bab 99 Ada yang aneh.
101 Bab 100 Mencoba mengingat.
102 Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103 Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104 Bab 103 Siapa Elena?
105 Bab 104 Terapi ledakan.
106 Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107 Bab 106 Jangan memaksa ku.
108 Bab 107 Apa ini semua?
109 Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110 Bab 109 Sosok asli Alfred.
111 Bab 110 Ruang potret.
112 Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113 Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114 Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115 Bab 115 Penyelamatan Alma.
116 Bab 115 Nyaris ketahuan.
117 Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118 Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119 Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120 Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121 Bab 120 Tamat.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2
Bab 2 Awal yang baru.
3
Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4
Bab 4 Irene Castiello.
5
Bab 5 Ada yang berbeda.
6
Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7
Bab 7 Ratu permainan.
8
Bab 8 Penguasa monster.
9
Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10
Bab 10 Rencana gagal.
11
Bab 11 Yoluta.
12
Bab 12 Liotin kenangan.
13
Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14
Bab 14 Persiapan pertandingan.
15
Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16
Bab 16 Aku mencintai mu.
17
Bab 17 Pertandingan di mulai.
18
Bab 18 Tujuan utama Elena.
19
Bab 19 Inilah saatnya.
20
Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21
Pesan author
22
Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23
Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24
Bab 23 Lupakan saja dia.
25
Bab 24 Elena berpetualang.
26
Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27
Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28
Bab 27 Bertemu lagi.
29
Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30
Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31
Bab 30 Rencana sukses.
32
Bab 31 Putra dewa angin.
33
Bab 32 Masalah daging.
34
Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35
Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36
Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37
Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38
Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39
Bab 38 Aku menemukannya.
40
Bab 39 Bertemu Elios.
41
Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42
Bab 41 Aku benci anak genius.
43
Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44
Bab 43 Bukan tukang kebun.
45
Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46
Bab 45 Air hujan Undine.
47
Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48
Bab 47 Festival panen.
49
Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50
Bab 49 Melihat bukan ikut.
51
Bab 50 Manisan buah.
52
Bab 51 Fokuslah Elena.
53
Bab 52 Keberhasilan Haura.
54
Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55
Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56
Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57
Bab 56 Akhirnya pulang.
58
Bab 57 Ancaman Liana.
59
Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60
Bab 59 Jangan menghina makanan.
61
Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62
Bab 61 Akibat dari menguping.
63
Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64
Bab 63 Di kirim pulang.
65
Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66
Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67
Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68
Bab 67 Tempat apa ini?
69
Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70
Bab 69 Permata terakhir darinya.
71
Bab 70 Vivian yang malang.
72
Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73
Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74
Bab 73 Elena di culik.
75
Bab 74 Janji Hans.
76
Bab 75 Kehangatan Elena.
77
Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78
Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79
Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80
Bab 79 Keberhasilan Elena.
81
Bab 80 Tetua agung.
82
Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83
Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84
Bab 83 Bukan putri Rani.
85
Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86
Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87
Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88
Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89
Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90
Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91
Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92
Bab 91 Kembali ke menara.
93
Bab 92 Sampai jumpa.
94
Bab 93 Kejutan.
95
Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96
Bab 95 Penculikan Jolycia.
97
Bab 96 Bala Bantuan.
98
Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99
Bab 98 Berbohong padanya.
100
Bab 99 Ada yang aneh.
101
Bab 100 Mencoba mengingat.
102
Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103
Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104
Bab 103 Siapa Elena?
105
Bab 104 Terapi ledakan.
106
Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107
Bab 106 Jangan memaksa ku.
108
Bab 107 Apa ini semua?
109
Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110
Bab 109 Sosok asli Alfred.
111
Bab 110 Ruang potret.
112
Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113
Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114
Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115
Bab 115 Penyelamatan Alma.
116
Bab 115 Nyaris ketahuan.
117
Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118
Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119
Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120
Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121
Bab 120 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!