Elena berlari dengan sangat cepat karena dia tanpa sengaja berpapasan dengan Carlos, saat ini ia tidak mau kalau keluarganya sampai tau jika dia adalah seorang pemanggil bukan ahli elemental.
Elena mungkin bisa mengendalikan angin sama seperti kedua saudaranya, hanya saja ia tidak bisa merapalkan mantra level tinggi karena levelnya berhenti naik saat mencapai level dasar tingkat akhir seni bela diri.
"Elena, tunggu sebentar!" panggil Carlos yang menyamai kecepatan Elena.
"Latihan hari ini sangat buruk, tingkatan ku bahkan tidak naik sedikit saja. Aku ingin latihan yang lebih berat," ucap Louis yang baru saja keluar dari lapangan latihan.
Bug!
Louis hampir saja jatuh karena Elena menabraknya, Elena yang sedang tergesa-gesa langsung berdiri dan pergi.
"Langkah angin." Elena mengambang dan lari di udara, kini Carlos tidak bisa mengejarnya lagi karena ia memiliki penglihataan yang buruk saat hari sudah gelap.
"Akhirnya lepas juga." Elena bernafas lega karena ia berhasil menyingkirkan Carlos.
"Apa kau Elena Abraham?" tanya Louis, spontan Elena terkejut melihat pria itu masih menempel padanya.
"Ah! saat kau menabrakku tadi, gelang ku tersangkut di bagian belakang baju mu jadi aku ikut denganmu. Maafkan aku," lanjutnya.
"Iya aku Elena. Tapi kau harus merahasiakan ini, aku juga tau kalau kau adalah putra mahkota jadi jangan macam-macam dengan ku atau identitas mu akan di ketahui banyak orang. Paham tidak?" ancam Elena.
"Ya, aku paham. Rahasia mu aman bersama ku sampai hari pertandingan persahabatan."
"Hah? hanya sampai hari itu? kau harus menjaga rahasia ini selamanya."
"Bukan kah saat pertandingan nanti kita akan memakai nama asli? kenapa harus di …."
"Jangan membantah!" tegas Elena membuat Louis bungkam.
Namun di dalam hatinya Louis sangat senang, ia tidak akan menyangka jika dugaannya sejak awal memang benar. Walau pun demikian dia bingung kenapa Elena masuk akademik sebelum waktunya, ini juga tidak pernah terjadi selama 3 kehidupan yang Louis jalani.
Terutama alasan kenapa Elena bisa masuk kelas pemanggil, Louis ingin bertanya. Tapi ia terlalu takut, lebih baik diam dari pada banyak bicara.
"Untuk mu." Elena memberikan Louis permen apel.
"Terima kasih," jawab Louis menerima permen tersebut.
"Tadi kau baru saja keluar dari lapangan latihan. Apa kau suka latihan malam?"
"Ya. Aku tidak bisa tidur malam lebih dari 2 jam jadi waktu ku banyak yang luang. Tapi latihan malam ini tidak terlalu menantang, tingkatan ku bahkan belum naik."
"Mau ku bantu berlatih? aku punya sesuatu yang menantang."
"Benarkah? apa itu?" tanya Louis penasaran sekaligus senang karena malam ini ia akan semakin lama dengan Elena.
"Memanggil Kesatria suci." Elena memanggil 1 kesatria suci yang sudah membuat kontrak dengannya.
"Woah!" Louis sangat terkejut melihat kesatria suci dengan tinggi 5 meter tersebut.
"Dia lawan yang tangguh. Mau coba?" tawar Elena di balas dengan anggukan oleh Louis.
"Kesatria suci, bisakah kau lawan dia sebentar? tidak perlu menahan diri asal jangan sampai membunuh," tanya Elena pada kesatria tersebut.
"Sesuai keinginan mu," jawab sang kesatria.
"Baiklah, mulai!" Elena memulai pertarungan antara Kesatria suci dan Louis, sementara dirinya sendiri duduk di atas pohon untuk menyaksikan pertarungan itu tidak lupa ia memanggil Slyph untuk melihat bersama.
"Manusia itu lumayan. Dia memiliki tubuh kaisar suci, di masa depan dia akan menjadi sangat hebat," ucap Slyph terkagum.
"Ya, dia adalah putra mahkota kekaisaran kita. Dia juga menguasai dua keahlian ganda, dia lawan yang pantas untuk kesatria ku ," balas Elena.
Pertandingan berlangsung selama 4 jam, tenaga dalam Louis benar-benar terkuras habis. Tapi ia merasa sangat puas dengan lawannya, berkat itu ia naik satu tingkat lagi jika terus begini maka dia akan naik level dalam waktu cepat.
"Kerja bagus," ucap kesatria suci pada Louis yang terkapar di tanah.
"Terima kasih untuk waktunya," jawab Louis.
"Kalian bertarungnya lama sekali," timpal Slyph, dia turun dari atas pohon sambil menggendong Elena yang terlelap.
"Matahari sebentar lagi terbit. Aku harus pergi," pamit kesatria suci kemudian menghilang.
"Aku akan menjaga kalian." Slyph membaringkan Elena di samping Louis yang juga telah terlelap.
*****
14 hari berlalu akhirnya hari pemberangkatan murid yang terpilih akan mengikuti pertandingan persahabatan pun tiba. Di setiap tingkatan ada 15 murid terpilih dari berbagai kelas, mereka telah lulus seleksi serta ujian beberapa hari yang lalu.
"Irene, kau ikut juga? senangnya." Louis tersenyum melihat Elena, mereka menjadi dekat sejak hari itu.
"Kau mengejek ku yah? kau tidak tau jika di kelas pemanggil hanya ada satu murid, yaitu aku. Jadi dengan siapa aku harus bertarung untuk lulus seleksi? tidak ada kan." Ketus Elena seraya berlalu masuk ke dalam kereta, Louis mengikutinya dari belakang.
"Kak Loius tung …." Qinthia hendak menyusul Louis. Tapi, Aaron mendadak menahannya.
"Kita harus berangkat, ayo!" ajak Aaron.
"Tapi aku harus …."
"Ayo! kereta kuda anak tingkat 2 ada di sini. Ayo!" Aaron menarik tangan Qinthia dengan lembut secara paksa, ia sangat cemburu jika Qinthia dekat dengan Louis.
Dalam perjalanan mereka melakukan banyak hal untuk mengusir kebosanan, ada kereta yang terdengar suara nyanyian, tawa, serta teriak-teriakan aneh.
Kereta kuda yang hening hanyalah kereta tingkat pertama dari Adrian, di dalam kereta hanya ada 3 orang yang terlelap. Elena terlelap karena ia harus menjaga latihan Louis dengan kesatria suci, Louis terlelap karena tenaga dalamnya terkuras habis setelah berlatih sampai matahari terbit, dan Adrian terlelap karena melakukan penilitan sampai larut.
Dalam waktu 2 hari mereka akhirnya sampai ke Kota Karan Ibukota Kekaisaran Ashraf, perjalanan tinggal 3 jam sampai ke Akademik Kekaisaran.
"Lihat Sonia!" Ernest menunjuk kereta kuda dengan bendera bulan sabit, kereta mulai terlihat dari menara Akademik Kekaisaran.
"Elena kita akan sampai sebentar lagi, aku sangat senang. Saat dia sampai nanti aku akan berikan dia karangan bunga yang aku buat semalam," ucap Ernest, ia sangat tidak sabar menantikan pertemuan dengan Elena.
Terompet di bunyikan sebagai tanda penyambutan Akademik Bulan Sabit, kereta kuda mereka akhirnya memasuki gerbang akademik. Para tetua bersama kepala Akademik Kekaisaran menyambut kedatangan kepala Akademik Bulan Sabit bersama rombongannya secara langsung.
"Selamat datang," ucap Jonas kepada sahabatnya Anne.
"Terima kasih atas penyambutannya," balas Anne, tidak lupa ia memeluk Jonas untuk melepas rindu setelah 5 tahun tidak bertemu.
"Elena." Ernest tersenyum bahagia saat melihat Elena turun dari kereta.
Elena tidak sudi mendekati Ernest. Tapi saat melihat tatapan penuh kebencian dari Sonia membuat Elena jadi ingin menggodanya, ia pun tersenyum dan melambaikan tangan pada Ernest.
"Ternyata tidak ada yang berubah. Apa yang aku harapkan selama 15 terakhir bersamanya, dasar konyol." batin Louis kecewa.
Awalnya ia berpikir ada yang berubah karena Elena masuk akademik lebih cepat dari sebelumnya, juga keahliannya berbeda dari sebelumnya. Namun ia merasa dugaannya itu salah besar, ia mengerti cinta tidak akan berubah secepat itu walau pun ia harus mengulang kehidupan sebanyak 1000 kali.
*****
Bersambung.
Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
diiihhh cocok sekali guru dan siswa nya 🤣🤣
2023-05-07
0
kutu kupret🐭🖤🐭
cieeh cieeehhh nempel kayak perangko 🤣🤣🤣
2023-05-07
0
DewaSistem05
louis yang ada suka sama adikmukak
2023-04-02
1