Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.

Maaf karena ada beberapa masalah author jadi nggak fokus saat update kemarin😭

Elena membaca banyak mantra dari level rendah sampai tinggi sayangnya, tidak ada satu pun mantra yang berhasil mendatangkan apa saja. Dia tidak percaya bahkan setelah mengulang kehidupannya, ia tetap tidak bisa selangkah lebih maju dari orang lain.

"Akh, tanganku sakit." Elena meringis kesakitan karena ia terlalu banyak menusuk tangannya untuk melakukan pemanggilan dengan darahnya.

"Lupakan saja, aku harus pergi ke kantin sekarang," batin Elena, ia mengembalikan semua buku itu pada tempatnya. Tanpa sadar Elena tidak tahu jika darahnya masih menetes ke lantai, dan tetesan itu mengalir masuk ke celah di bawah rak buku menuju pada sebuah ruangan yang aneh.

"Aku mau makan roti kukus isi daging, nasi hangat, sup ikan, dan makanan penutup kue cokelat. Enak sekali," batin Elena memikirkan semuanya.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan lalu terjadi gempa bumi, Elena yang belum terlalu jauh dari area kelasnya langsung berlari kembali ke sana.

"Woah!" mata Elena berbinar menatap Naga hitam di depannya.

"Bau itu berasal dari mu," ucap Naga tersebut membuat Elena kebingungan.

"Buatlah kontrak denganku, jadikan aku bagian dari dirimu. Bukankah kau ingin itu? mendekatlah padaku," lanjutnya.

Elena seolah tersihir oleh kata-kata naga itu sampai tanpa sadar ia berjalan mendekatinya. Naga itu tersenyum lalu ia merapalkan sebuah mantra, seiringan dengan itu sebuah lingkaran hitam muncul di bawah kaki mereka

"Tidurlah," bisik seorang pria yang entah siapa. Elena tidak bisa mempertahankan kesadarannya, ia merasakan kehangatan yang khusus sampai akhirnya terlelap.

Perlahan rambut Elena berubah menjadi hijau, bahkan warna bola matanya berubah menjadi kuning keemasan. Ia saat ini di rasuki oleh dewa angin.

"Kalian para dewa selalu ikut campur. Dia adalah penguasa kami, keluar dari tubuhnya!" teriak naga hitam itu.

"Penguasa mu ini adalah keturunan ku, terutama gadis ini sangat di cintai oleh angin. Jangan coba-coba untuk merebutnya, karena saat ini kekuatan itu masih terkunci. Dan aku akan menjamin kekuatan itu tidak akan pernah bisa terbuka."

"Beraninya kau …." Naga itu terbang lalu menerjang Elena. 

"Perisai angin." Dewa dalam tubuh Elena dengan cepat membuat pelindung, karena itu sang naga tidak bisa mendekat. Perisai angin milik dewa angin sangat kuat, jika melawan perisai itu maka ia bisa di bawah oleh angin.

"Jika kau punya nyali maka keluarlah dari sana, dewa berengsek. Aku tidak akan mengampuni mu," tantang sang naga.

Jleb!

Sayap naga tersebut tertusuk oleh panah angin yang sangat besar, dan pelakunya adalah Aaron. 

"Anak itu sudah mencapai tingkat 11 level misteri hanya dalam waktu dua hari. Sangat hebat," batin dewa angin. 

Karena Aaron sudah datang maka dewa angin memutuskan untuk pergi, perisai angin itu hilang seiringan dengan pingsannya Elena.

Naga hitam itu berdecak kesal lalu dia menghilang dengan kekuatan teleportasi, saat ini dia belum bisa mendekati Elena karena tubuhnya terluka parah apalagi orang-orang mulai berdatangan ke area kelas pemanggil.

"Elena, Elena bangun! bangunlah!" Aaron menepuk pelan wajah sang adik. Namun sayangnya tidak ada respon sama sekali, lalu tidak lama para guru datang. 

Adrian langsung meminta ketua ahli ramuan untuk memeriksa keadaan Elena, beruntung Elena hanya tertidur. Sementara Aaron di minta untuk menjelaskan apa yang terjadi karena dia tiba lebih awal di tempat itu.

Aaron menceritakan semua yang dia lihat tanpa ada yang di tutupi, dengan demikian para tetua sekaligus kepala akademik harus segera mencari tentang naga itu.

*****

2 jam kemudian Elena pun bangun dari tidurnya. Saat itu ada Aaron bersama dengan Malvia di sampingnya. Malvia adalah rekan sekamar Elena yang jarang terlihat di kamar. Dia adalah bagian dari organisasi perlindungan akademik, identitasnya itu membuatnya sampai jarang berada di asrama. Kali ini dia di minta untuk melindungi Elena oleh pihak tetua akademik, mereka takut naga itu akan kembali mengincar Elena.

"Ana, apa kau baik … akh!" Aaron meringis kesakitan saat Elena memukul kepalanya.

"Panggil aku Irene, ingat itu. Jika kau masih sayang kepala mu," bisik Elena pada Aaron.

"Maafkan aku pak, tadi di kepala mu ada lalat. Aku membantu mu mengusir lalat itu. Tidak perlu berterima kasih," ucap Elena bersandiwara di depan Malvia.

"Apa kau baik-baik saja, Irene?" tanya Malvia mendekati Elena.

"Aku baik-baik saja, terima kasih telah mengkhawatirkan aku," jawab Elena tersenyum pada Malvia.

"Aku bawakan makanan untuk kalian," ucap Qinthia yang baru saja datang sambil membawa 3 kotak makanan.

"Ini tidak ada racun kan?" tanya Elena iseng ingin membuat Qinthia marah.

"Ada, banyak sekali jenis racun mematikan di dalam," jawab Qinthia dengan ketus.

Aaron tersenyum melihat tingkah keduanya. Barulah setelah itu ia mengambil kotak makanan bersama dengan Malvia.

"Kalian makanlah, biar aku yang menyuapi Elena. Jangan menahan lapar hanya karena anak bodoh ini," ucap Qinthia mengambil satu kotak makanan untuk Elena.

Tanpa rasa waspada sedikit pun Elena makan makanan dari suapan Qinthia, jika seperti ini orang yang melihat akan berpikir dengan sangat akur. Tidak ada yang tahu jika mereka bertengkar lewat telepati.

Saat semua selesai makan, Qinthia merapikan kotak makanan itu sementara Malvia pergi mencuci tangan sebentar.

"Jepitan itu menjadi sangat cantik di rambut mu," bisik Aaron membuat wajah Qinthia seketika memerah seperti tomat.

"Apa dia yang Qinthia maksud itu kakak? mungkin benar. Lagi pula hanya kakak yang suka memanggilku Ana," batin Elena menatap keduanya dengan tatapan berbinar.

*****

Perjalanan Jovanka ke akademik bulan sabit tidak berjalan mulus karena dia di serang oleh bandit di tengan jalan, sampai ia harus terjebak selama seminggu di rumah salah satu penduduk desa.

Hari ini adalah hari terakhir Jovanka di rumah itu karena kereta keluarga Ransom sudah datang untuk menjemputnya, barulah ia bisa bernafas lega.

"Silahkan duchess." Marry memberikan surat kabar pada Jovanka, Jovanka menerimanya. Sudah seminggu ia tidak tau kabar tentang ibu kota, jadi dia akan membaca surat kabar selama dalam perjalanan pulang.

"Apa ini Marry?" tanya Jovanka menujuk foto Ernest menggendong Sonia di atas kuda.

"Saya tidak tau pasti. Hanya saja hari itu Nona Sonia membuat keributan di pesta teh Tuan Ernest, lalu Nona Sonia kesal dan pergi. Tuan mengejarnya tanpa peduli pada para nona bangsawan di pesta itu. Besoknya surat kabar itu terbit kata tuan itu hanya sebuah gendongan jadi jangan berpikir berlebihan," jawab Marry.

"Hanya sebuah gendongan? kurang ajar." Jovanka membuang kertas itu lalu meminta kusir melaju dengan cepat, ia sudah tidak sabar ingin menampar wajah Sonia.

Sesampainya di ibu kota Jovanka langsung ke kediaman Sonia, dan ternyata oh ternyata Jovanka di sambut oleh kemesraan antara Ernest dan Sonia. Mereka duduk berhadapan sambil saling menyuapi potongan kue satu sama lain.

Prok prok prok.

Jovanka bertepuk tangan sambil melangkah mendekati keduanya, melihat Jovanka membuat Sonia ketakutan. Ia tidak menyangka wanita tua itu akan datang ke kediamannya.

*****

Bersambung

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

kutu kupret🐭🖤🐭

kutu kupret🐭🖤🐭

kanar>=>kabar kali Thor😅

2023-05-07

0

Livyana 171

Livyana 171

Emng ya bukan salah sonia seorang sih yg bs merusak sebuah hbngan krn klo si ernest itu tdk memberi kesempatan dan celah jg pasti ga akan mngkn sonia bs masuk😏ini mah saking 22 nya aja yg gatel😏

2023-04-30

2

Livyana 171

Livyana 171

Kesalah pahaman semakin melebar ya😅😅😅😅🤭

2023-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2 Bab 2 Awal yang baru.
3 Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4 Bab 4 Irene Castiello.
5 Bab 5 Ada yang berbeda.
6 Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7 Bab 7 Ratu permainan.
8 Bab 8 Penguasa monster.
9 Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10 Bab 10 Rencana gagal.
11 Bab 11 Yoluta.
12 Bab 12 Liotin kenangan.
13 Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14 Bab 14 Persiapan pertandingan.
15 Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16 Bab 16 Aku mencintai mu.
17 Bab 17 Pertandingan di mulai.
18 Bab 18 Tujuan utama Elena.
19 Bab 19 Inilah saatnya.
20 Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21 Pesan author
22 Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23 Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24 Bab 23 Lupakan saja dia.
25 Bab 24 Elena berpetualang.
26 Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27 Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28 Bab 27 Bertemu lagi.
29 Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30 Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31 Bab 30 Rencana sukses.
32 Bab 31 Putra dewa angin.
33 Bab 32 Masalah daging.
34 Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35 Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36 Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37 Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38 Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39 Bab 38 Aku menemukannya.
40 Bab 39 Bertemu Elios.
41 Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42 Bab 41 Aku benci anak genius.
43 Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44 Bab 43 Bukan tukang kebun.
45 Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46 Bab 45 Air hujan Undine.
47 Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48 Bab 47 Festival panen.
49 Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50 Bab 49 Melihat bukan ikut.
51 Bab 50 Manisan buah.
52 Bab 51 Fokuslah Elena.
53 Bab 52 Keberhasilan Haura.
54 Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55 Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56 Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57 Bab 56 Akhirnya pulang.
58 Bab 57 Ancaman Liana.
59 Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60 Bab 59 Jangan menghina makanan.
61 Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62 Bab 61 Akibat dari menguping.
63 Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64 Bab 63 Di kirim pulang.
65 Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66 Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67 Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68 Bab 67 Tempat apa ini?
69 Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70 Bab 69 Permata terakhir darinya.
71 Bab 70 Vivian yang malang.
72 Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73 Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74 Bab 73 Elena di culik.
75 Bab 74 Janji Hans.
76 Bab 75 Kehangatan Elena.
77 Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78 Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79 Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80 Bab 79 Keberhasilan Elena.
81 Bab 80 Tetua agung.
82 Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83 Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84 Bab 83 Bukan putri Rani.
85 Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86 Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87 Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88 Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89 Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90 Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91 Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92 Bab 91 Kembali ke menara.
93 Bab 92 Sampai jumpa.
94 Bab 93 Kejutan.
95 Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96 Bab 95 Penculikan Jolycia.
97 Bab 96 Bala Bantuan.
98 Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99 Bab 98 Berbohong padanya.
100 Bab 99 Ada yang aneh.
101 Bab 100 Mencoba mengingat.
102 Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103 Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104 Bab 103 Siapa Elena?
105 Bab 104 Terapi ledakan.
106 Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107 Bab 106 Jangan memaksa ku.
108 Bab 107 Apa ini semua?
109 Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110 Bab 109 Sosok asli Alfred.
111 Bab 110 Ruang potret.
112 Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113 Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114 Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115 Bab 115 Penyelamatan Alma.
116 Bab 115 Nyaris ketahuan.
117 Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118 Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119 Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120 Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121 Bab 120 Tamat.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2
Bab 2 Awal yang baru.
3
Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4
Bab 4 Irene Castiello.
5
Bab 5 Ada yang berbeda.
6
Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7
Bab 7 Ratu permainan.
8
Bab 8 Penguasa monster.
9
Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10
Bab 10 Rencana gagal.
11
Bab 11 Yoluta.
12
Bab 12 Liotin kenangan.
13
Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14
Bab 14 Persiapan pertandingan.
15
Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16
Bab 16 Aku mencintai mu.
17
Bab 17 Pertandingan di mulai.
18
Bab 18 Tujuan utama Elena.
19
Bab 19 Inilah saatnya.
20
Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21
Pesan author
22
Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23
Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24
Bab 23 Lupakan saja dia.
25
Bab 24 Elena berpetualang.
26
Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27
Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28
Bab 27 Bertemu lagi.
29
Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30
Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31
Bab 30 Rencana sukses.
32
Bab 31 Putra dewa angin.
33
Bab 32 Masalah daging.
34
Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35
Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36
Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37
Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38
Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39
Bab 38 Aku menemukannya.
40
Bab 39 Bertemu Elios.
41
Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42
Bab 41 Aku benci anak genius.
43
Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44
Bab 43 Bukan tukang kebun.
45
Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46
Bab 45 Air hujan Undine.
47
Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48
Bab 47 Festival panen.
49
Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50
Bab 49 Melihat bukan ikut.
51
Bab 50 Manisan buah.
52
Bab 51 Fokuslah Elena.
53
Bab 52 Keberhasilan Haura.
54
Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55
Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56
Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57
Bab 56 Akhirnya pulang.
58
Bab 57 Ancaman Liana.
59
Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60
Bab 59 Jangan menghina makanan.
61
Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62
Bab 61 Akibat dari menguping.
63
Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64
Bab 63 Di kirim pulang.
65
Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66
Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67
Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68
Bab 67 Tempat apa ini?
69
Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70
Bab 69 Permata terakhir darinya.
71
Bab 70 Vivian yang malang.
72
Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73
Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74
Bab 73 Elena di culik.
75
Bab 74 Janji Hans.
76
Bab 75 Kehangatan Elena.
77
Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78
Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79
Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80
Bab 79 Keberhasilan Elena.
81
Bab 80 Tetua agung.
82
Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83
Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84
Bab 83 Bukan putri Rani.
85
Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86
Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87
Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88
Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89
Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90
Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91
Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92
Bab 91 Kembali ke menara.
93
Bab 92 Sampai jumpa.
94
Bab 93 Kejutan.
95
Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96
Bab 95 Penculikan Jolycia.
97
Bab 96 Bala Bantuan.
98
Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99
Bab 98 Berbohong padanya.
100
Bab 99 Ada yang aneh.
101
Bab 100 Mencoba mengingat.
102
Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103
Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104
Bab 103 Siapa Elena?
105
Bab 104 Terapi ledakan.
106
Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107
Bab 106 Jangan memaksa ku.
108
Bab 107 Apa ini semua?
109
Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110
Bab 109 Sosok asli Alfred.
111
Bab 110 Ruang potret.
112
Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113
Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114
Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115
Bab 115 Penyelamatan Alma.
116
Bab 115 Nyaris ketahuan.
117
Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118
Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119
Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120
Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121
Bab 120 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!