Bab 8 Penguasa monster.

Beberapa saat yang lalu.

Setelah makan Elena mulai berpikir bagaimana caranya dia menjelaskan alasan jatuhnya Qinthia dari atas tebing area kelas pemanggil, walau pun tebingnya tidak tinggi Qinthia tetap akan terluka.

Lalu muncul ide licik di kepala kecilnya, dia membuat sandiwara dengan mencambuk dirinya sendiri hingga terluka. Tapi luka ini tidak akan membunuh atau menyakiti dirinya, sebab ini bisa sembuh dalam sekejab dengan ramuan Adrian.

Dan saat Adrian datang ia sangat terkejut melihat keadaan Elena, tanpa di jelaskan oleh Elena dia sudah tau apa yang terjadi dan karena ulah siapa sampai Elena mendapatkan semua luka itu.

Tanpa berpikir panjang Adrian membawa Elena menemui Qinthia, lalu seperti inilah yang terjadi.

"Kau bisa membela dia jika kau rasa dia benar. Tapi nak, aku punya bukti yaitu luka Irene yang disebabkan oleh cambuk api. Kau jangan lupa cambuk api adalah senjata langkah dan pemiliknya hanya ada satu di kekaisaran kita,"jawab Adrian.

Setelah mengatakan itu ia membawa Elena untuk di rawat, barulah ia pergi menemui kepala akademik untuk mengatakan semua yang terjadi. Louis juga ikut karena ia akan membela Qinthia.

"Dasar kau wanita menyebalkan," cetus Qinthia pada Elena yang berada di ranjang 3 meter darinya. Saat ini hanya ada mereka berdua di dalam ruang kesehatan.

"Ada apa kak? apa kakak marah padaku?" tanya Elena berpura-pura polos.

"Wah. Seharusnya Pak Adrian tidak menjadi guru mu, kau harus menjadi murid siluman rubah itu cocok untuk mu. Kau bilang aku wanita bertopeng, kalau aku tertopeng lalu kau apa? kau bukan hanya berbohong. Tapi juga menipu, buruknya lagi kau menipu guru mu sendiri."

"Kakak, aku tidak punya masalah denganmu. Lalu kenapa kau sangat membenci ku? aku bahkan tidak mengenal mu, lalu dari mana datangnya kebencian mu itu? tidak masuk akal kau benci pada ku hanya karena sebotol pil sian."

"Jika kau jawab pertanyaan ku maka kau akan dapatkan jawabannya."

"Konyol sekali.  Tidak ada di dunia ini yang membuat pertanyaan bisa menjadi jawaban kak. Apa kepala mu sedikit tergeser karena jatuh dari ketinggian."

"Jaga mulutmu, apa kau tidak pernah mendengar istilah mulut mu harimau mu?"

"Lalu apa kau sendiri pernah dengar istilah pembalasan lebih kejam dari perbuatan?"

"Aku sangat suka sifat mu, jika saja kau bukan saingan ku maka kita bisa jadi teman. Tapi sayangnya itu tidak akan mungkin terjadi, selamanya."

"Benarkah? aku juga tidak suka berteman dengan wanita bertopeng."

"Kau tidak suka lalu bagaimana dengan diri mu yang bermuka dua itu. Kau konyol sekali," ucap Qinthia mengalihkan pandangannya dari Elena.

"Dia terus menatap mu sejak kemarin, bahkan jika nama mu di sebut dia nampak akan berpikir sangat panjang sampai mengabaikan sekelilingnya. Dia membuat keributan hanya untuk melihat nama mu saja, dia menyebut nama mu  Ana padahal nama mu Irene. Aku tidak paham kenapa bisa begitu," lanjut Qinthia lagi, ada air mata yang menetes di wajahnya.

"Dia? dia siapa?" tanya Elena, sayangnya Qinthia diam saja. Ia malah merapikan ranjangnya lalu berbaring membelakangi Elena.

*****

Adrian dan Louis kembali dari kantor kepala akademik setelah hari gelap, sementara Elena bersama Qinthia telah kembali ke asrama mereka.

Seminggu berlalu dengan cepat. Hari ini adalah hari di mana keputusan tentang masalah Elena dan Qinthia keluar. Sayangnya masalah di antara kedua pihak terpaksa harus berakhir damai. Itu karena reputasi Qinthia yang sangat bagus, dan  tidak ada saksi mata saat kejadian itu terjadi.

Kepala akademik bersama para tetua setuju mengatakan jika kejadian itu adalah sebuah kecelakaan. Jika di teruskan maka bisa terjadi masalah besar di akademik.

"Aku pergi lebih dulu," pamit Qinthia pada teman sekamarnya sebelum berangkat menuju kelas.

Di tengah perjalanan menuju kelas seorang pria tampan menghadang jalan Qinthia. Ketampanan pria itu sekaligus rambut panjangnya yang di ikat, sambil mengenakan kaca mata membuat Qinthia terpesona. Pria di depannya saat ini adalah tipe pria idamannya.

"Maafkan aku jika aku kasar atau lancang. Bisakah kau tunjukan jalan menuju ruang kepala akademik pada ku?" tanya pria itu pada Qinthia.

"Sebelum ku beritahu, kau harus katakan siapa dirimu. Aku tidak bisa mengatakan hal informasi akademik pada orang asing," jawab Qinthia yang berusaha terlihat tenang.

"Kenalkan, aku adalah Aaron Abraham. Aku datang atas undangan kepala Akademik untuk menjadi guru di kelas elemental angin. Apa sekarang bisa kau katakan di mana ruangannya?"

"Di bangunan besar itu." Qinthia menunjuk bangunan paling besar yang ada di akademik.

"Terima kasih, lalu ini untukmu." Aaron memberikan jepitan rambut yang indah dengan permata warna merah di sana.

"Apa ini?" tanya Qinthia kebingungan.

"Sebelumnya itu adalah jimat keberuntungan ku yang aku dapat dari ibu, sekarang itu aku berikan pada mu karena kau adalah wanita yang baik. Dari pada aku simpan, jepitan itu akan menjadi sangat sempurna pada wanita cantik seperti mu," jawab Aaron hingga akhirnya berlalu meninggalkan Qinthia.

"Pria itu … dia tau cara menghormati seorang wanita. Lupakan saja! aku tidak bisa jatuh cinta padanya, aku milik Kak Louis selamanya," batin Qinthia, ia melempar jepitan itu ke semak-semak dan pergi begitu saja.

Di sisi lain Elena terjebak di antara buku-buku mantra, ia tidak bisa merapalkan mantra itu tanpa izin dari Adrian. Karena tenaga dalam seorang petarung harus kuat terlebih dulu sebelum berlatih, jika tidak tubuh mereka akan meledak.

Tapi saat ini tenaga dalam Elena sudah cukup kuat, ia memperkirakan jika dirinya telah mencapai tingkat 12 atau tingkat akhir level dasar. Itu bukan sekedar perkiraan saja, sebab dalam seminggu ini ia berlatih memperkuat tenaga dalam sepanjang waktu. Di bantu dengan ingatan latihan yang ia gunakan di kehidupan sebelumnya, ia menjadi sangat cepat berkembang.

"Apa seharusnya aku coba dulu," pikir Elena penasaran.

Ia pun melihat mantra pemanggil Level dasar. Kali ini ia hanya bisa bertaruh dengan kemampuannya, atau dia akan memakan waktu yang lama untuk sekedar memanggil roh elemental level rendah.

Di saat yang sama Adrian sedang melakukan penelitian tentang cara cepat mencapai level bumi, di ruangannya dengan bantuan Undine. Tapi Undine tidak fokus, ia sampai beberapa kali membuat air tergenang dalam ruangan.

"Undine, jika kau terus melamun maka akademik bisa banjir. Fokuslah!" ucap Adrian yang terganggu karena Undine.

"Wanita itu jika mengingat dia, aku jadi sangat gemetar. Apalagi aku melihat itu ada di belakangnya," jawab Undine membuat Adrian berhenti bekerja.

"Wanita itu siapa? dan apa yang ada di belakangnya?" 

"Murid mu itu, ada … ada bayangan penguasa monster dan dewa angin di belakangnya. Bahkan dewa angin merangkul pundaknya dengan penuh cinta, siapa dia sebenarnya?"

"Ini tidak masuk akal. Penguasa monster sudah 1000 tahun memiliki hubungan buruk dengan para dewa, monster suka menyerang dunia manusia yang di lindungi oleh para dewa melalui para keturunannya. Lalu bagaimana bisa bayangan penguasa monster adalah bayangnya, sementara dewa angin tetap merangkulnya dengan penuh cinta. Irene berasal dari keluarga Castiello, dan keluarga yang di cintai oleh angin adalah keluarga Abraham. Itu mungkin hanya imajinasimu saja apalagi penguasa monster sudah tiada 500 tahun lalu," jelas Adrian panjang lebar pada Undine.

Tiba-tiba saja terjadi ledakan yang sangat besar dari arah area kelas pemanggil, ledakan itu sampai membuat gempa yang besar.

*****

Bersambung

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

Livyana 171

Livyana 171

Semog Qinshia sm Aaron sja biar bs kakak iparan sm elena🤭

2023-04-30

0

Oi Min

Oi Min

Aaron kakaknya Irene kah??? ini gombal ato Aaron bneran puji Qinthia?.. oh me gat

2023-04-25

1

Frando Kanan

Frando Kanan

ada bayangan penguasa monster Dan dewa angin? si Elena? apa mungkin....ada org unknown yg reinkarnasi?

2023-03-06

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2 Bab 2 Awal yang baru.
3 Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4 Bab 4 Irene Castiello.
5 Bab 5 Ada yang berbeda.
6 Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7 Bab 7 Ratu permainan.
8 Bab 8 Penguasa monster.
9 Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10 Bab 10 Rencana gagal.
11 Bab 11 Yoluta.
12 Bab 12 Liotin kenangan.
13 Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14 Bab 14 Persiapan pertandingan.
15 Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16 Bab 16 Aku mencintai mu.
17 Bab 17 Pertandingan di mulai.
18 Bab 18 Tujuan utama Elena.
19 Bab 19 Inilah saatnya.
20 Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21 Pesan author
22 Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23 Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24 Bab 23 Lupakan saja dia.
25 Bab 24 Elena berpetualang.
26 Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27 Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28 Bab 27 Bertemu lagi.
29 Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30 Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31 Bab 30 Rencana sukses.
32 Bab 31 Putra dewa angin.
33 Bab 32 Masalah daging.
34 Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35 Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36 Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37 Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38 Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39 Bab 38 Aku menemukannya.
40 Bab 39 Bertemu Elios.
41 Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42 Bab 41 Aku benci anak genius.
43 Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44 Bab 43 Bukan tukang kebun.
45 Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46 Bab 45 Air hujan Undine.
47 Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48 Bab 47 Festival panen.
49 Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50 Bab 49 Melihat bukan ikut.
51 Bab 50 Manisan buah.
52 Bab 51 Fokuslah Elena.
53 Bab 52 Keberhasilan Haura.
54 Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55 Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56 Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57 Bab 56 Akhirnya pulang.
58 Bab 57 Ancaman Liana.
59 Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60 Bab 59 Jangan menghina makanan.
61 Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62 Bab 61 Akibat dari menguping.
63 Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64 Bab 63 Di kirim pulang.
65 Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66 Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67 Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68 Bab 67 Tempat apa ini?
69 Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70 Bab 69 Permata terakhir darinya.
71 Bab 70 Vivian yang malang.
72 Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73 Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74 Bab 73 Elena di culik.
75 Bab 74 Janji Hans.
76 Bab 75 Kehangatan Elena.
77 Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78 Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79 Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80 Bab 79 Keberhasilan Elena.
81 Bab 80 Tetua agung.
82 Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83 Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84 Bab 83 Bukan putri Rani.
85 Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86 Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87 Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88 Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89 Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90 Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91 Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92 Bab 91 Kembali ke menara.
93 Bab 92 Sampai jumpa.
94 Bab 93 Kejutan.
95 Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96 Bab 95 Penculikan Jolycia.
97 Bab 96 Bala Bantuan.
98 Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99 Bab 98 Berbohong padanya.
100 Bab 99 Ada yang aneh.
101 Bab 100 Mencoba mengingat.
102 Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103 Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104 Bab 103 Siapa Elena?
105 Bab 104 Terapi ledakan.
106 Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107 Bab 106 Jangan memaksa ku.
108 Bab 107 Apa ini semua?
109 Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110 Bab 109 Sosok asli Alfred.
111 Bab 110 Ruang potret.
112 Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113 Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114 Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115 Bab 115 Penyelamatan Alma.
116 Bab 115 Nyaris ketahuan.
117 Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118 Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119 Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120 Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121 Bab 120 Tamat.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2
Bab 2 Awal yang baru.
3
Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4
Bab 4 Irene Castiello.
5
Bab 5 Ada yang berbeda.
6
Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7
Bab 7 Ratu permainan.
8
Bab 8 Penguasa monster.
9
Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10
Bab 10 Rencana gagal.
11
Bab 11 Yoluta.
12
Bab 12 Liotin kenangan.
13
Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14
Bab 14 Persiapan pertandingan.
15
Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16
Bab 16 Aku mencintai mu.
17
Bab 17 Pertandingan di mulai.
18
Bab 18 Tujuan utama Elena.
19
Bab 19 Inilah saatnya.
20
Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21
Pesan author
22
Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23
Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24
Bab 23 Lupakan saja dia.
25
Bab 24 Elena berpetualang.
26
Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27
Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28
Bab 27 Bertemu lagi.
29
Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30
Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31
Bab 30 Rencana sukses.
32
Bab 31 Putra dewa angin.
33
Bab 32 Masalah daging.
34
Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35
Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36
Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37
Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38
Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39
Bab 38 Aku menemukannya.
40
Bab 39 Bertemu Elios.
41
Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42
Bab 41 Aku benci anak genius.
43
Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44
Bab 43 Bukan tukang kebun.
45
Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46
Bab 45 Air hujan Undine.
47
Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48
Bab 47 Festival panen.
49
Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50
Bab 49 Melihat bukan ikut.
51
Bab 50 Manisan buah.
52
Bab 51 Fokuslah Elena.
53
Bab 52 Keberhasilan Haura.
54
Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55
Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56
Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57
Bab 56 Akhirnya pulang.
58
Bab 57 Ancaman Liana.
59
Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60
Bab 59 Jangan menghina makanan.
61
Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62
Bab 61 Akibat dari menguping.
63
Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64
Bab 63 Di kirim pulang.
65
Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66
Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67
Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68
Bab 67 Tempat apa ini?
69
Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70
Bab 69 Permata terakhir darinya.
71
Bab 70 Vivian yang malang.
72
Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73
Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74
Bab 73 Elena di culik.
75
Bab 74 Janji Hans.
76
Bab 75 Kehangatan Elena.
77
Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78
Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79
Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80
Bab 79 Keberhasilan Elena.
81
Bab 80 Tetua agung.
82
Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83
Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84
Bab 83 Bukan putri Rani.
85
Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86
Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87
Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88
Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89
Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90
Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91
Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92
Bab 91 Kembali ke menara.
93
Bab 92 Sampai jumpa.
94
Bab 93 Kejutan.
95
Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96
Bab 95 Penculikan Jolycia.
97
Bab 96 Bala Bantuan.
98
Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99
Bab 98 Berbohong padanya.
100
Bab 99 Ada yang aneh.
101
Bab 100 Mencoba mengingat.
102
Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103
Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104
Bab 103 Siapa Elena?
105
Bab 104 Terapi ledakan.
106
Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107
Bab 106 Jangan memaksa ku.
108
Bab 107 Apa ini semua?
109
Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110
Bab 109 Sosok asli Alfred.
111
Bab 110 Ruang potret.
112
Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113
Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114
Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115
Bab 115 Penyelamatan Alma.
116
Bab 115 Nyaris ketahuan.
117
Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118
Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119
Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120
Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121
Bab 120 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!