Bab 7 Ratu permainan.

Sonia terus mondar-mandir sejak pagi karena sampai hari menjelang siang, Ernest belum datang untuk menemuinya atau mengundangnya. Sonia tau betul jika menyangkut sesuatu yang penting tentang tunangannya, Ernest selalu mengutamakan hal itu.

"Siapkan kereta kuda, kita akan pergi ke Kediaman Ransom," perintah Sonia kepada pelayannya, ia tidak mau menunggu lebih lama lagi.

Sesampainya di kediaman Ransom, Sonia mendapati Ernest sedang melakukan pesta teh bersama para nona bangsawan. Mereka terlihat sangat bahagia membicarakan sesuatu, bahkan sesekali mereka tertawa bersama.

"Apa ini? bagaimana bisa dia begitu bahagia sementara aku di rumah terus memikirkannya. Dia keterlaluan," batin Sonia menggigit kuku ibu jarinya.

"Eh! Sonia!" teriak Ernest saat tatapan mereka bertemu, spontan teriakan itu membuat tatapan para nona bangsawan langsung teralihkan pada Sonia.

"Permisi sebentar," pamit Ernest kepada para lady. Namun, ada salah satu lady mencekal tangan Ernest saat ia hendak berdiri

"Nona Chika, ada apa?" tanya Ernest kebingungan.

Chika tidak menjawab, ia malah berdiri dari tempat duduknya dan beranjak ke depan meja.

"Yo, Nona Sonia. Lama tidak bertemu. Kenapa anda ada di sini? waktu pesta teh sudah hampir selesai, jika anda memang diundang maka seharusnya kau datang 2 jam yang lalu. Tapi kenapa baru muncul sekarang? apa anda secara pribadi datang menemui kekasih sahabat anda?" tanya Chika diringi senyuman sinis oleh beberapa nona.

"Nona Chika, bukankah menanyakan hal itu sangat tidak baik? aku memang tidak di undang oleh Ernest ke pesta teh kalian. Walau pun begitu kedatangan ku ke mari tidak ada urusannya dengan anda. Bukankah anda bersama para nona juga teman Elena, kenapa kalian datang menemui kekasih teman kalian? jika mau maka aku bisa mengajukan pertanyaannya yang sama. Tapi, aku tidak selancang itu," jawab Sonia, ia tidak akan diam saja saat teman-teman Elena dari pergaulan kelas atas berniat menghina dirinya

"Para nona bangsawan, kalian dengar itu? aku tidak tau Nona Sonia sedekat itu dengan Tuan Ernest sampai menyebut namanya secara langsung," timpal salah seorang nona bangsawan.

"Kau sangat lancang Sonia," kesal Ernest karena dirinya juga ikut di ejek sebab kecerobohan Sonia.

"Kau memarahiku karena mereka? aku tidak percaya kau akan bersikap seperti ini padaku. Padahal aku datang jauh-jauh hanya untukmu. Cih!" Sonia sangat kesal dan langsung pergi dari sana.

"Tidak Sonia. Tunggu!" Ernest juga langsung beranjak dari sana dan pergi menyusul Sonia.

"Kalian lihat itu? Mereka main kejar-kejaran sekarang. Elena harus tau ini atau dia akan di bodohi selamanya oleh mereka berdua. Aku tidak tahan lagi dengan wanita rendahan itu," ucap Chika kepada para nona.

"Tapi, apa Nona Elena akan percaya pada kita? kita sudah mengatakan padanya berapa kali, dan hasilnya malah kita yang kena amarahnya. Dia gadis polos saking polosnya dia mudah di bodohi," timpal salah satu nona, ia merasa jika semuanya akan sia-sia walau pun Elena tau.

"Aku ingin mencoba sekali lagi setelah itu, aku tidak akan peduli lagi. Entah dia mau percaya atau tidak, itu keputusannya. Ayo kita pulang karena pesta teh sudah berakhir," ajak Chika di setujui oleh para nona bangsawan yang hadir saat itu.

Sementara itu di sisi lain Ernest menunggangi kuda untuk mengejar kereta kuda Sonia, saat jarak kereta kuda semakin dekat Ernest menendang bagian tengah kereta membuat kereta itu kehilangan keseimbangan dan terhenti. Ernest juga menghentikan kudanya lalu turun dari atas kuda seraya mendekati kereta Sonia.

"Sikap macam apa ini, Tuan Ernest?" teriak Sonia dari jendela kereta.

"Jangan bertanya dan turunlah dari kereta mu. Kita harus bicara," perintah Ernest.

"Kau pikir siapa dirimu? berani sekali kau memerintahku seolah aku adalah pelayanmu. Aku bisa saja melaporkanmu atas tindak kejahatan kepada seorang wanita."

"Laporkan aku setelah kita bicara."

"Aku tidak mau." Sonia menutup tirai jendela dan meminta kusir untuk melajukan kereta. 

Sayangnya Ernest dengan cepat  melepaskan kuda-kuda di kereta  Sonia agar kereta itu tidak bisa pergi ke mana pun. Hal itu Sonia menjadi sangat jengkel dan keluar dari dalam kereta.

"Ingat ini baik-baik Ernest," ucap Sonia mengacungkan jari telunjuknya, "Jangan buat aku ha … kya!"

Ernest langsung menggendong Sonia lalu membawanya naik ke atas kuda, semua orang yang ada di sekitar mereka terkejut karena itu.

"Apa ini? turunkan aku!" bisik Sonia, Ernest hanya tersenyum lalu memacu kuda ke arah kediaman Castiello.

"Aku minta maaf karena sudah membentakmu tadi. Tapi aku lakukan itu karena mereka semua datang atas undangan ibuku, jika aku membuat pesta maka kau pasti akan aku undang. Aku tidak mau membuat mereka memikirkan hal-hal kotor tentang mu, lalu secara tiba-tiba muncul di sana. Lupakan saja hal itu, karena kali ini aku yakin kita akan masuk surat kabar nanti," balas Ernest.

"Tapi ini semua salah mu, kau menabrak kereta ku lebih dulu, lalu menculik ku di depan umum."

"Itu karena kau tidak mau menurut."

"Lagi pula untuk apa kau menyusul ku jika hanya untuk menjelaskan hal itu. Kau tidak harus peduli pada ku, aku hanya sahabat dari kekasih mu saja."

"Kau sama berartinya dengan dia bagi ku, aku tidak mau kau terluka atau sakit hati karena aku."

"Aku tidak mau kau samakan dengan dia, tidak bisakah aku menjadi lebih berarti dari dia?"

"Jangan mengujiku lagi, kau suka sekali menguji ku seperti itu. Tentu saja kalian berarti bagi ku pada tempat kalian masing-masing," jawab Ernest membuat Sonia sedikit kecewa dan sedikit berharap juga.

*****

Qinthia tidak bisa menjawab setelah melihat semua luka itu, bahkan jika dia mengatakan yang sebenarnya mustahil akan ada yang percaya padanya.

"Anda salah paham, pak. Kak Qinthia tidak melakukan apa pun padanya, kakak pergi menemuinya hanya untuk bertanya kenapa dia membuang Pil Sian yang kakak berikan padanya," jawab Alice yang mendapatkan tatapan tajam dari Adrian.

"Aku tidak bertanya padamu, jangan menguji kesabaran ku," tegas Adrian pada Alice, lalu dia beralih pada Qinthia, "Aku tidak mau tau apa alasan mu datang ke area kelas ku. Tapi dengan datang ke sana tanpa izin dari ku saja, itu sudah menjadi kesalahan terbesarmu."

"Guru." Elena menarik pelan lengan baju Adrian, saat Adrian menatapnya ia malah menggeleng.

"Katakan Qinthia," bentak Adrian menatap Qinthia yang gemetar ketakutan.

"Harus aku akui kehebatan mu dalam bersandiwara. Kau menyakiti Irene lalu menjatuhkan diri mu dari atas ketinggian,  kau lakukan itu agar tidak akan di salahkan dan semua kesalahan mu dijatuhkan pada Irene. Kau memang dewi kegelapan yang sangat jahat," lanjut Adrian.

"Qinthia tidak mungkin melakukan itu. Mungkin yang kau katakan masuk akal. Tapi semua orang di akademik ini tau seperti apa Qinthia, kau tidak bisa menuduh dia sembarangan. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi karena aku akan bersaksi jika yang salah bukan Qinthia." Louis buka suara untuk membela Qinthia.

*****

Bersambung.

Silakan tinggalkan jejak and dukung selalu author, karena dukungan kalian sangatlah berarti😘

Terpopuler

Comments

Naraa 🌻

Naraa 🌻

Louis Lo bego mana yg katanya cinta masa gitu aja nyerah dan ga kenalin org yg Lo cinta trus bego bgt ketipu sama Medusa

2023-05-09

2

Livyana 171

Livyana 171

sebnrnya yg dr klrga ramson itu ernest atau elena sih ???🤔

2023-04-30

1

Oi Min

Oi Min

kwe ki pye to Lou..... jare pengen memperjuangkan cinta Elena..... ning kok malah mbelo Qinthia??

2023-04-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2 Bab 2 Awal yang baru.
3 Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4 Bab 4 Irene Castiello.
5 Bab 5 Ada yang berbeda.
6 Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7 Bab 7 Ratu permainan.
8 Bab 8 Penguasa monster.
9 Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10 Bab 10 Rencana gagal.
11 Bab 11 Yoluta.
12 Bab 12 Liotin kenangan.
13 Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14 Bab 14 Persiapan pertandingan.
15 Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16 Bab 16 Aku mencintai mu.
17 Bab 17 Pertandingan di mulai.
18 Bab 18 Tujuan utama Elena.
19 Bab 19 Inilah saatnya.
20 Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21 Pesan author
22 Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23 Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24 Bab 23 Lupakan saja dia.
25 Bab 24 Elena berpetualang.
26 Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27 Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28 Bab 27 Bertemu lagi.
29 Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30 Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31 Bab 30 Rencana sukses.
32 Bab 31 Putra dewa angin.
33 Bab 32 Masalah daging.
34 Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35 Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36 Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37 Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38 Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39 Bab 38 Aku menemukannya.
40 Bab 39 Bertemu Elios.
41 Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42 Bab 41 Aku benci anak genius.
43 Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44 Bab 43 Bukan tukang kebun.
45 Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46 Bab 45 Air hujan Undine.
47 Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48 Bab 47 Festival panen.
49 Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50 Bab 49 Melihat bukan ikut.
51 Bab 50 Manisan buah.
52 Bab 51 Fokuslah Elena.
53 Bab 52 Keberhasilan Haura.
54 Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55 Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56 Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57 Bab 56 Akhirnya pulang.
58 Bab 57 Ancaman Liana.
59 Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60 Bab 59 Jangan menghina makanan.
61 Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62 Bab 61 Akibat dari menguping.
63 Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64 Bab 63 Di kirim pulang.
65 Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66 Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67 Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68 Bab 67 Tempat apa ini?
69 Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70 Bab 69 Permata terakhir darinya.
71 Bab 70 Vivian yang malang.
72 Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73 Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74 Bab 73 Elena di culik.
75 Bab 74 Janji Hans.
76 Bab 75 Kehangatan Elena.
77 Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78 Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79 Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80 Bab 79 Keberhasilan Elena.
81 Bab 80 Tetua agung.
82 Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83 Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84 Bab 83 Bukan putri Rani.
85 Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86 Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87 Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88 Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89 Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90 Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91 Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92 Bab 91 Kembali ke menara.
93 Bab 92 Sampai jumpa.
94 Bab 93 Kejutan.
95 Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96 Bab 95 Penculikan Jolycia.
97 Bab 96 Bala Bantuan.
98 Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99 Bab 98 Berbohong padanya.
100 Bab 99 Ada yang aneh.
101 Bab 100 Mencoba mengingat.
102 Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103 Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104 Bab 103 Siapa Elena?
105 Bab 104 Terapi ledakan.
106 Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107 Bab 106 Jangan memaksa ku.
108 Bab 107 Apa ini semua?
109 Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110 Bab 109 Sosok asli Alfred.
111 Bab 110 Ruang potret.
112 Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113 Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114 Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115 Bab 115 Penyelamatan Alma.
116 Bab 115 Nyaris ketahuan.
117 Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118 Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119 Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120 Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121 Bab 120 Tamat.
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke masa lalu.
2
Bab 2 Awal yang baru.
3
Bab 3 Pergi untuk melupakan.
4
Bab 4 Irene Castiello.
5
Bab 5 Ada yang berbeda.
6
Bab 6 Wanita bermuka dua dan wanita bertopeng.
7
Bab 7 Ratu permainan.
8
Bab 8 Penguasa monster.
9
Bab 9 Amarah Jovanka dan pesan Author.
10
Bab 10 Rencana gagal.
11
Bab 11 Yoluta.
12
Bab 12 Liotin kenangan.
13
Bab 13 Akibat terlalu lengah.
14
Bab 14 Persiapan pertandingan.
15
Bab 15 Tidak ada yang berubah.
16
Bab 16 Aku mencintai mu.
17
Bab 17 Pertandingan di mulai.
18
Bab 18 Tujuan utama Elena.
19
Bab 19 Inilah saatnya.
20
Bab 20 Manfaatkan aku, Elena.
21
Pesan author
22
Bab 21 Aku tidak butuh bantuan siapa pun.
23
Bab 22 Berikan beban itu pada Luca.
24
Bab 23 Lupakan saja dia.
25
Bab 24 Elena berpetualang.
26
Bab 25 Kehilangan uang di kota orang.
27
Bab 26 Abigail, wanita berapi.
28
Bab 27 Bertemu lagi.
29
Bab 28 Keadilan penguasa kota.
30
Bab 29 Lukisan kebahagiaan.
31
Bab 30 Rencana sukses.
32
Bab 31 Putra dewa angin.
33
Bab 32 Masalah daging.
34
Bab 33 Kebetulan yang aneh.
35
Bab 34 Louis dengan semua rencananya.
36
Bab 35 Wanita di balik jeruji besi.
37
Bab 36 Elios, dewa yang dibuang.
38
Bab 37 Misi di tebing yang tinggi.
39
Bab 38 Aku menemukannya.
40
Bab 39 Bertemu Elios.
41
Bab 40 Keponakan Elios, Jolicia.
42
Bab 41 Aku benci anak genius.
43
Bab 42 Tujuan kedua Elena.
44
Bab 43 Bukan tukang kebun.
45
Bab 44 Perkiraan Sonia yang salah.
46
Bab 45 Air hujan Undine.
47
Bab 46 Berdebat dengan Kenzi.
48
Bab 47 Festival panen.
49
Bab 48 Surat pertama dari Leon dan Elios.
50
Bab 49 Melihat bukan ikut.
51
Bab 50 Manisan buah.
52
Bab 51 Fokuslah Elena.
53
Bab 52 Keberhasilan Haura.
54
Bab 53 Keberhasilan dalam ujian.
55
Bab 54 Keluar dari Daratan Agung.
56
Bab 55 Arti Irene bagi ku.
57
Bab 56 Akhirnya pulang.
58
Bab 57 Ancaman Liana.
59
Bab 58 Louis dan masalah dapurnya.
60
Bab 59 Jangan menghina makanan.
61
Bab 60 Harga dari sebuah persahabatan.
62
Bab 61 Akibat dari menguping.
63
Bab 62 Drama dalam perjamuan.
64
Bab 63 Di kirim pulang.
65
Bab 64 Tiada hari tanpa rencana.
66
Bab 65 Tidak pernah merasa aman.
67
Bab 66 Menghilang tanpa jejak.
68
Bab 67 Tempat apa ini?
69
Bab 68 Masa lalu kaisar naga.
70
Bab 69 Permata terakhir darinya.
71
Bab 70 Vivian yang malang.
72
Bab 71 Sumpah setia yang di tolak.
73
Bab 72 Kau harus bertindak sepertinya.
74
Bab 73 Elena di culik.
75
Bab 74 Janji Hans.
76
Bab 75 Kehangatan Elena.
77
Bab 76 Sikap lancang Rafael.
78
Bab 77 Kejutan dari kekuatan Elena.
79
Bab 78 Perdebatan dan keyakinan Hans.
80
Bab 79 Keberhasilan Elena.
81
Bab 80 Tetua agung.
82
Bab 81 Avatar dewi ramuan.
83
Bab 82 Apa yang Elena tidak tahu.
84
Bab 83 Bukan putri Rani.
85
Bab 84 Kau memang putri kami, Elena.
86
Bab 85 Ingin mengerjainya sedikit.
87
Bab 86 Kebenaran tentang Elena.
88
Bab 87 Kembali dengan perasaan lega.
89
Bab 88 Bermain cantik ala Arthur.
90
Bab 89 Kalian akan tinggal bersama ku.
91
Bab 90 Menyukaimu apa adanya.
92
Bab 91 Kembali ke menara.
93
Bab 92 Sampai jumpa.
94
Bab 93 Kejutan.
95
Bab 94 Mulut untuk bergosip.
96
Bab 95 Penculikan Jolycia.
97
Bab 96 Bala Bantuan.
98
Bab 97 2 Kehidupan Sebelumnya.
99
Bab 98 Berbohong padanya.
100
Bab 99 Ada yang aneh.
101
Bab 100 Mencoba mengingat.
102
Bab 101 Pria yang suka berkorban.
103
Bab 102 Memanfaatkan kasih sayang Elena.
104
Bab 103 Siapa Elena?
105
Bab 104 Terapi ledakan.
106
Bab 105 Orang konyol selalu muncul.
107
Bab 106 Jangan memaksa ku.
108
Bab 107 Apa ini semua?
109
Bab 108 Yang mana gadis bernama Elena?
110
Bab 109 Sosok asli Alfred.
111
Bab 110 Ruang potret.
112
Bab 111 Membuatnya terlalu sakit.
113
Bab 112 Ayo, kembali pada nona.
114
Bab 113 Bukti kepribadian Elena.
115
Bab 115 Penyelamatan Alma.
116
Bab 115 Nyaris ketahuan.
117
Bab 116 Perintah untuk Dewa Perang.
118
Bab 117 Datang ke kediaman Alfred.
119
Bab 118 Akhir dan pertemuan.
120
Bab 119 Berikan dia kebahagian, bukan yang terbaik.
121
Bab 120 Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!